Senin, 13 Maret 2023

Renungan hari ini: “JANGAN KAMU SALING MENDUSTAI” (Kolose 3:9)

 Renungan hari ini:

 

“JANGAN KAMU SALING MENDUSTAI”


 

Kolose 3:9 (TB)  "Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya"  

 

Colossians 3:9 (NET) "Do not lie to one another since you have put off the old man with its practices"

 

Ajaran Paulus tentang perilaku disertai dengan mengingatkan: “Jangan lagi kamu saling mendustai.”Penekanan pada “saling (satu sama lain)” menunjukkan bahwa ini adalah pedoman internal, tuntutan etis bagi komunitas gereja. Tidak berbohong adalah larangan yang sering disebutkan oleh Roh Kudus, tidak hanya tertuju kepada jemaat Kolose.

 

Selanjutnya, Paulus menggunakan perumpamaan berganti pakaian untuk menggambarkan bahwa orang Kristen harus memiliki perubahan perilaku. Ini juga merupakan gambaran yang digunakan dalam Efesus 4:23-24, “supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (lih. juga Kol. 3:9).

 

Kata keterangan “lagi” pada nas hari ini menekankan bahwa dusta ialah sifat kita pada masa lalu. Amsal 20:11 mengatakan bahwa sifat buruk dapat diketahui sejak kecil. Penelitian juga menyimpulkan hal yang sama: 3 dari 4 anak berdusta; bayi 6 bulan pun telah dapat berdusta dengan pura-pura lapar, lalu menangis, padahal sebenarnya ia butuh perhatian. Ya, manusia telah berdusta sejak lama, bahkan sejak bayi sebelum ia mengerti apa itu dusta. Dusta ialah sifat manusia lama yang mendatangkan kebinasaan (Why. 21:27). 

 

Mungkin kita berkata, “Saya tidak pernah berdusta lagi.” Tetapi, tahukah kita bahwa bentuk dusta bukan hanya berupa kata-kata dan fitnah, melainkan bisa berupa cara hidup yang penuh kepalsuan dan kemunafikan? Ketidakpercayaan pada Yesus juga suatu bentuk dusta (1 Yoh. 2:22). Penyembahan berhala dan ajaran palsu juga bentuk dusta yang lain lagi, tapi banyak orang yang memercayainya (Rm. 1:25; 2 Tes. 2:11). 

 

Bagaimana dengan kita? Jika kita mengimani Yesus sebagai Juru Selamat kita, maka kebohongan bukanlah apa yang Allah harapkan dari kita. Penangkal sikap menyombongkan diri sendiri adalah dengan bertumbuh menjadi serupa dengan Kristus yang penuh belas kasih, kemurahan, kerendahan hati, kesabaran, pengampunan, dan kasih. Jika kita mau memperhatikan sesama kita dengan tulus, maka kita tidak perlu lagi berusaha membuat mereka terkesan dengan cara apa pun.

 

Perubahan perilaku tentu tidak semudah mengganti pakaian, namun yang ditekankan di sini bukan pada kemudahan, melainkan pada kebutuhan praktis. Setelah mandi, kita selalu berganti pakaian yang bersih, dan tidak memakai pakaian lama yang ternoda oleh keringat dan kotoran, jika tidak maka mandi akan sia-sia. Dengan cara yang sama, Kristus telah membeli kita dengan harga yang mahal, membuat kita memperoleh hidup baru, secara serempak kita harus memperbarui cara hidup kita, dan memiliki pikiran dan perilaku yang sepadan dengan hidup baru.

 

Orang Kristen mengikuti Kristus, meniru Kristus, menghidupi Kristus, dan bertumbuh menjadi seperti Kristus. Tujuan kita adalah mengikuti Kristus menjadi manusia, belajar meneladani Kristus hidup sebagai manusia. Kita akan menghidupi kembali wajah asli manusia yang terhilang karena dosa Adam. Selama berabad-abad, hanya manusia Yesus Kristus yang dapat menghidupi bentuk manusia asli ketika Allah menciptakan manusia, yaitu wajah asali yang sesuai dengan kehendak ciptaan Allah. Yesus Kristus adalah 100% manusia apa adanya (Ia adalah Allah yang datang menjelma menjadi manusia).

 

Pembaruan individu membawa pembaruan kelompok komunitas. Paulus tidak hanya peduli dengan perubahan hidup dan kehidupan pribadi, tetapi juga ketika hidup dan kehidupan individu berubah, kelompok komunitas tempat dia berada akan ikut berubah; setiap individu dan setiap kelompok komunitas di dunia diubah oleh Kristus, akhirnya dunia akan diubahkan dan ditransformasikan. Kristus adalah dasar penciptaan dan tujuan akhir dari segala sesuatu. Semua manusia, tanpa memandang ras, suku bangsa, akan bersama masuk di dalam Kristus. Karena itu Firman Tuhan melarang kita yang telah lahir kembali dan menjadi manusia baru: “Jangan lagi berdusta!” (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...