Minggu, 17 April 2022

KOTBAH PASKAH II Senin, 18 April 2022 “TUHAN MENYELAMATKAN UMATNYA” (Keluaran 14:26-31)

 KOTBAH PASKAH II

Senin, 18 April 2022

 

“TUHAN MENYELAMATKAN UMATNYA”

Kotbah: Keluaran 14:26-31  Bacaan: Roma 6:3-11




 

Hari ini kita merayakan Paskah II. Pada Ibadah Paskah II ini kita akan membahas tema “TUHAN Menyelamatkan Umat-Nya”. Penyelamatan umat-Nya dalam perikope ini terjadi di Laut Teberau tatkala umat Israel dikejar-kejar tantara Firaun. Kemudian umat-Nya menemukan jalan buntu Lau Teberau. Tidak ada lagi jalan keluar. Pada saat itulah TUHAN bertindak menyelamatkan umat-Nya dengan membelah Laut Teberau.

 

Keluaran 14:26-31 merupakan kisah tentang mujizat Laut Teberau terbelah menjadi dua bahagian. Cerita ini menampilkan tokoh Musa sebagai pemimpin yang mengangkat tongkatnya ke atas laut, lalu airnya terbelah dan berdiri bagaikan tembok sebelah menyebelah, sehingga orang israel berjalan menyeberangi laut Teberau sambil berjalan kaki hingga ke daratan dan selamat dari tentara Mesir. Peran Musa dalam cerita ini menunjukkan tentang Allah yang memilih dan menetapkan serta memberi kuasa kepada setiap orang yang taat dan setia pada panggilan-Nya. Mujizat ini juga bukan sekedar suatu peristiwa alami belaka, tetapi sebagai cara Allah bagi bangsa Israel supaya mereka sadar bahwa sebagai bangsa pilihan dan orang terpilih, haruslah mengikuti cara dan panggilanAllah agar ada kuasa yang nyata dari panggilan itu.

Bangsa Israel sedang menghadapi persoalan yang sangat pelik karena mereka berhadapan dengan Laut Teberau dan di belakang mereka ada pasukan Firaun yang datang mengejar.  Mereka tidak hanya menghadapi persoalan di depan yang keadaannya belum pasti, tetapi juga menghadapi persoalan di belakang yaitu masa lalu mereka saat diperbudak di Mesir.  Kita tahu bahwa bangsa Israel adalah bangsa pilihan Tuhan, umat kesayangan Tuhan sendiri.  Meski demikian mereka juga mengalami persoalan.  Jadi, persoalan adalah realita dan janganlah heran bila setiap kita juga diperhadapkan dengan persoalan, karena hidup ini tak ubahnya seperti sekolah di mana ada ujian demi ujian, dan Tuhan mengajarkan kita untuk tidak lari dari masalah, melainkan harus kita hadapi.

Bagaimana reaksi bangsa Israel ketika menghadapi persoalan yang berat ini?  

 

Pertama, mereka menjadi takut.  Tertulis:  "Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka.  Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada Tuhan"  (ay. 10).  Takut adalah reaksi yang normal, tapi seharusnya ketakutan itu memotivasi kita untuk mencari Tuhan dan berseru-seru kepadaNya, karena  "...Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban."  (2 Tim. 1:7).  Seberat apa pun persoalan yang kita alami, di dalam Tuhan pasti ada jalan keluarnya.  Jangan biarkan ketakutan itu membelenggu hidup kita!  

 

Kedua, mereka saling menyalahkan.  Keluh mereka kepada Musa,  "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini?  Apakah yang Kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir?"  (ay. 11).  Bangsa Israel memiliki rencana untuk berbalik ke Mesir dengan mengatakan lebih baik menjadi budak saja daripada mati sia-sia di padang gurun. Ketika permasalahan datang seringkali kita langsung mencari kambing hitam atau menyalahkan orang lain.  Tidak sedikit pula yang kecewa dan berkata,  "Percuma melayani Tuhan, toh masalah tidak henti-hentinya menerpa."  

 

Allah bekerja secara ajaib melawan Mesir. Ia membuat tentara Mesir mengalami masalah sampai bangsa Israel berhasil menyeberangi laut Teberau. Ia membuat air laut Teberau melanda mereka hingga binasa (ay. 26-28,30). Tindakan Allah ini membuktikan bahwa Ia telah menyatakan kuasa-Nya terhadap musuh-Nya dan cinta terhadap umat yang dikasihi-Nya. Oleh karena itu sebagai umat pilihan Allah, kita belajar dari pengalaman bangsa Israel atas kuasa yang menyelamatkan, yaitu Kuasa Tuhan. Allah bekerja secara ajaib untuk mereka yang sungguh-sungguh dan setia melakukan perintah dan ketetapan-Nya. Allah mendidik bangsa-Nya agar mengerti dan memahami secara benar kuasa-Nya yang menyelamatkan, maka mujizat itu nyata bagi kita dalam Rumah Tangga, dalam tugas dan pekerjaan. Namun jika kedapatan mereka yang tidak sungguh-sungguh, maka Allah mengacaukan mereka bahkan membinasakan sama seperti bangsa Mesir. Karena itulah, Allah menginginkan agar umat-Nya setia pada perintah-Nya, maka kuasa Allah nyata ditengah kehidupa umat-Nya

 

Rasanya semua orang pernah mengalami kebuntuan dalam hidupnya. Bangsa Israel juga pernah mengalami situasi serupa ketika berjalan menuju tanah perjanjian. Kala itu, mereka baru saja meninggalkan Mesir dan sedang berkemah dekat Laut Teberau. Akan tetapi, Firaun dan pasukannya mengejar mereka, untuk menangkap dan membawa mereka kembali. Bangsa Israel berhadapan dengan jalan buntu, sebab jalan mereka terhalang oleh Laut Teberau. Tidak mungkin mereka menyeberangi Laut Teberau, sebab tidak ada kapal, tidak ada jembatan. Tidak heran beberapa dari orang Israel mengungkapkan kekesalan mereka kepada Musa. Lalu, apa yang Musa lakukan? Ia tetap tenang. Ia percaya Tuhan yang memilihnya untuk memimpin Israel keluar dari Mesir adalah Tuhan yang setia. Dia akan menepati janji-Nya membawa Israel ke tanah perjanjian. Sungguh benar, Tuhan membuka jalan. Laut Teberau terbelah, bangsa Israel pun bisa berjalan dengan tenang ke seberang.

 

RENUNGAN

 

Apa yang kita renungkan dalam Paskah II ini?


Pertama, Tuhan itu selalu ada, walaupun bangsa Israel sendiri mungkin sering kali lupa bahwa penyertaan Tuhan ada di seputar diri mereka. Mereka berteriak ketakutan dan kuatir sehingga mereka lupa bahwa tiang awan dan tiang api yang ajaib itu selalu ada di dekat mereka untuk menuntun mereka. Dalam keadaan apapun sebenarnya Tuhan itu selalu ada dan dekat dengan diri kita, jangan biarkan ketakutan membuat kita lupa bahwa Tuhan selalu menjaga kita.

 

Kedua, Tuhan punya cara untuk menolong bangsa Israel keluar dari masalah mereka. Tuhan mengajar dan menumbuhkan iman percaya bangsa Israel melalui peristiwa Laut Teberau, demikian juga Tuhan punya cara untuk mengatasi setiap masalah yang kita hadapi yang terpenting adalah kita tetap berserah kepada Tuhan dan mau belajar dari setiap persoalan yang dihadapi agar semakin hari semakin kuat iman percaya kita kepada Tuhan.

 

Ketiga, TUHAN telah menyelamatkan kita dari ketakutan kematian. Melalui peristiwa Paskah, Yesus telah menyelamatkan kita dari ketakutan kematian. Kuasa kematian telah dikalahkan Yesus, sehingga kita beroleh kebangkitan kelak bersama Yesus menuju surga kekekalan. Karena itu, terimalah keselamatan TUHAN melalui Kebangkitan Yesus. (rsnh)

 

Selamat Merayakan Paskah II

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...