Sabtu, 16 Desember 2023

KOTBAH MINGGU ADVENT III Minggu, 17 Desember 2023 “JIWAKU MEMULIAKAN TUHAN” (Lukas 1:14b-55)

 KOTBAH MINGGU ADVENT III

Minggu, 17 Desember 2023

“JIWAKU MEMULIAKAN TUHAN”

Kotbah: Lukas 1:14b-55          Bacaan: 1 Samuel 2:1-10

Saat ini kita memasuki Minggu Adent III. Dalam Minggu ini kita akan merenungkan tema “Jiwaku Memuliakan TUHAN”.  Maria mengucapkan perkataan tersebut dalam suatu pujian yang disebut sebagai "Magnificat." Magnificat adalah pujian yang diucapkan oleh Maria setelah mendengar kabar bahwa dia akan menjadi ibu dari Mesias, Yesus Kristus. Maria mengucapkan pujian ini sebagai ungkapan syukur dan kegembiraan karena peran yang diberikan kepadanya dalam rencana keselamatan Allah. Pujian ini mencerminkan pemahaman Maria tentang keadilan dan kasih Allah. 

 

Maria bersyukur atas rahmat Allah yang turun-temurun kepada orang yang takut akan-Nya. Maria mencatat perbuatan-perbuatan besar Allah dan pemurahannya terhadap orang-orang yang tunduk pada-Nya. Pujian Maria menyoroti bagaimana Allah meninggikan orang yang rendah hati dan merendahkan orang yang congkak. Maria mengaitkan perbuatan Allah dengan janji-janji-Nya kepada nenek moyang, termasuk janji kepada Abraham. Dengan mengucapkan kata-kata ini, Maria menunjukkan keyakinan dan kepatuhan yang mendalam terhadap rencana Allah dan keselamatan yang dibawanya melalui kelahiran Yesus Kristus.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimanakah cara Maria menyatakan niatnya untuk "memuliakan Tuhan"? Ada beberapa cara yang mencerminkan bagaimana Maria "memuliakan Tuhan" dalam Magnificat ini, yakni:

 

Pertama, karena Allah Juruselamat Maria (ay. 46-47). Maria menyatakan kegembiraan dan rasa syukur karena Allah, Juruselamatnya, telah memperhatikan kerendahan hatinya. Ia merespons berita yang luar biasa ini dengan hati yang penuh sukacita. Makna dari ayat-ayat ini dapat diuraikan sebagai berikut:

Ø  Jiwaku memuliakan Tuhan: Maria mengawali pujian dengan menyatakan bahwa jiwanya memuliakan Tuhan. Ini menunjukkan sikap penuh hormat dan penyembahan Maria terhadap Allah. Ungkapan ini mencerminkan kebersyukuran dan penghargaan yang mendalam dari hati Maria terhadap Allah.

Ø  Bergembira karena Allah, Juruselamatku: Maria menyatakan bahwa hatinya bergembira karena Allah adalah Juruselamatnya. Ungkapan ini mencerminkan kesadaran Maria akan peran penting Allah dalam rencana keselamatan. Sebagai Juruselamat, Allah membawa keselamatan dan pembebasan bagi umat-Nya, dan Maria merasakan sukacita karena peran-Nya dalam rencana keselamatan ini.

 

Dengan demikian, pada intinya, ayat-ayat ini menggambarkan penghargaan dan kegembiraan Maria karena Allah sebagai Juruselamat. Maria merasakan sukacita dan keberhasilan spiritual karena menyadari peran Allah sebagai Juruselamat yang membawa keselamatan bagi umat-Nya. Pujian Maria mencerminkan rasa syukur dan kehormatan yang dalam karena peran Allah dalam hidupnya dan dalam sejarah keselamatan.

 

Kedua, karena Tuhan memperhatikan kerendahan hatinya (ay. 48). Sebelumnya, ketika malaikat memberi tahu Maria mengenai rencana Allah, Maria menjawab dengan tunduk dan menerima peran yang ditetapkan baginya, meskipun itu adalah tanggung jawab besar untuk menjadi ibu dari Mesias. Mari kita bahas beberapa aspek makna dari pernyataan ini:

Ø  Rendah Hati sebagai Sikap Hati yang Diterima oleh Allah: Maria menyadari bahwa Allah memperhatikan kerendahan hatinya. Rendah hati bukanlah tanda kelemahan, tetapi adalah sikap hati yang diterima oleh Allah. Allah cenderung mendekati dan memberikan perhatian-Nya kepada mereka yang memiliki hati yang tunduk dan rendah.

Ø  Penerimaan dan Keterbukaan terhadap Kehendak Allah: Kerendahan hati Maria tercermin dalam penerimaannya terhadap rencana Allah baginya. Dia tidak menunjukkan sikap sombong atau penolakan terhadap panggilan Allah, tetapi sebaliknya, dia tunduk dan menerima dengan rendah hati peran yang Allah berikan kepadanya.

Ø  Allah Memilih yang Rendah Hati untuk Melaksanakan Rencana-Nya: Pernyataan ini mencerminkan prinsip yang seringkali ditemukan dalam Alkitab bahwa Allah sering memilih orang-orang yang lemah atau rendah hati untuk melaksanakan rencana-Nya. Ini menunjukkan karakter Allah yang suka memberikan anugerah kepada mereka yang mengakui ketergantungan dan kebutuhan mereka pada-Nya.

Ø  Kasih dan Perhatian Allah terhadap Hamba-Nya: Ungkapan "memperhatikan kerendahan hatinya" juga mencerminkan kasih dan perhatian Allah terhadap hamba-Nya. Allah tidak hanya melihat secara fisik atau lahiriah, tetapi Dia juga melihat hati, sikap, dan niat dalam setiap tindakan.

Dengan mengatakan bahwa Tuhan memperhatikan kerendahan hatinya, Maria menyatakan keyakinan bahwa Allah adalah Allah yang penuh kasih dan peduli terhadap keadaan hati dan sikap rendah hati. Hal ini mengingatkan kita untuk hidup dalam rendah hati di hadapan Allah dan untuk menerima rencana-Nya dengan tangan terbuka.

 

Ketiga, karena Allah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepada Maria (ay. 49). Maria mengakui bahwa "Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya kudus." Ia meresapi kasih dan rahmat Allah yang turun-temurun kepada mereka yang takut akan Dia.

 

Lukas 1:49 adalah bagian dari pujian Maria yang dikenal sebagai Magnificat. Ayat ini menyatakan, "Sebab Ia yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya kudus." Mari kita bahas beberapa makna dari pernyataan ini:

Ø  Kasih dan Anugerah Allah: Ungkapan "Ia yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar" mencerminkan pengakuan Maria akan kasih dan anugerah Allah dalam hidupnya. Maria menyadari bahwa peran penting yang diberikan Allah kepadanya adalah bukti dari kasih-Nya yang besar.

Ø  Tindakan Ajaib dan Keagungan Allah: "Perbuatan-perbuatan besar" menunjukkan tindakan ajaib dan keagungan Allah dalam memilih Maria sebagai ibu dari Mesias. Ini mencakup konsep keajaiban kelahiran Yesus dan peran Maria dalam rencana keselamatan.

Ø  Nama Allah yang Kudus: Maria juga menyatakan bahwa "nama-Nya kudus." Ini mengandung makna bahwa perbuatan-perbuatan Allah tidak hanya menggambarkan kekuatan dan keagungan-Nya, tetapi juga mencerminkan kekudusan dan kesucian-Nya.

Ø  Kepedulian terhadap Kerendahan Hati Maria: Ungkapan ini juga mencerminkan kebijakan Allah untuk memilih orang-orang yang rendah hati dan tunduk. Allah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepada Maria, yang merupakan seorang gadis muda dari Nazaret, menunjukkan kebijakan-Nya untuk memilih yang lemah dalam pandangan dunia untuk memuliakan nama-Nya.

Makna dari pernyataan ini adalah pengakuan Maria akan karya Allah yang luar biasa dan kebijakan-Nya dalam memilih orang-orang yang tidak terduga untuk melaksanakan rencana-Nya. Ini juga menunjukkan penghargaan Maria terhadap kudusnya nama Allah dan kesucian-Nya dalam setiap tindakan-Nya.

 

Keempat, karena kuasa dan tindakan Allah dalam Sejarah (ay. 51-53). Maria mengakui kuasa dan tindakan Allah dalam sejarah dengan merendahkan orang yang congkak dan meninggikan yang rendah. Ini mencerminkan keyakinannya bahwa Allah adalah penguasa sejati yang campur tangan dalam urusan umat-Nya. Makna dari hal ini adalah:

Ø  Pengungkapan Kuasa Allah: Maria menyatakan bahwa Allah memperlihatkan kuasa-Nya melalui perbuatan tangan-Nya. Ini mencerminkan kekuasaan dan tindakan ajaib Allah dalam mengatur sejarah dan memengaruhi kehidupan manusia.

Ø  Penolakan terhadap Orang-orang Congkak: Maria mengatakan bahwa Allah mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya. Ini menunjukkan bahwa kuasa Allah berada di luar keangkuhan dan kesombongan manusia. Allah menentang sikap sombong dan memberikan anugerah-Nya kepada mereka yang rendah hati.

Ø  Penurunan dan Peninggian: Ayat ini menyatakan bahwa Allah menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah. Ini menegaskan prinsip bahwa Allah memiliki kuasa untuk mengubah peringkat dan kedudukan manusia sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.

Ø  Perhatian Terhadap Orang yang Lapar dan Kaya: Pernyataan ini menekankan keadilan dan perhatian Allah terhadap kebutuhan manusia. Allah memenuhi orang yang lapar dengan segala yang baik, sementara orang yang kaya diutus-Nya dengan tangan hampa. Ini mencerminkan penuhnya kasih Allah terhadap mereka yang membutuhkan dan keadilan-Nya terhadap ketidaksetaraan.

Makna dari ayat-ayat ini adalah pengakuan Maria terhadap karakter Allah yang adil, kuasa-Nya yang mengatur sejarah, dan perhatian-Nya terhadap kebutuhan dan kondisi manusia. Ini juga mengajarkan nilai-nilai kerendahan hati, keadilan, dan kepedulian yang terkandung dalam karakter Allah dan rencana-Nya untuk umat-Nya.

 

Kelima, karena Allah menolong Israel (ay. 54-55). Maria mencatat bahwa Allah menolong Israel, sesuai dengan janji-Nya kepada nenek moyang mereka, seperti yang dijanjikan-Nya kepada Abraham dan keturunannya selama-lamanya. Ini menunjukkan pemahaman Maria akan konsep keberlanjutan janji Allah.

 

Dengan menyampaikan Magnificat ini, Maria secara aktif mengakui dan meresapi peran serta tindakan Allah dalam hidupnya dan dalam sejarah keselamatan. Tindakannya mencerminkan kepatuhannya kepada kehendak Allah dan menyatakan penghargaan, syukur, dan kegembiraan yang mendalam atas kasih dan rahmat-Nya Berikut adalah makna dari ayat-ayat ini:

Ø  Penolongan Allah kepada Israel: Maria menyatakan bahwa Allah menolong Israel, hamba-Nya. Ini mencerminkan sejarah hubungan Allah dengan bangsa Israel, di mana Allah secara berulang kali menunjukkan kuasa-Nya dalam menolong dan melindungi umat-Nya.

Ø  Rahmat Allah: Penolongan Allah terhadap Israel ditekankan sebagai hasil dari rahmat-Nya. Ini menunjukkan bahwa penolongan Allah bukanlah karena kekuatan manusia, tetapi karena kasih dan rahmat-Nya yang tak terhingga.

Ø  Pemenuhan Janji Allah: Maria mengaitkan penolongan Allah dengan pemenuhan janji-Nya kepada nenek moyang mereka, yakni Abraham dan keturunannya. Ini mengingatkan pada janji-janji Allah dalam Alkitab yang menyatakan bahwa Allah akan menjadi Allah mereka dan akan melindungi serta memberkati mereka sebagai umat-Nya.

Ø  Keteguhan Janji Allah Selama-lamanya: Pernyataan "selama-lamanya" menekankan keteguhan janji Allah. Ini mengandung makna bahwa janji-janji Allah tidak berubah dan tetap berlaku sepanjang masa, menunjukkan kesetiaan dan keandalan Allah.

Makna dari ayat-ayat ini adalah pengakuan Maria akan karunia dan kepastian janji Allah kepada bangsa Israel. Ini juga menggambarkan keyakinan Maria bahwa kelahiran Yesus adalah bagian dari rencana keselamatan yang Allah janjikan dan bahwa penolongan Allah terus-menerus pada umat-Nya sebagai tanda rahmat dan kesetiaan-Nya.

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan pada Minggu Advent III ini? Dari pengalaman Maria yang mengatakan "Jiwaku memuliakan Tuhan" dalam pujian Magnificat, kita dapat merenung dan mengambil beberapa refleksi yang relevan:

 

Pertama, hati yang tunduk dan patuh. Maria menunjukkan sikap hati yang tunduk dan patuh terhadap kehendak Allah. Kita dapat merenungkan apakah kita memiliki sikap hati yang serupa untuk menerima dan mematuhi rencana Allah dalam hidup kita.

 

Kedua, kegembiraan dalam pelayanan. Maria mengalami kegembiraan karena berperan dalam rencana keselamatan Allah. Kita dapat merenungkan apakah kita menemukan kegembiraan dalam pelayanan dan panggilan kita, sekaligus mengenali bahwa setiap peran dalam rencana Allah memiliki nilai dan tujuan.

 

Ketiga, mensyukuri dan pengakuan atas Kasih Allah. Pujian Maria penuh dengan syukur dan pengakuan atas kasih dan rahmat Allah. Ini mengajak kita untuk merenungkan apakah kita memiliki sikap syukur yang memadai terhadap berkat-berkat yang diberikan Allah dalam hidup kita.

 

Keempat, kesadaran akan Keadilan Allah. Maria mencatat tindakan Allah yang memperlihatkan keadilan-Nya, yaitu merendahkan yang congkak dan meninggikan yang rendah. Kita dapat merenungkan bagaimana kita melihat dan meresapi keadilan Allah dalam hubungan kita dengan sesama.

 

Pengalaman Maria memberikan inspirasi untuk hidup dengan iman, kegembiraan, dan kepatuhan kepada Allah. Karena itu, Magnificat Maria ini dapat membantu kita memperdalam hubungan spiritual kita dan mengarahkan hidup kita sesuai dengan nilai-nilai kerajaan Allah. (rsnh)

 

Selamat Merayakan Advent III!

Renungan hari ini: “KUASA DAN OTORITAS YANG HANYA DIMILIKI OLEH ALLAH” (Markus 2:7)

  Renungan hari ini:   “KUASA DAN OTORITAS YANG HANYA DIMILIKI OLEH ALLAH”   Markus 2:7 (TB2) "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia men...