Renungan hari ini:
“DIPERDAMAIKAN DENGAN ALLAH”
2 Korintus 5:18 (TB) "Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami"
2 Corinthians 5:18 (NET) "And all these things are from God who reconciled us to himself through Christ, and who has given us the ministry of reconciliation"
Diperdamaikan berarti persahabatan atau keharmonisan itu dipulihkan kembali. Ketika teman lama menyelesaikan perbedaan dan memulihkan hubungan mereka, pendamaian pun terwujud. Demikian halnya dengan manusia. Dosa telah merusak hubungan manusia dengan Tuhan Allah. Allah menjadi tak terhampiri dan tak berkenan kepada manusia. Parahnya lagi, manusia tidak akan pernah mampu menyelesaikan dosanya, menyembunyikan perbuatan dosanya, dan membersihkan diri dari dosa. Perbuatan baik tidak akan pernah dapat membenarkan manusia di hadapan Allah. Manusia kehilangan jalannya untuk kembali kepada Allah. Seandainya manusia harus bergantung kepada dirinya sendiri, maka manusia tak akan pernah selamat. Manusia pasti binasa.
Nas hari ini memberikan 3 hal penting terkait dengan bagaimana kita berdamai dengan Allah, yakni:
Pertama, berdamai dengan ALLAH hanya dapat dilakukan dengan perantaraan Kristus. Dunia seakan menawarkan banyak jalan untuk berdamai dengan ALLAH serta “mengiming-imingi” atau menjanjikan jalan menuju Sorga dengan caranya masing-masing, namun demikian tidak ada satupun yang dunia tawarkan yang sungguh-sungguh dapat menghantarkan kita ke Sorga dan kembali dalam hubungan yang erat dengan ALLAH kecuali melalui Kristus. Kisah Para Rasul 4:12, "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan" (1 Tim. 2:5-6). Karenanya, jangan bimbang, jangan pikir panjang, percayalah dan tetapkan pilihan, keputusan serta kepercayaan kita hanya kepada Tuhan Yesus Kristus.
Kedua, seberapa pun besarnya dosa kita, Kristus bisa mendamaikan kita dengan ALLAH. Tanpa disadari, seringkali manusia merasakan dan mengalami seperti yang dialami oleh Adam. ketika Adam jatuh dalam dosa, Adam bersembunyi dan berusaha untuk menghindar dari Allah. Dalam Kejadian 3:8-10 disebutkan, "Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya:"Di manakah engkau?" Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
Demikian juga dengan kebanyakan orang, mereka merasa dosa mereka terlalu besar dan tidak layak untuk diampuni, tidak layak untuk menghadap Tuhan. Ini adalah salah satu manifestasi dari intimidasi dosa yang berupaya mempertahankan manusia dalam keadaan keberdosaannya. Jangan mau ditipu oleh dosa, ingatlah Firman Tuhan yang mengatakan: "Marilah, baiklah kita beperkara! - firman TUHAN - Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba" (Yes. 1:18). Seberapa pun besarnya dosa dan pelanggaran yang kita lakukan, kita hanya perlu bertobat, minta ampun atas segala dosa kita. "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan" (1 Yoh. 1:9)
Ketiga, kita harus memberi diri kita didamaikan dengan Allah. Untuk dapat didamaikan dengan Allah, kita harus memberi diri kita. Artinya ada ada kesadaran dan penyerahan diri yang tulus dan sungguh-sungguh kepada Allah. Kita tidak bisa mengharapkan Kristus mendamaikan kitaa dengan Allah tanpa memberi diri kita. Memberi diri berarti merendahkan hati kita, melepaskan segala kesombongan, datang kepada Kristus dengan hancur hati dan pertobatan yang sungguh. Karena itu, mari kita berdamai dengan Allah! karena hanya mereka yang sudah berdamai dengan Allah yang dapat berdamai dengan dirinya sendiri, berdamai dengan musuhnya dan berdamai dengan lingkungan. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN