Renungan hari ini:
“RANCANGAN ORANG JAHAT ADALAH KEKEJIAN BAGI TUHAN”
Amsal 15:26 (TB) "Rancangan orang jahat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi perkataan yang ramah itu suci"
Proverbs 15:26 (NET) "The Lord abhors the plans of the wicked, but pleasant words are pure"
Nas hari ini menggambarkan perbandingan antara niat dan perkataan orang yang jahat dengan niat dan perkataan orang yang baik. Penulis Kitab Amsal menekankan pentingnya niat dan perkataan yang baik dalam hidup seseorang. Dalam konteks ini, "rancangan" merujuk pada niat, rencana, atau tujuan yang dimiliki oleh seseorang. Orang jahat yang memiliki rancangan jahat atau niat jahat dikatakan sebagai kekejian bagi TUHAN. Ini berarti bahwa TUHAN melihat niat jahat sebagai sesuatu yang tidak disukai-Nya.
Sementara itu, "perkataan yang ramah" merujuk pada kata-kata yang penuh dengan kebaikan, kebijaksanaan, dan kasih. Perkataan yang ramah ini dianggap sebagai sesuatu yang suci atau suci bagi TUHAN. Penulis ingin menyampaikan bahwa perkataan yang ramah adalah sesuatu yang dihargai oleh TUHAN dan memiliki dampak positif dalam kehidupan seseorang. Dalam Kitab Amsal secara keseluruhan, penulis mengajarkan kebijaksanaan dan memberikan nasihat tentang cara hidup yang benar di hadapan TUHAN.
Tujuan penulis Kitab Amsal dalam menyatakan, "Rancangan orang jahat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi perkataan yang ramah itu suci" adalah untuk menyampaikan beberapa pesan moral dan ajaran yang penting kepada pembaca.
Pertama, penulis ingin menekankan bahwa niat jahat atau rencana jahat seseorang tidak disetujui oleh TUHAN.Dalam pandangan penulis, TUHAN menganggap rancangan orang jahat sebagai kekejian atau sesuatu yang tidak menyenangkan. Hal ini menunjukkan pentingnya memiliki niat yang baik dan menghindari niat yang jahat dalam hidup kita.
Kedua, penulis ingin menyampaikan bahwa perkataan yang ramah memiliki nilai moral yang tinggi di hadapan TUHAN. Perkataan yang ramah, yang penuh dengan kebaikan, kebijaksanaan, dan kasih, dianggap sebagai sesuatu yang suci atau kudus bagi TUHAN. Ini menyoroti pentingnya menggunakan kata-kata dengan bijak dan memberikan pengaruh positif kepada orang lain.
Secara keseluruhan, tujuan penulis Kitab Amsal adalah untuk memberikan petunjuk praktis tentang hidup yang benar di hadapan TUHAN dan orang lain. Penulis ingin mendorong pembaca untuk memiliki niat baik dan berbicara dengan bijaksana, karena hal ini dihargai oleh TUHAN dan membawa manfaat yang positif dalam kehidupan sehari-hari.
Pernyataan penulis Kitab Amsal dalam Amsal 15:26 menawarkan beberapa pemikiran penting yang perlu direnungkan, yakni:
Pertama, penilaian Ilahi terhadap niat dan rencana. Ayat ini mengingatkan kita bahwa TUHAN memiliki standar moral yang tinggi dan melihat niat dan rencana hati setiap individu. Niat jahat atau rencana yang bertentangan dengan kehendak-Nya dianggap sebagai kekejian atau hal yang tidak disetujui oleh TUHAN. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga kebaikan dan integritas dalam pikiran dan niat kita.
Kedua, pentingnya perkataan yang ramah. Penulis juga menyoroti pentingnya perkataan yang ramah dan baik dalam interaksi kita dengan orang lain. Kata-kata yang ramah, yang dipenuhi dengan kebaikan, kebijaksanaan, dan kasih, dianggap sebagai sesuatu yang suci atau kudus bagi TUHAN. Hal ini menunjukkan bahwa kata-kata kita memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan membangun hubungan dengan orang lain, dan kita harus menggunakan kekuatan itu dengan bijaksana.
Ketiga, kebijaksanaan sebagai panduan hidup. Kitab Amsal secara keseluruhan mengajarkan kebijaksanaan sebagai panduan hidup yang benar. Ayat ini menggarisbawahi pentingnya mengikuti jalan kebijaksanaan dan menjauhi jalan kejahatan. Hal ini menekankan bahwa tindakan dan pikiran kita harus dipandu oleh nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang baik. Karena itu, penting bagi kita untuk mempertimbangkan niat dan rencana kita, memperhatikan perkataan yang kita gunakan, dan mencari kebijaksanaan dalam setiap langkah kita. Hal ini mengajak kita untuk hidup dengan integritas dan menghargai kebaikan dalam interaksi kita dengan orang lain. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN