Senin, 04 Mei 2020

Renungan hari ini: TUHAN TIDAK MENGHENDAKI ANAK-ANAK HILANG

Renungan hari ini:

TUHAN TIDAK MENGHENDAKI ANAK-ANAK HILANG



Matius 18:14 (TB) "Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang"

Matthew 18:14 (NET) “In the same way, your Father in heaven is not willing that one of these little ones be lost”

Anak-anak merupakan harta yang sangat penting bagi keluarga. Filasafat orang Batak mengatakan, “Anakhonki do hamoraon di au”(Anakku adalah harta kekayaan bagiku). Karena anak itu adalah harta yang harus dijaga maka orang tua pun berusaha keras untuk menjaga, melindungi dan mendidikanya agar kelak bisa menjadi kebanggaan bagi keluarga dan memulikan TUHAN. Jika memang anak itu adalah harta yang berharga, maka setiap orang tua juga akan menjaga dan melindungi agar anak-anaknya tidak seorang pun yang hilang.

Hal yang sama juga ditunjukkan dalam bacaan kita hari ini. Allah sangat peduli kepada umat-Nya dan memandang semua manusia sama berharga. Walaupun kita sering melupakan-Nya dan sering melanggar perintah-perintah-Nya. Namun, Dia tidak pernah melupakan kita umat-Nya. TUHAN tidak ingin ada umat-Nya yang terhilang di belantara dunia ini.

Dalam bacaan Injil dikisahkan mengenai seekor domba yang hilang. Sang gembala tidak membiarkan dombanya hilang walaupun hanya seekor. Dikatakan bahwa lebih besar kegembiraanya ketika ia menemukan yang seekor tersebut dari pada 99 ekor yang tidak tersesat itu. Di akhir dari Injil Yesus berkata, “Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang”. 

Hal ini menunjukkan bahwa Allah Bapa tidak akan pernah meninggalkan kita semua. Allah selalu peduli dan berusaha supaya kita semua berada dalam perlindungan-Nya. Karena kasih-Nya yang begitu besar Allah rela mengutus Putera tunggal-Nya yakni Yesus Kristus untuk menghimpun, menuntun, dan membimbing kita semua anak-anak-Nya agar selalu berada pada jalan kebenaran dan keselamatan-Nya. 

Nas hari ini menginspirasi kita agar kita pun harus berusaha terus menjaga anak-anak kita dari ketersesatan. Kita harus berjuang memberitakan “Kabar Baik” (Injil) kepada anak-anak kita. Mengapa? Setidaknya ada tiga alasan yang dikemukakan tentang pentingnya mengabarkan Injil kepada anak-anak, yaitu: 

Pertama, karena anak-anak membutuhkan Injil. Belakangan ini muncul isu tentang perlindungan anak yang terus menerus diperbincangkan semenjak terkuaknya peristiwa pelecehan seksual terhadap anak TK di Jakarta International School pada April 2014 lalu.  Hari-hari ini kita terus dikejutkan dengan berbagai berita pelecehan seksual terhadap anak-anak di berbagai daerah.  Isu tentang anak menjadi korban, entah itu korban pelecehan seksual, korban perang, korban kemiskinan dan lainnya masih manjadi persoalan yang belum terselesaikan.  Bagaimana kondisi anak-anak di dunia dewasa ini?   Anak-anak merupakan kelompok manusia yang paling besar di dunia dan memiliki kebutuhan yang paling besar untuk diperhatikan. Anak-anak usia 15 tahun ke bawah mencapai 2 miliar atau sepertiga jumlah penduduk dunia yang kini diperkirakan 5 milliar.  Di negara berkembang anak-anak bahkan berpopulasi setengah dari seluruh jumlah penduduk, usia 15-26 mencapai 26%.  Pada dekade berikutnya akan lahir satu miliar bayi di dunia di tengah keluarga yang sangat miskin.

Anak-anak di dunia menghadapi resiko penderitaan yang tertinggi di dunia.  
·      Lebih dari 91 juta balita mengalami busung lapar.
·      134 juta anak tidak dapat mengecap bangku sekolah.
·      15 juta anak menjadi yatim atau piatu akibat AIDS.
·      171 juta anak terpaksa jadi pekerja anak dalam situasi yang sangat buruk
·      1/3 anak-anak di dunia tinggal di rumah di mana mereka sekamar harus bersama dengan lebih dari 5 orang.
·      376 juta anak menggunakan air yang tidak bersih.
·      Anak-anak juga merupakan korban terbesar dalam perdagangan manusia untuk tujuan prostitusi, pekerja paksa, pornografi, perang dan transplantasi organ. 
·      Anak-anak juga menghadapi penderitaan secara rohani.

Perkembangan zaman dalam segala aspek telah membuat anak-anak kehilangan arah kepada jalan yang benar. Mereka dipengaruhi oleh berbagai ajaran yang menyesatkan melalui TV.  Orang tua zaman sekarang kurang perhatian kepada anak dibandingkan pada masa yang lalu.  Kesibukan dan persaingan hidup membuat keluarga lebih fokus pada kesuksesan finansial daripada keutuhan keluarga dan persekutuan dengan anak-anak.  Sehingga anak-anak banyak yang menjadi korban konsumerisme, narkoba, dan pergaulan bebas akibat kehausan akan kasih sayang orang tua.

Melihat fakta dan kenyataan di atas maka jelas yang sangat dibutuhkan anak-anak adalah kabar sukacita, good news, atau Injil.  Oleh sebab itu mengabarkan Injil bukan hanya sekedar memberitakan tentang Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara verbal saja.  Apa yang harus dilakukan oleh gereja dan sekolah Kristen?  Kita harus membela anak-anak, lebih memperhatikan kondisi dan kebutuhan anak-anak secara holistik.  Injil diberitakan secara utuh dan holistik kepada anak-anak.

Kedua, karena memberitakan Injil kepada anak-anak menyenangkan hati   Tuhan Yesus. Kalau kita memperhatikan perikop tentang Yesus memberkati anak-anak yang tercatat dalam Injil Matius 19:13-15, Markus 10:13-16, dan Lukas 18:15-17, maka kita akan mendapati bahwa Yesus berada di tengah-tengah pelayanan yang cukup melelahkan karena mengajar, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit dan terus melakukan perjalanan ke mana-mana untuk memberitakan Kerajaan Allah.  Ia sudah melakukan banyak perjalanan.  Dalam Matius 19:1 dan Markus 10:1 dijelaskan bahwa Yesus sudah melakukan perjalanan dari Galilea ke Yudea di daerah seberang sungai Yordan dan di tengah rencana Yesus menuju Yerusalem (Mat. 21:1).

Di tengah situasi yang demikian lelah dan padat dengan pelayanan, ada orang yang membawa anak-anak kecil untuk diberkati dan didoakan Yesus.  Dalam catatan Lukas 18:15 dikatakan ”datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil (babies:Terj. NIV) kepada Yesus.”  Ini berarti yang bawa kebanyakan tentulah orang tua atau ibu anak-anak tersebut sendiri.  Tidak heran kalau murid-murid melarang dengan memarahi mereka yang mendekati Yesus, sebab mereka ingin agar Yesus tidak diganggu oleh anak-anak kecil (babies).  Barangkali ada yang sedang menangis, menyusui, ingusan atau ngompol dengan pakaian yang kotor dan bau.  Kita tidak tahu bagaimana murid-murid memarahi orang-orang itu yang kemungkinan besar ibu-ibu (kalau Bapak-bapak mungkin mereka tidak berani memarahinya).  Mungkin mereka bilang ”Hai ngapain bawa anak-anak kesini, ribut sekali dan mengganggu guru kami, pergi …. pergi…., guru kami tidak mau diganggu anak-anak.”

Bagaimana tanggapan Yesus? Apakah Ia berterima kasih pada murid-muridNya?  Tidak, Yesus bahkan berbalik memarahi mereka (Markus 13:14) dan mengijinkan anak-anak itu datang.  Yesus berkata ”Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepadaKu,”  Betapa baiknya dan senangnya Yesus menerima anak-anak.  Ia tidak peduli dengan kelelahan dan kesibukanNya dalam pelayanan.  Ia tidak merasa tergangu dengan anak-anak, sebaliknya Ia menyediakan waktu bagi anak-anak dan sangat senang menerima mereka.

Sudahkah kita menyenangkan hati Tuhan Yesus dengan membawa anak-anak kita mengenal Tuhan Yesus dan kebenaran Firman Tuhan?  Dalam Ulangan 6: 6-7 Firman Tuhan memerintahkan setiap orang tua yang percaya agar mereka mengajarkan berulang-ulang kepada anak-anak mereka tentang perbuatan Allah yang ajaib dalam membebaskan orang Israel agar anak-anak mereka mengenal Allah. Demikian juga kita melihat reaksi Yesus yang sangat senang jika ada orangtua yang membawa anak-anakNya kepada Yesus.  Betapa senangnya 

Ketiga, karena Yesus memandang kualitas anak-anak yang sangat berharga. Mari kita lihat bagaimana pandangan kita tentang anak-anak. Pada umumnya kita menganggap remeh terhadap anak-anak, bahkan menilai anak-anak secara negatif.   Ada apa dengan anak-anak?  Siapakah anak-anak di mata Tuhan?  Siapakah anak-anak di mata gereja, guru, orang tua dan  orang dewasa lainnya?   Apa kesan pertama ketika kita menyebutkan kata anak-anak?  Apakah hubungan anak-anak dengan penginjilan?  Sudahkah kita menilai anak-anak kita dengan tepat seperti Tuhan kita Yesus Kristus?  Jika kita salah maka seluruh prilaku dan tindakan kita terhadap anak akan berbeda.  Misalnya, jika kita anggap anak-anak tidak bisa mengerti apa-apa dan tidak perlu tahu tentang Injil, cukup serahkan saja pada guru sekolah minggu, maka kemungkinan kita tidak akan tahu dengan tepat apakah anak-anak kita sudah lahir baru, sudah diselamatkan atau belum.  Cobalah ambil waktu bertanya kepada anak-anak kita tentang keselamatan mereka.  Kita akan tahu bahwa anak-anak perlu sekali diberitakan Injil dengan jelas sehingga mereka yakin dan tahu akan keselamatan di dalam Tuhan Yesus.

Yesus menyebutkan identitas anak-anak sebagai ”orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.”  Dalam Markus 10:15 Yesus mengatakan ”Aku berkata kepadaMu, sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.”  Lalu Yesus memeluk mereka (Mrk. 10:16), memberkati mereka dan berdoa bagi mereka.  Di sini kita melihat Yesus begitu menghargai anak-anak dan memberikan kepada mereka identitas yang sangat tinggi sekali yaitu orang yang empunya kerajaan Sorga dan sebagai model bagaimana kita harus menyambut Kerajaan Allah seperti anak-anak baru bisa masuk ke dalamnya.  

Bukan itu saja, kalau kita melihat catatan Matius, kita akan temukan anak-anak begitu berharga di mata Tuhan Yesus:
o   Saudara ingin masuk dalam Kerajaan Allah, bertobat dan menjadi seperti anak kecil (Mat. 18: 1-3).
o   Saudara ingin jadi yang terbesar dalam Kerajaan Sorga, rendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil (Mat. 18: 4).
o   Saudara ingin menyambut Yesus, sambutlah anak kecil (Mat. 18:5).
o   Saudara tidak ingin ditenggelamkan ke laut, janganlah menyesatkan anak kecil (Mat. 18:6)
o   Saudara menganggap rendah anak kecil? Ingat ada Malaikat dipihak mereka (Mat. 18:10)
Mengapa Yesus mengatakan demikian?  Apa kualitas yang dimiliki anak-anak? Katherine Copsey menjelaskan aspek spiritual seorang anak sehingga dapat dengan mudah menerima dan percaya Injil. 

Anak-anak harus menjadi bagian dari jangkauan Amanat Agung Tuhan Yesus bagi kita dan gereja.   Karena itu, mari kita mulai mengabarkan Injil kepada anak-anak kita, membawa mereka kepada Yesus dan mendoakan mereka senantiasa.  Dengan membawa anak-anak kita kepada Tuhan, kiranya  data-data tentang anak-anak yang memprihatinkan pada pendahuluan tadi akan berkurang karena keterlibatan kita.  Kita harus yakin bahwa jika kita sungguh-sungguh memberitakan Injil, pasti anak kita akan menerima Yesus dan keselamatan.  Yang lebih indah lagi bila mereka sejak kecil sudah percaya berarti mereka memiliki waktu yang sangat panjang untuk bersaksi dan melayani Tuhan.  Yang lebih-lebih indah lagi jika kita nanti meninggalkan dunia ini dan berkumpul di Surga lengkap sekeluarga dengan anak-anak kita.  (rsnh)


Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...