Selasa, 22 September 2020

Renungan hari ini: HAMBA YANG TAK BERGUNA (Lukas 17:10)

 Renungan hari ini:

 

HAMBA YANG TAK BERGUNA




 

Lukas 17:10 (TB) Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: "Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan"

 

Luke 17:10 (NET)  So you too, when you have done everything you were commanded to do, should say, "We are slaves undeserving of special praise; we have only done what was our duty”

 

Sebutan “Hamba yang tak berguna” menunjukkan kesiapaan atau identitas diri kita di hadapan TUHAN. Kita hanyalah sebatas hamba yang harus tunduk kepada Tuan kita. Menjadi hamba Tuhan adalah sebutan bagi kita semua, yaitu orang-orang yang percaya pada Yesus. Bahkan kini telah menjadi sebutan khusus bagi pelayan Tuhan sepenuh waktu atau seorang pendeta. Hamba Tuhan itu pengertiannya adalah seseorang yang dengan rela mengorbankan dirinya untuk menjadi hamba atau budak dari Tuhan. Dia tidak mendapat gaji atau upah. Dan jika dia adalah pendeta maka dia hanya hidup dari pemberitaan Firman Tuhan melalui persembahan umat Tuhan. Dia tidak memperhatikan kepentingan diri sendiri sebab hanya Tuhanlah semata-mata tujuan hidupnya. Dia bekerja tidak kenal lelah.  

 

Arti sebenarnya hamba itu adalah budak, yaitu seorang yang sudah tidak punya hak atas dirinya lagi. Sebab dia telah dibeli atau ditawan oleh orang lain. Dia tidak punya hak apa-apa atas dirinya sendiri, tapi hanya punya kewajiban belaka. Dia tidak diberi upah dalam bekerja, bisa diperjual-belikan, bisa disakiti bahkan dibunuh tanpa ada yang akan protes. Bahkan anaknya pun bisa dijual kepada orang lain. Itulah seorang hamba atau budak dalam arti sebenarnya.

 

Ide sebagai “hamba-hamba yang tidak berguna” pada awalnya tentu terasa keras. Apakah Yesus benar-benar menginginkan kita untuk merasa tidak berguna, tidak berarti? Bukan begitu! Allah menciptakan kita dalam kasih, dan Ia sendiri melihat kita “sungguh amat baik” (Kej. 1:31). Yesus memberikan perumpamaan ini sebagai potret seorang hamba yang begitu berdedikasi kepada tuannya dan mencintai tuannya itu dengan mendalam, sehingga dia melayani dan sungguh menghormatinya. Hamba ini tidak puas dengan hanya melakukan “persyaratan minimum” tugas pekerjaannya, tetapi dia ikhlas untuk membuang segalanya demi menyenangkan tuannya. 

 

Agar hamba yang berguna ini menjadi berkat bagi orang lain, maka Tuhan Yesus memberikan tiga ciri seorang hamba: 

Pertama, seorang hamba tidak mengharapkan penghargaan atau pujian. Seorang hamba melayani tuannya. Seorang hamba berkenan karena melayani tuannya. Demikian juga kita, kehormatan dan kemuliaan kita karena melayani Tuhan. Oleh sebab itu, hamba adalah panggilan melayani, bukan sebagai profesi. 

 

Kedua, seorang hamba tidak mengharapkan ucapan terima kasih. “Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?” Sebagai hamba, melaksanakan tugas yang diberikan merupakan tanggung jawab dan kehormatan. Kesempatan untuk melaksanakan tugas adalah kehormatan yang diberikan Tuhan, bahkan melampaui ucapan terima kasih. 

 

Ketiga, seorang hamba tidak menuntut kesetaraan status. “Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan”. 

 

Seorang hamba harus memiliki kerendahan hati. Kesadaran bahwa dirinya tidak berguna tanpa tuannya, adalah manifestasi kerendahan hati. Oleh karena itu sebagai hamba Tuhan, sudah sepantasnya kita sadar akan status kita dan melayani dengan kerendahan hati. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...