Renungan hari ini:
“KUAT DI DALAM TUHAN”
Efesus 6:10 (TB) "Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya"
Ephesians 6:10 (NET) "Finally, be strengthened in the Lord and in the strength of his power"
Menjadi kuat bukan berarti kita tidak pernah menjadi lemah, namun dalam keadaan apapun kita dapat berdiri teguh dan tidak mudah goyah. Kekuatan hidup kita hanyalah di dalam Yesus, sebab Dia adalah sumber hidup kita. Jangan menjadi lemah saat mengalami masalah sebab segala perkara dapat kita tanggung di dalam Dia yang memberi kita kekuatan.
Memang untuk tetap menjadi kuat tidaklah mudah, sebab seringkali kita menghadapi banyak masalah. Oleh sebab itu, kita perlu senantiasa merenungkan Firman dan melakukannya. Ujian atau masalah yang datang itu tidak pernah terduga sebelumnya, jadi setiap hari kita perlu membekali iman kita dengan Firman Tuhan. Mazmur 1:2-3 mengatakan mereka yang merenungkan Firman Tuhan siang dan malam akan menjadi kuat bahkan akan tetap berbuah dalam kondisi apapun. Kita juga harus melakukan Firman supaya saat ada masalah, kita tidak akan menjadi goyah. Kalau kita ingin menjadi orang yang kuat di dalam Tuhan maka kita harus menjadikan Firman Tuhan sebagai dasar di dalam kita menjalani hidup ini agar tetap kuat.
Untuk menjadi kuat, hendaklah kita tetap bersukacita, sebab Firman Tuhan mendorong kita agar tetap bersukacita di dalam segala keadaan. Sukacita Tuhan adalah kekuatan kita. Sukacita yang Tuhan berikan berbeda dengan kesenangan yang dunia tawarkan. Bersukacitalah karena Tuhan, supaya kita tetap kuat di dalam Dia. Selain itu, kita wajib memiliki pengharapan di dalam Tuhan, sebab pengharapan di dalam Tuhan tidak pernah mengecewakan, sehingga kita akan dikuatkan.
Bagaimana beroleh kekuatan dan kuasa Tuhan? Jawabannya tentu dengan mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah (Ef. 6:11-17). Kita harus bersikap defensif (bertahan) dan ofensif (menyerang) menghadapi Iblis dengan segala tipu muslihatnya. Ada beberapa sikap yang harus kita lakukan agar kita kuat di dalam Tuhan, yakni:
Pertama, tendah hati. Kalau kita mau merendahkan hati, kita akan menerima Firman Tuhan. Sebaliknya, jika kita merasa mampu, kuat, pandai kemudian tidak membutuhkan Tuhan dan mengabaikan kehadiran-Nya, kita sendiri yang rugi. Kita sangat membutuhkan pedang Roh itulah Firman Tuhan menghadapi kondisi dunia yang begitu kuat pengaruhnya seperti kuatnya kota Yerikho di mana di dalamnya terdapat banyak kejahatan dan kenajisan.
Kedua, siap berperang. Kita sebagai prajurit Allah harus siap berperang setelah diperlengkapi dengan senjata pedang Roh yaitu Firman Allah (Ef. 6:17). Kita juga harus hidup sebagai anak-anak terang (Ef. 5:8) dengan tidak menuruti kegelapan dunia yang penuh dengan pesta pora kemabukan, percabulan, hawa nafsu, perselisihan, iri hati yang merupakan pakaian lama (Rm. 13:12-13). Sebaliknya, kita harus “bangun” dari tidur karena keselamatan sudah makin lebih dekat daripada waktu kita menjadi percaya (ay. 11) juga mengenakan Tuhan Yesus Kristus sebagai senjata terang (ay. 14).
Waspada, jangan tidur sambil “menunggu” pedang seperti dilakukan oleh Raja Saul. Dia tidur dan tombaknya terpancung di tanah di sebelah kepalanya sementara semua pengawal tidur mengelilinginya (1 Sam. 26:7). Daud mempunyai kesempatan untuk membunuh Saul sebagai balas dendam tetapi dia tidak mau melakukannya. Daud hanya mengambil tom-baknya lalu pergi ke atas bukit dan berseru menyalahkan pengawal Saul yang tidak men-jaga tuannya dengan baik (ay. 13-16). Kita harus rela diperbarui terus menerus bagaikan tanah liat dibentuk menjadi pot indah melalui proses penempaan dan pembakaran api yang panas menyengatkan. Betapapun panasnya ‘api’ tantangan dan masalah yang dialami, kita berada di dalam tangan Tuhan. Itu sebabnya jangan mudah menyerah terhadap nasib!
Jangan lagi mengandalkan manusia atau kekuatan dan kepandaian diri sendiri tetapi ber-ubahlah dan bersandarlah kepada-Nya, belajarlah rendah hati serta taat kepada kebenaran Firman maka kita akan diperlengkapi oleh kekuatan dan kuasa dari tempat mahatinggi. Dengan demikian, kita boleh mengalami kemenangan menghadapi persoalan apa pun. Ingat, Yesus Kristus turun ke dunia dan mati untuk mengalahkan musuh terakhir itulah maut (1 Kor. 15:26). Jika musuh terakhir sudah dibinasakan, apatah artinya persoalan kita? Masihkah kita kuatir akan kehidupan kita? Tidak! Kita menjadi kuat dan diberi kuasa dan kemenangan di dalam Tuhan sehingga kita mampu mengagungkan dan memuliakan Dia selama-lamanya. Karena itu, jadilah kuat di dalam TUHAN agar kita memeroleh kemenangan demi kemenangan. (rsnh)
Selamat memulai karya dalam Minggu ini untuk TUHAN