Renungan hari ini:
“SAUDARA TUHAN”
Markus 3:35 (TB) "Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku"
Mark 3:35 (NET) "For whoever does the will of God is my brother and sister and mother”
Sebutan “saudara” dalam kehidupan bermasyarakat biasanya menunjuk pada orang yang memiliki hubungan darah, keluarga, atau kerabat. Namun, orang yang memiliki hubungan yang sangat baik dan dekat, atau bersahabat dapat juga disebut sebagai saudara, meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah atau kekerabatan. Yesus juga berbicara tentang saudara-Nya, tetapi dengan pemahaman baru.
Dalam nas hari ini kita hendak belajar bahwa hubungan darah, pertalian antara manusia, tidak punya makna penting di dalam Kerajaan Allah. Yesus berkata kepada orang banyak dan kepada orang yang menyampaikan pesan tersebut, bahwa tak seorang pun yang berhak mengklaim dirinya hanya karena orang tersebut adalah kerabatnya. Hanya ada satu hal yang penting di dalam Kerajaan Allah, dan hal itu adalah kehendak Allah. Dan ini adalah pokok yang harus dipahami oleh semua orang Kristen. Satu-satunya hal yang penting di dalam Kerajaan Allah adalah kehendak Allah, yang lain tidak penting.
Jadi jelaslah bahwa para kerabatnya itu belum mengerti hakekat dari Kerajaan Allah. Dan mereka berpikir bahwa pertalian jasmani antara mereka dengannya memberi mereka hak atas Yesus. Hal ini memang berlaku di dalam kerajaan duniawi. Jika kita kebetulan adalah seorang kerabat dari presiden, perdana menteri, atau petinggi di sebuah negara, maka sudah sewajarnya, menurut ukuran duniawi, kita berhak mendapat perhatian darinya. Sebagai contoh, jika saya adalah saudara dari Presiden Jokowi, maka tentu saja saya bisa langsung masuk ke Istana Negara, sementara orang lain masih harus antri di luar dan menunggu sampai pemandu mereka mengantarkan mereka berkeliling di Gedung Putih. Jika saya bisa menunjukkan bahwa saya adalah saudaranya, maka hal itu sudah merupakan bukti yang cukup. Tak seorang pun akan berani menghalangi saya untuk bertemu dengan saudara saya. Jika ibu dari seorang Presiden datang, maka tak seorang pun akan berani mengusirnya dari hadapan sang presiden. Dia berhak untuk bertemu dengan si presiden dan orang yang berani menghalanginya akan menghadapi banyak masalah. Begitulah tata cara yang berlaku di dunia, akan tetapi bukan itu tata cara yang berlaku di dalam Kerajaan Allah. Di dalam Kerajaan Allah, pertalian darah tidak berarti apa-apa. Yang penting hanya kehendak Allah saja. Yang lainnya tidak berlaku. Hal ini saya tegaskan berkali-kali karena Yesus memang ingin agar kita memahaminya
Berdasarkan ayat-ayat ini, Maria sama sekali tidak memiliki kedudukan yang khusus, tidak di dalam Kitab Suci dan juga tidak di dalam ajaran Yesus. Jika dia memang berhak untuk mendapatkan penghargaan, tentunya hal itu bukan karena dia memiliki pertalian darah, dan pokok ini akan kita lihat nanti. Di dalam Kerajaan Allah, pertalian darah sama sekali tidak berarti apa-apa. Ini bukan berarti bahwa Yesus tidak menghormati dan tidak mengasihi ibunya; bukan begitu maksudnya. Dia mengasihi ibu dan menghormati ibunya. Akan tetapi kita sekarang ini sedang berbicara tentang Kerajaan Allah, yaitu di dalam kaitannya dengan makna keselamatan, tentang hal memasuki Kerajaan Allah. Kita tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Allah, atau diselamatkan, karena kita memiliki pertalian darah dengan Yesus. Pertalian darah bukanlah paspor menuju keselamatan. Keselamatan itu akan kita peroleh jika kita percaya dan beriman kepada Yesus. Manusia diselamatkan hanya karena iman bukan karena hubungan darah dan kekerabatan manusia. Karena itu, milikilah hubungan iman yang baik dengan Yesus, maka kita akan memeroleh keselamatan kekal. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN