Kamis, 27 Agustus 2020

Renungan hari ini: “BUANGLAH SEGALA”

 Renungan hari ini:

 

“BUANGLAH SEGALA”




 

1 Petrus 2:1 (TB) "Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah"

 

1 Peter 2:1 (NET) "So get rid of all evil and all deceit and hypocrisy and envy and all slander”

 

Dalam renungan hari ini kita diajak penulis buku 1 Petrus untuk memiliki hidup yang baik. Hidup yang baik itu tentu harus ditunjukkan dalam sikap dan tingkahlaku kita sehari-hari. Apakah hidup yang baik menurut penulis Petrus? Menurunya hidup yang baik adalah kita harus mampu “Membuang Segala”. Kata kunci yang perlu kita renungkan dalam nas hari ini adalah kata "segala". Penulis kitab Petrus mengajak kita untuk membuang segala itu agar hidup kita baik di hadapan TUHAN.

 

Dalam nas hari ini kita menemukan ada 3 kali kata “segala” di depan kata-kata “kejahatan”, “tipu muslihat”,dan “fitnah”. Sedangkan 2 kata yang lain, yaitu “kemunafikan” dan “kedengkian” tidak didahului oleh kata “segala” tetapi untuk kedua kata itu digunakan kata bentuk jamak. Kata “segala” ini hendak menunjukkan bahwa suatu dosa mempunyai bermacam-macam perwujudan.

 

Ketika kita bisa “Membuang Segala” itu, jangan terlalu cepat merasa puas karena dengan membuang salah satu perwujudan dari “segala” itu; kita harus membuang semua perwujudan dari dosa. Mengapa? Karena dosa itu mempunyai beberapa cabang, dan kalau kita sudah memotong satu cabangnya, maka kita harus mencari dan memotong cabang-cabang yang lain.

 

Misalnya:

a)   Kejahatan bisa mempunyai perwujudan sebagai berikut:

·      Iri, dengki,

·      Berusaha mecelakakan orang

·      Berniat jahat menghacurkan orang lain

·      Senang membuat orang lain susah

·      Suka bertengkar 

 

b)   Fitnah bisa mempunyai perwujudan dalam hal:

·       menggosip

·       menyebar berita hoax

·       berpikir negatif

·       melihat kesalahan orang lain

·       merasa diri paling benar

 

Mungkin timbul pertanyaan dalam hati kita, mengapa dosa-dosa ini yang dijadikan penulis kitab Petrus sebagai contoh? Ada macam-macam pandangan tentang hal ini:

1.     Ada yang mengatakan bahwa dosa-dosa ini diberikan sebagai contoh karena dosa-dosa ini adalah dosa-dosa yang biasanya dilakukan oleh orang dewasa, tidak oleh anak kecil. 

2.     Dosa-dosa ini merupakan dosa-dosa yang banyak terdapat dalam kalangan Yahudi. 

3.     Ada juga yang mengatakan bahwa dosa-dosa di sini merupakan dosa-dosa yang paling merusak persekutuan kristen/kasih persaudaraan.

 

Berefleksi dari nas ini kita sekarang harus mampu “Membuang Segala” dosa itu dengan car akita harus “belajar Firman Tuhan”. Orang yang mampu membuang segala dosa akan memiliki kerinduannya terhadap Firman Tuhan, sedangkan orang yang tidak bisa membuang dosa maka ia pun akan sulit untuk belajar Firman Tuhan.

 

Mereka yang memelihara kebencian dan iri hati dalam hati mereka tidak mempunyai nafsu makan terhadap makanan surgawi, yakni Firman TUHAN. Mereka yang tidak mempunyai kasih yang kudus dalam diri mereka tidak bisa menginginkan Firman dari Dia yang adalah Kasih.

 

Karena itu, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu! “Menjadi anak-anak dalam kejahatan” berarti kita harus membuang dosa, sedangkan “menjadi orang dewasa dalam pemikiran” berarti kita harus belajar Firman Tuhan. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...