Rabu, 03 November 2021

Renungan hari ini: “ORANG YANG BERMURAH HATI” (Amsal 11:17)

 Renungan hari ini:

 

“ORANG YANG BERMURAH HATI”




 

Amsal 11:17 (TB) "Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri"

 

Proverbs 11:17 (NET) "A kind person benefits himself, but a cruel person brings himself trouble"

 

Ada kebaikan di balik sikap bermurah hati. Kebaikan itu pertama dirasakan oleh kita sendiri, kemudian menyebar kepada orang lain di sekitar kita. Sebaliknya orang yang tega melihat kesusahan orang lain dan menutup pintu hatinya rapat-rapat, itu tidaklah mendatangkan manfaat tapi malah merugikan bahkan menyiksa diri sendiri. Itu kata firman Tuhan. Bukankah firman Tuhan pun sudah berkata bahwa "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan" (Ams. 11:24) dan "Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki" (Ams. 28:27). Firman Tuhan sudah mengatakan bahwa kerelaan memberi, membagikan sebagian dari apa yang ada pada kita untuk saudara-saudara kita yang tengah kesusahan tidak akan pernah membuat kita berkekurangan. Ini sejalan dengan bagian dari kotbah Yesus di atas bukit yang kita lihat kemarin, "Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan" (Mat. 5:7).

 

Selanjutnya, cukupkah murah hati itu diwakili oleh sebuah perasaan kasihan, ungkapan simpati yang hanya berhenti hingga kata-kata yang keluar dari mulut saja? Tentu saja tidak. Perhatikan firman Tuhan berikut: "Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yoh. 3:17). Bagaimana mungkin kita mengaku memiliki kasih Allah, mengaku sebagai anak Allah, tetapi kita tidak melakukan apa-apa secara nyata dan hanya bergumam kasihan saja kepada orang lain? Maka apa yang harus kita lakukan pun hadir dalam ayat berikutnya. "Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran" (1 Yoh. 18). Bukan hanya dengan perkataan, bukan sebatas di bibir atau lidah saja, tetapi haruslah lewat perbuatan-perbuatan yang dilakukan/diaplikasikan secara nyata dan berakar dalam kebenaran.

 

Orang yang murah hati itu sama artinya berbuat baik kepada dirinya sendiri.  Orang yang murah hati adalah orang yang bersedia mengulurkan tangannya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongannya.  Orang yang murah hati tidak pernah menganggap bahwa kebaikan yang dilakukannya merupakan suatu paksaan atau kerugian baginya, sebaliknya ia melakukan kebaikan itu dengan sukacita, tanpa mengharapkan balasan dan pamrih.  Tidak ada kata sia-sia bagi orang yang bermurah hati atau berbuat baik kepada orang lain!  Di dalam Amsal 19:17 tertulis:  "Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu."  Jadi, orang yang berbuat kepada orang lain sesungguhnya sedang melakukan kebaikan bagi dirinya sendiri, sebab Tuhan pasti membalas perbuatan baiknya.  "Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga"  (2 Kor. 9:6).

 

Satu hal penting yang harus diperhatikan saat melakukan suatu kebaikan kepada orang lain adalah motivasi hati.  Jangan sampai ada tendensi atau motivasi terselubung!  Kalau kita berbuat baik atau bermurah hati kepada orang lain, dengan tujuan supaya mendapatkan pujian, maka upah kita pun hanya sebatas pujian tersebut.  Karena itu  "Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan"  (2 Kor. 9:7).  Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan, melakukan kebaikan adalah sebuah keharusan, sebagai ungkapan rasa syukur karena Tuhan telah terlebih dahulu melakukan kebaikan kepada kita, mengorbankan nyawa-Nya untuk menebus dosa-dosa kita, sehingga kita diselamatkan. Karena itu, janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...