Minggu, 11 November 2018

Renungan hari ini: KESETIAAN ALLAH

Renungan hari ini: 

KESETIAAN ALLAH



2 Tesalonika 3:3 (TB) "Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat" 

2 Thessalonians 3:3 (NET) "But the Lord is faithful, and he will strengthen you and protect you from the evil one” 

Allah itu setia. Manusia sering tidak setia. Kesetiaan Allah tidak tergantung pada situasi dan kondisi karena Allah terus setia walau apapun yang terjadi. Manusia terkadang kesetiaannya dipengaruhi oleh situasi dan kondisi. Jika kondisinya baik maka manusia itu setia, tetapi jika kondisinya kurang baik maka seringkali manusia berubah. Dalam bahasa Yunani setia disebut pistos.Dalam Kamus Bahasa Indonesia, setia berarti: patuh, taat, tetap dan teguh hati (dalam persahabatan, perkenalan), berpegang teguh dalam pendirian dan janji.

Kesemuanya itu hanya ada pada Yesus, sebagai teladan sempurna. Setia itu harus patuh dan taat. Apapun tugasnya, harus dikerjakan dengan patuh dan taat walaupun ada rintangan dan halangan. Yang kedua: tetap dan teguh hati; tidak gampang goyah. Sebagai seorang istri yang setia terhadap suaminya, walaupun ada rayuan dari pria lain, dia tetap setia. Demikian pula kita dengan Tuhan, yang seringkali menghadapi rayuan-rayuan untuk tidak beribadah kepada-Nya. Jika kita tetap dan teguh hati, tidak akan mudah dirayu ataupun diancam. Mempelai Sorga pasti membela dan pelihara jika kita tetap setia bagaikan seorang istri terhadap suaminya. Yang ketiga: berpegang teguh dalam pendirian dan janji. Jika kita setia, memang harus ada janji. Di dalam pemberkatan nikah terdapat janji setia. Kesetiaan ini harus ada pendirian yang teguh karena jika tidak, kita pasti jatuh. Kita pun harus berdiri dan berpegang teguh kepada pengajaran yang disampaikan secara lisan dan tertulis.

Kita adalah manusia yang lemah karena ketidaksetiaan kita. Contohnya: dalam ibadah, doa, dan pelayanan. Seringkali kita tidak setia karena kesibukan, bisnis, dan lain-lain. Namun apapun yang terjadi, kita harus belajar setia dalam hal patuh atau taat, tetap dan teguh hati, maupun teguh pada pendirian dan janji. Ada ayat yang mengatakan, bahwa pada saat kita mengalami pencobaan, saat itulah kita mengetahui bahwa Allah adalah setia (1Kor.10:12-13). Tuhan tidak akan menyertai orang yang sombong. Jika ada orang lain sedang mengalami kondisi yang tidak kuat, janganlah menghina tetapi bantulah dia. Orang yang sombong ketika mengalami pencobaan akan berbahaya bagi dirinya karena ada saatnya dia tidak akan kuat, walaupun pencobaan-pencobaan yang dialami merupakan pencobaan yang biasa. Contohnya: ujian untuk anak SD tentu berbeda dengan ujian yang dialami oleh anak SMP dan seterusnya. Jika Tuhan menganggap tingkat rohani kita harus menjalani ujian setingkat SD, tentu berbeda dengan pencobaan yang dialami oleh orang yang tingkat rohaninya lebih tinggi. Mengikut Tuhan memang harus memikul salib (= mengalami pencobaan) tetapi harus kita jalani dengan setia karena itu tidak akan melebihi kekuatan kita. Jika kita menjalaninya dengan rendah hati, Tuhan akan memberi jalan keluar bagi kita.

Apakah yang dimaksud dengan “setia”? Setia berarti dapat dipercaya. Allah itu setia. Artinya, Dia adalah Allah yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Dia senantiasa memegang dan menepati janji-Nya. Setiap firman yang diucapkan-Nya pasti digenapi. Karena itu, kita tak perlu ragu atau kuatir akan penggenapan janji Allah dalam hidup kita. Kita dapat dengan tenang bersandar kepada-Nya dan mempercayai kesetiaan-Nya yang tak pernah berakhir.

Saat ini kita diperkenalkan bahwa Tuhan adalah setia. Kesetiaan-Nya berlaku sampai hari ini. Walaupun kita tidak setia, Dia tetap setia (2Tim.2:13). Nama Yesus adalah Yang Setia dan Yang Benar. Pada Alkitab terjemahan lama, nama-Nya adalah Setiawan. Kesetiaan-Nya dapat kita baca dalam Wahyu 1:5, bahwa Yesus Kristus adalah Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan berkuasa atas semua raja-raja di bumi. Dia telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya (bnd. 1Ptr. 3:18). Dan kesetiaan-Nya kepada kita yang tidak setia, juga telah dibuktikan dengan Dia yang rela mati telah bangkit kembali. Selayaknya kita bangga kepada-Nya, karena hal ini bukanlah suatu kebetulan. Semuanya telah berada dalam rencana-Nya, untuk melepaskan kita dari dosa dan mengangkat kita kembali supaya menjadi sama dengan Kristus.

Bagaimanakah kesetiaan Allah itu dinyatakan? Pertama, kesetiaan Allah dinyatakan dengan memelihara janji-Nya. Dia tak pernah mengingkari janji-Nya dan selalu menepati setiap perkataan yang diucapkan-Nya. Kedua, kesetiaan Allah dinyatakan dengan menjaga dan memelihara kita dari segala yang jahat. Dia tak akan membiarkan kita dicobai melebihi kekuatan kita. Sebaliknya, Dia akan senantiasa menyertai kita dan memberikan pertolongan kepada kita saat kita mengalami pencobaan atau kesusahan. Ketiga, kesetiaan Allah dinyatakan dengan menyelamatkan umat-Nya dari kebinasaan. Keempat, kesetiaan Allah dinyatakan dengan mengampuni dan menyucikan kita dari segala dosa dan kejahatan. Dia juga menguduskan serta memelihara hidup kita agar hidup kita tak bercacat pada hari kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali.

Demikianlah, kesetiaan Allah nyata dalam segala hal yang dikerjakan-Nya. Bila kita sungguh-sungguh mengenal dan menyadari kesetiaan Allah, tentu kita akan dapat menjalani hidup kita dengan tenang. Kesetiaan Allah akan senantiasa menjadi penghiburan dan kekuatan bagi kita saat pencobaan dan kesusahan datang. Kita dapat bersandar dan mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya, karena kita tahu bahwa Dia tak mungkin mencelakakan atau berlaku curang kepada kita.

Kita adalah manusia yang lemah karena ketidaksetiaan kita. Contohnya: dalam ibadah, doa, dan pelayanan. Seringkali kita tidak setia karena kesibukan, bisnis, dan lain-lain. Namun apapun yang terjadi, kita harus belajar setia dalam hal patuh atau taat, tetap dan teguh hati, maupun teguh pada pendirian dan janji. Karena itu, marilah kita membalas kesetiaan Allah itu dengan senantiasa berlaku setia di hadapan-Nya, setia dalam iman, setia dalam ketaatan, setia dalam kasih, dan setia dalam pengharapan kepada-Nya. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...