Kamis, 20 Juni 2019

Renungan hari ini: JANGAN HANYUT DIBAWA ARUS

Renungan hari ini: 

JANGAN HANYUT DIBAWA ARUS



Ibrani 2:1 (TB) "Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus" 

Hebrews 2:1 (NET) "Therefore we must pay closer attention to what we have heard, so that we do not drift away” 

Jangan hanyut dibawa arus adalah sebuah “Peringatan”. Peringatan merupakan hal yang sangat diperlukan dalam hidup manusia, karena tanpa “peringatan”, maka manusia akan hidup seenaknya dan pasti akan mengantar manusia itu pada sebuah kehancuran. Peringatan harus ada dalam kehidupan manusia, supaya manusia dapat waspada atau mawas diri dalam kehidupan ini. Contoh: “Awas ada lubang di depan, jangan lewat ke situ, nanti kamu jatuh. Atau, “awas ada batu besar di depan, jangan sampai kamu tersandung”, dan sebagainya. Ini peringatan sederhana, tapi kalau disepelekan atau tidak diindahkan maka orang pasti akan jatuh atau mengalami masalah.

Peringatan ini mengatakan, kita harus lebih teliti memperhatikan, jika tidak, akan ada bahaya, yaitu hanyut dibawa arus. Bahaya hanyut dibawa arus yang dimaksud disini adalah kehilangan karunia keselamatan yang begitu besar. Allah, Tuhan, dan Roh Kudus yang mengerjakan keselamatan yang begitu besar bagi kita. Karena keselamatan ini betapa besar, maka kita harus lebih teliti memperhatikan, jangan sampai hanyut dibawa arus.  

Kata “karena itu” adalah kata sambung dari kalimat di atasnya. Karena Tuhan Yesus betapa tinggi, betapa mulia, betapa unggul, dan di atas semua manusia, bahkan malaikat menyembah Dia, seperti yang dikatakan dalam pasal 1, maka kita harus lebih teliti memperhatikan perkara yang telah kita dengar. 

Kita telah mendengar banyak perkara mengenai Tuhan Yesus, maka kita harus lebih teliti memperhatikannya. Kata “kita” di sini berarti bahwa rasul juga mencakupkan dirinya di dalam. Siapa sebenarnya yang menulis Surat Ibrani? Ada yang mengatakan Paulus, ada yang mengatakan Lukas. Kalaupun kitab ini tidak mencantumkan siapa penulisnya, maka kita tidak perlu menentukan siapa-siapa, kita pastikan saja kitab itu ditulis oleh rasul. Di sini kita melihat betapa hati-hatinya rasul dalam menulis suratnya. Rasul mengatakan “kita”, rasul tidak mengatakan “kamu”. Bahaya hanyut dibawa arus juga berlaku atas diri rasul.

Kata “Harus” adalah terjemahan kata Yunani yang juga berarti “perlu.” Kelakuan seperti apa yang harus dimiliki? Kita harus “memperhatikan.” Kata Yunani yang digunakan di sini biasa dipakai untuk mengarahkan perahu layar di jalurnya atau melabuhkan kapal di jalur dermaga. Selanjutnya, tindakan ini tidak boleh dilakukan dengan ceroboh atau lengah namun dengan “lebih teliti” atau dengan kesungguhan yang sangat. Jika kita tidak tekun seperti itu, maka kita akan “hanyut,” satu lagi kiasan negeri bahari. Maknanya adalah suatu kondisi menyimpang ke luar jalur secara tak disadari. 

Bagaimana cara kita memusatkan perhatian agar tidak sampai terhanyut? Kita harus “memperhatikan apa yang telah kita dengar,” atau apa yang telah diajarkan (Ibr. 2:1). Apabila tidak melakukan hal itu, kita akan mengabaikan keselamatan menakjubkan yang telah kita terima. Di dalam kitab Ibrani keselamatan memiliki tiga aspek yaitu: (1) keselamatan dari hukuman atau kutukan Allah akibat dosa-dosa kita, (2) keselamatan dari kuasa kejahatan di dunia ini yang membantu dan mendukung kita dalam berbuat dosa, dan (3) keselamatan untuk boleh hidup di dalam kerajaan Allah, yang didirikan oleh Yesus. 

Kabar baik yang sedang kita bicarakan itu “mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya” (ay. 3). Selanjutnya, mengenai keselamatan besar ini Allah telah “meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya” (ay. 4). 

Prospek hilangnya keselamatan bukanlah disebabkan oleh kelalaian di pihak Allah atau Kristus. Mereka adalah setia—selalu dan selama-lamanya. Kemungkinan dan keniscayaan hilangnya keselamatan itu ada karena kecerobohan manusia. Itulah mengapa para rasul menyebutnya dengan istilah hanyut. Kehilangan keselamatan dan terhanyut dibawa arus kemurtadan terjadi dengan halus dan tak terasa. Karena itu, tetaplah kita berhati-hati agar iman dan keselamatan kita tidak terbawa arus dunia ini. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...