Sabtu, 16 Juli 2022

Bahan Kotbah Minggu Trinitatis 5 Minggu, 17 Juli 2022 "YESUS MENCARI DAN MENYELAMATKAN YANG HILANG” (Lukas 19:1-10)

 Bahan Kotbah Minggu Trinitatis 5

Minggu, 17 Juli 2022

 

"YESUS MENCARI DAN MENYELAMATKAN YANG HILANG”

Kotbah: Lukas 19:1-10           Bacaan: Amos 5:4-6


 

Minggu ini kita akan memasuki Minggu kelima setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Yesus Mencari dan Menyelamatkan yang Hilang”.  Tuhan Yesus Kristus datang ke dunia, adalah untuk mencari dan menyelamatkan yang sesat dan hilang.  “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (ay. 10). Ayat ini merupakan tujuan sekaligus misi kedatangan Tuhan Yesus ke dalam dunia yang ingin disampaikan oleh Lukas si penulis Injil tersebut. Pada pasal sebelumnya, Lukas juga mencatat pernyataan Yesus bahwa “bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat” (Luk. 5:31-32). 

 

Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimana cara Yesus mencari dan menyelamatkan orang hilang? Melalui perikope ini kita dapat belajar cara Yesus mencari dan menyelamatkan orang hilang, yakni:

 

Pertama, Yesus menjumpai Zakheus orang berdosa (ay. 1-5). Perjumpaan Tuhan Yesus dengan Zakheus terjadi di kota Yeriko, pada saat Yesus dalam perjalanan ke Yerusalem. Ayat 1 menunjukkan bahwa ia bepergian melalui Yerikho. Yerikho adalah salah satu kota yang paling kuno di dunia. Kota ini terletak sekitar 19 km sebelah Timur Laut dari Yerusalem di sisi barat sungai Yordan dekat dengan Laut Mati. terkenal dengan kayu Balsam dan buah Kurma. Dalam kisah ini, jelas bahwa Yesus berencana untuk bermalam di kota ini, serta menumpang di rumah Zakeus.

 

Perjumpaan merupakan awal dari sebuah relasi entah itu dengan siapapun atau apapun. Bagaimana orang bisa lebih kenal apalagi dekat kalau bertemu saja belum? Saat orang tua ingin menjodohkan anak-anak mereka, langkah pertama yang dilakukan biasanya adalah mempertemukan keduanya, baru bisa masuk ketahap yang lebih lanjut. Saya rasa begitu juga dengan kisah ini, bagaimana Zakheus, yang dikatakan sebagai orang berdosa itu dapat mengalami keselamatan dan perubahan hidup kalau berjumpa dengan Sang Juru Selamat saja belum? Dan yang menarik adalah mengapa Zakheus ini disebut orang berdosa? 

 

Dalam aya 2 disebutkan dengan jelas siapakah Zakheus itu, ia adalah kepala pemungut cukai dan seorang yang kaya.Pemungut cukai adalah jabatan yang sangat dibenci oleh rakyat dan pemimpin Yahudi saat itu, karena 2 alasan: 1) Pemungut cukai dianggap sebagai pengkhianat bangsa Yahudi karena bekerja sama dengan penjajah yaitu Romawi. 2) Pemungut cukai biasanya adalah seorang penipu karena menarik pajak lebih dari yang seharusnya. Dan posisi Zakheus saat itu adalah kepala pemungut cukai alias ‘bos’ sehingga dia semakin dibenci. Bagi Zakheus, yang penting saya kaya. Tetapi sebenarnya, ia mengalami keterasingan sosial sehingga jiwanya merasakan kekosongan.

 

Namun saat itu Zakheus mendengar bahwa Yesus, Mesias yang terkenal dan banyak melakukan mujizat itu datang ke kotanya. Hal itu membuat Zakheus sangat ingin melihat-Nya dan orang banyak pun demikian. Zakheus penasaran sama yang namanya Yesus. Namun masalahnya Saudara, badan Zakheus pendek, bagaimana bisa berebut dengan sekian banyak orang? 

 

Dan lagi, image Zakheus juga negatif. Tetapi, walaupun tidak mudah, ia tetap berusaha keras, berlari, mendahului orang banyak, akhirnya menemukan pohon Ara dan dengan idenya untuk memanjat, fa berhasil melihat Yesus. Saudara, mengapa reaksi Zakheus sampai sebegitunya? itu menunjukkan -bahwa dalam jiwanya, orang berdosa ini sangat membutuhkan Yesus. Namun sebenarnya, benarkah orang berdosa ini yang berusaha mencari dan merftumpai juru selamat? Ternyata jauh sebelum Zakheus beraksi, Yesus telah berinisiatif lebih dulu.  

 

Ditengah kerumunan banyak orang berebut melihat Yesus, Yesus malah melayangkan pandangnya kepada Zakheus, orang yang sebelumnya tidak dikenal dan berkata “Zakheus turunlah! Aku harus menumpang di rumahmu.” Kata harus dalam kalimat tersebut berarti bahwa apa yang Yesus katakan bukan sekedar keinginan belaka tetapi ada maksud dan tujuan mendesak yang tersirat pasti dilaksanakan. Jadi bukan sebuah kebetulan, kedatangan Yesus memiliki makna ilahi penting bahwa la datang, sengaja memberi kesempatan kepada Zakheus untuk melihat-Nya. Dialah yang berinisiatif lebih dulu untuk mencari Zakheus, bukanlah sebaliknya.

 

Di sinilah perbedaan Tuhan Yesus. Sama dengan Zakheus, kita ini adalah manusia berdosa yang sama sekali tidak layak. Kita yang butuh keselamatan namun Tuhan yang rela datang untuk mencari dan menyelamatkan kita. Itu bukan hasil usaha kita, la sendiri yang berinisiatif datang kedunia, masuk ke dalam hati kita dan memanggil kita. Lebih dari itu, la memberikan kesempatan kepada setiap kita untuk berjumpa dan mengenal dengan Dia secara pribadi. Dialah yang mengundang kita untuk memiliki hubungan yang indah dengan Dia. Disinilah letak besarnya anugerah Tuhan. Lalu, apa yang.seharusnya dilakukan untuk meresponi anugerah itu? 

 

Kedua, Yesus memberikan kesempatan bagi orang berdosa untuk mengalami perubahan hidup sebagai bukti status yang baru (ay. 6-10). Saat Yesus berkata, “Zakheus, turunlah!", tentu Zakheus tidak menolak, dari atas pohon ia melihat dan mendengar, “Wow, Yesus memanggilku”. Tentu saja dengan kegirangan dan antusias, ia mengiyakan ajakan Yesus. Dalam ayat 6 mengatakan bahwa reaksi Zakheus bukan sekedar turun biasa, tetapi segera turun. Kata segera di sini berarti bahwa dia turun dengan sangat cepat, tidak mempedulikan bagaimana posisi turunnya. Mengapa demikian? Karena ia yakin di dalam Yesus akan ada sesuatu hal yang sangat berharga yang pasti ia peroleh.

 

Tetapi tunggu dulu, perjumpaannya tidak semulus itu, semua orang dikatakan “bersungut-sungut” (ay. 7). Saya kira dalam kondisi tersebut mungkin mereka berkata satu dengan yang lain dengan nada yang heran/sinis/menyalahkan/mencela “Yesus menumpang di rumah orang berdosa, ih mengapa Yesus begitu?” Ini memperlihatkan kepada kita bahwa Zakhues memang orang yang tidak layak dan berdosa. Orang lain tidak merelakan malah menyalahkan tindakan Yesus. 

 

Walaupun demikian, reaksi Zakheus mengejutkan, ia justru berkata, “Tuhan, setengah hartaku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada yang kuperas akan kukembalikan empat kali lipat". Dalam restitusi PL, seseorang yang mengambil milik orang lain, Hukum Taurat menuntut untuk mengembalikannya sejumlah yang diambil + seperlima dari nilai yang hilang seperti dalam Imamat 6:5. Artinya harus mengembalikan 120%. Namun Zakheus mengembalikan bukan 120%, tetapi 400%. Bukan hanya itu, setengah hartanya pribadi juga diberikan kepada orang miskin. Saudara-saudara, dari sini kita bisa lihat perbedaan yang drastis dan kontras dari Zakheus. 

 

Sebelumnya Zakheus adalah orang yang hanya tertarik untuk mengambil namun sekarang ia mengalami perubahan yang radikal yaitu memberi. Sebelumnya, uanglah yang menjadi segala-galanya dan nomor 1 dalam hati Zakheus, namun setelah perjumpaan itu, Kristuslah yang menjadi nomor satu dan segala-galanya bagi Zakheus. Hal itulah yang membuat ia rela melepaskan sesuatu yang dulunya berarti yaitu uang. Hatinya telah diperbaharui oleh Tuhan a Inilah makna pertobatan yang sesungguhnya.

 

Respon orang banyak terhadap keputusan Tuhan Yesus, sangat berbeda dengan respon Zakheus. Keputusan Tuhan Yesus untuk menginap di rumahnya, direspon oleh Zakheus dengan cara:

*   Menyambut dengan penuh hasrat (ay. 6a, bdk: 2:16).

*   Menyambut dengan penuh sukacita (ay. 6b). Salah satu karakteristik Lukas ketika mencatat reaksi dari orang-orang yang mendapat penyataan-penyataan Ilahi adalah mereka juga dipenuhi dengan sukacita Ilahi (bdk: 2:10; 10:20).

*   Menyambut dengan penuh kemurahatian (ay. 8a). Inisiatif untuk memberi kepada orang miskin datang dari hati Zakheus sendiri, bukan karena ditantang oleh Tuhan Yesus (bdk. orang muda yang kaya di 18:18-27). Ia memberikan 50% dari seluruh kekayaannya, padahal dalam tradisi kerabian Yahudi memberikan 20% sudah dianggap sangat murah hati.

*   Menyambut dengan sikap hati yang tidak lagi diperbudak oleh uang (ay. 8b). Praktek eksploitasi pajak biasanya dibiarkan oleh pemerintah Romawi, selama tidak menimbulkan huru-hara. Ada kemungkinan Zakheus juga mempraktekan hal itu. Tetapi sejak dia mengalami perjumpaan yang sejati dengan Tuhan Yesus, Zakheus rela membayar kerugian tanpa ada tuntutan atau huru-hara. Bahkan Zakheus membayar kerugian lebih dari yang seharusnya. Dia mengganti dengan nilai yang tertinggi. Tuntutan ganti rugi secara umum adalah 1/5 (Im 5:16; Bil 5:7) atau 4-5 kali lipat (Kel. 22:1; 2Sam. 12:6).

 

Perubahan radikal yang terjadi pada diri Zakheus, setidaknya menunjukan sebuah kebenaran bahwa keselamatan kekal yang diterima melalui iman kepada Tuhan Yesus, ditandai dengan suatu pertobatan, dan pertobatan itu harus dibuktikan dengan suatu perubahan yang radikal dalam cara hidup orang percaya. Inilah iman yang sejati.

 

Ketiga, Yesus mendeklarasikan keselamatan kepada Zakheus (ay. 9-10). Dalam ayat 9-10 menjelaskan suatu bentuk pendeklarasian oleh Tuhan terhadap perubahan hidup Zakheus. Perubahan itu belum berarti kalau Tuhan belum menyatakan sesuatu kepadanya. Saat seorang murid mendapat ujian dan yakin telah mengerjakannya dengan baik, apalah artinya kalau pengajar belum memberikan hasil ujian itu kepadanya. Ayat 9 mengatakan: “hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.” Anak Abraham dalam kalimat tersebut menunjukkan kalau Zakheuspun berhak menerima janji-jani Allah seperti Abraham. “Nih lho Zakheus, kamu sekarang telah selamat”. 

 

Dan memang itulah tujuan kedatangan Tuhan Yesus seperti disebutkan ayat 10: mencari dan menyelamatkan yang hilang, sungguh misi yang luar biasa. Allah mengumumkan dan menegaskan kembali supaya Zakheus sendiri menyadari statusnya bukan lagi seperti pemungut cukai dengan image “orang berdosa” tetapi ia telah menjadi baru. Dan seluruh orang yang melihat kejadian tersebut menjadi saksi mata, sehingga Zakheus dengan statusnya yang baru ini tidak boleh mainmain lagi dengan hidupnya.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan dalam Minggu kelima setelah Trinitatis ini?

 

Pertama, keselamatan adalah kasih Karunia Allah dalam dan melalui Yesus Kristus. Keselamatan adalah anugerah dari Allah bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus. Anugerah Allah semata yang diperjelas melalui iman setiap orang yang takut akan Allah dan semuanya merupakan persiapan akan kedatangan Yesus Kristus. Dalam perjanjian baru anugerah Allah bagi keselamatan manusia menjadi jelas yaitu, hanya melaui iman dan Yesus Kristus. Iman dan kehidupan kekal saling berhubungan. Dapat dipahami bahwa keselamatan yang Zakheus terima bahkan karena perbuatan baiknya, dengan memberikan setengah dari miliknya dan mengembalikan apa yang sudah diperasnya dari rakyat tetapi hanya karena semata-mata anugerah Tuhan yakni imannya kepada Yesus Kristus. Hal ini terlihat dari sikap Zakheus yang begitu tergesa-gesa untuk melihat Yesus, namun terlebih dahulu Yesus memanggil nama Zakheus ketika berada di atas pohon. 

 

Kedua, inisiatif keselamatan hanya datang dari Allah.  Allah melalui dan dalam nama Yesus Kristus yang berinisistif untuk menyelamatkan manusia yang telah berdosa dan dalam injil Lukas salah satunya dalam diri Zakheus sang pendosa dan tidak ada peran apapun dari manusia berkaitan dengan karya keselamatan ini. Dapat dipahami bahwa keselamatan yang Zakheus terima bukan karena perbuatan baiknya, dengan memberikan setengah dari miliknya mengembalikan apa yang telah diperas dari rakyat tetapi hanya karena semata-mata anugrah Tuhan yakni iman-Nya kepada Yesus Kristus. Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup kekal, menjadi percaya. (Kis. 13:48). 

 

Ketiga, Allah mengasihi yang terhilang, melalui dan dalam Nama Yesus Kristus yang mencari yang terhilang dan menyelamatkannya. Kehadiran Yesus di bumi adalah dalam rangka melaksanakan kehendak Allah untuk mencari yang terhilang. Di mata Allah semua manusia telah hilang bahkan termasuk dalam keturunan Abraham secara jasmani (Rm. 3:23). Jadi, di hadapan Allah tidak ada satu manusia pun dan dari suku mana pun yang bisa mengalahkan diri bahwa mereka tidak memerlukan keselamatan dari Allah dalam Yesus Kristus. Namun demikian, Allah sendiri adalah kasih. Kasih-Nya nyata dalam karya Yesus di bumi. Yesus datang untuk mencari yang terhilang supaya yang terhilang ini ditemukan bahkan oleh pengorban-Nya mereka beroleh keselamatan. Allah yang dipercaya di dalam Yesus Kristus adalah Allah yang tidak memandang muka, semua manusia dihadapan-Nya adalah sama. Allah mengasihi semua manusia di hadapan-Nya adalah sama. Allah mengasihi manusia tanpa memandang bulu. kasih-Nya tidak terbatas kepada keturunan Abraham secara jasmani tetapi kepada segala suku, bangsa dan segala bahasa di bumi: Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ”Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka materai-materainya; karena engkau telah disembelih oleh darah-Mu Engkau telah membeli mereka dari Allahdari tiap- tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan engkau telah membuat mereka satu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.”(Why 5:9-10).

 

Keempat, orang yang sudah diselamtkan oleh Tuhan bertanggung jawab melaksanakan panggilannya.  Panggilan berarti ada himbauan, ajakan untuk kecenderungan hati untuk melakukan suatu pekerjaan atau panggilan Yesus ini membentuk manusia mengalami akan cinta kasih-Nya berkembang sepenuhnya. Rasul Paulus tidak menonjolkan dirinya tetapi atas kehendak Allah sehingga Paulus diktakan sebagai hamba Yesus Kristus, dan orang yang dikuduskan, dikhususkan untuk memberitakan Injil. Oleh karena itu panggilan bukan saja sekedar memanggil tetapi juga untuk membuat orang percaya menjadi kudus. Rasul Paulus dipanggil oleh Allah untuk memberitakan Injil Yesus Kristus, supaya orang- orang menjadi percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan ddan Juruselamat pribadi. Dapat dipahami bahwa di dalam panggilan itu, Tuhan bukan hanya menawarkan, melainkan juga untuk menarik orang untuk percaya kepada-Nya (Yoh. 121:32), agar mereka pindah dari kegelapan atau terang atau kerajaan Allah (Kol 1:13). Zakheus salah satu orang yang dipanggil Tuhan, menjadi murid Kristus. Yang tentunya akan melakukan tugas dan tanggungjawbnya yakni mengasihi orang-orang yang tidak dikasihi, sehingga dalam teks ini Zakheus memenuhi panggilan-Nya, ia dapat memberikan apa yang ada padanya kepada orang-orang miskin. Karena itu, lakukanlah yang terbaik bagi TUHAN dan sesamai sebagai orang yang telah menerima keselamatan dari Yesus. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN!

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...