Renungan hari ini:
“YANG DICIPTAKAN TUHAN AKAN TETAP ADA SELAMANYA”
Pengkhotbah 3:14 (TB) "Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia"
Ecclesiastes 3:14 (NET) "I also know that whatever God does will endure forever; nothing can be added to it, and nothing taken away from it. God has made it this way, so that men will fear him"
Ketika TUHAN sudah menciptakan sesuatu, maka sesuatu itu akan tetap ada untuk selama-lamanya. Ketetapan dan keputusan TUHAN tetap berlaku dan tidak akan pernah berubah. Itulah kesaksian iman pengkotbah. Melalui nas hari ini kita akan mendapatkan nilai kebenaran yaitu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya bahkan tidak dapat ditambah maupun dikurangi. Dan hal ini pada umumnya disebut takdir atau nasib.Misalnya, setiap yang hidup pasti akan mati. Takdir manusia hanya satu yakni pasti akan mati. Takdir/nasib ini tidak bisa diubah, karena dengan demikian manusia diharapkan untuk memiliki rasa takut akan Tuhan.
Akan tetapi kenyataannya manusia tidak pernah takut kepada Tuhan, kecuali orang yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Segala sesuatu yang ditetapkan Tuhan tidak dapat ditambah maupun dikurangi berlaku bagi orang yang belum lahir baru atau percaya kepada Kristus. Dan kali ini kita akan melihat kehidupan seseorang yang menjadi contoh bagi kehidupan setiap orang yang percaya, karena orang ini adalah orang yang percaya. Kita akan membaca dalam Yesaya 38:1-7 tentang kehidupan Hizkia.
Seperti yang telah kita baca dalam Pengkhotbah, bahwa takdir atau nasib itu pasti, dan takdir itu juga dialami Hizkia, di mana ia telah ditentukan untuk mati dalam usia tertentu oleh karena penyakitnya. Saat itu Hizkia tidak putus asa dalam menghadapi persoalan, walaupun persoalan ini sangat serius yaitu menyangkut hidup Hizkia yang tidak lama lagi. Hizkia benar-benar memegang janji Tuhan, seperti yang tertulis dalam Matius 7:7-11. Akhirnya Hizkia berdoa “ya Tuhan Engkau telah melihat kesetiaanku dalam beribadah kepada-Mu”, maka menangislah ia dengan sangat. Dan dalam waktu yang singkat Tuhan menjawab doa Hizkia, sehingga Tuhan menambahkan umur Hizkia lima belas tahun lagi. Hizkia memerintah pada 716-687 SM. Melalui kisah ini kita diingatkan tentang firman Tuhan yang berkata: “Doa orang yang benar, bila dengan yakindidoakan, sangat besar kuasanya” (Yak. 5:16b).
Jadi, di sini kita temukan ada suatu perbedaan antara anak Tuhan dengan orang dunia. Kalau anak Tuhan nasib/takdir itu bisa berubah, sedangkan orang dunia tidak bisa berubah. Kisah Hizkia ini ditulis oleh nabi Yesaya maupun oleh riwayat raja-raja atau para sejarahwan, karena peristiwa ini sangat penting, di mana kisah hidup Hizkia telah menjadi contoh bagi orang lain, termasuk orang yang belum mengenal Tuhan.
Ternyata apa yang dialami oleh Hizkia telah membawa dampak yang luar biasa, di mana dari negara luar pun ingin tahu apa yang membuat Hizkia sampai mengalami hal yang demikian (Yes. 39:1). Namun kenyataannya Hizkia tidak bersaksi atas kuasa Tuhan yang dia alami, justru dia hanya “memamerkan” atau menunjukkan segala harta kekayaannya dengan sikap angkuh, maka terjadilah sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan, di mana firman Tuhan menegurnya: “Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman TUHAN. Dan dari keturunanmu yang akan kauperoleh, akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja Babel” (Yes. 39:6-7).
Melalui uraian di atas biarlah boleh menjadi suatu pelajaran atau pemahaman dalam kehidupan kita. Bahwa segala sesuatu dapat berubah, karena bagi Tuhan tidak ada sesuatu yang mustahil. Selama kita mencari Tuhan maka kasih setia Tuhan akan menyertai kita. Walaupun kita tidak tahu maksud Allah (Pengk. 3:9-10), tetapi Ia berjanji bahwa apabila kita hidup dalam kebenaran maka segala sesuatu yang kita kerjakan pasti akan berhasil karena segala sesuatu indah pada waktunya (waktu Tuhan), dan di dalamnya terkandung kekekalan. Dan sebagai peringatan: janganlah kita menunggu persoalan datang baru kita mulai bertobat, tetapi selama ada kesempatan biarlah kita gunakan semaksimal mungkin untuk kemuliaan nama Tuhan. Karena itu, tetaplah hidup bersama TUHAN agar TUHAN yang mengatur segala sesuatu yang terbaik bagi kita. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN