Rabu, 03 Juli 2019

Renungan hari ini: DAMAI SEJAHTERA BAGI KAMU

Renungan hari ini: 

DAMAI SEJAHTERA BAGI KAMU



Yohanes 20:21 (TB) "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu" 

John 20:21 (NET)  “Peace be with you. Just as the Father has sent me, I also send you” 

Melihat kehadiran Yesus di dalam ruangan yang terkunci rapat, dan melihat lubang paku pada tangan-Nya serta lambung yang tertikam itu para murid-Nya bersukacitalah karena telah melihat Tuhan (Yoh. 20:20, 25). Sukacita yang dirasakan oleh para murid-Nya memperlihatkan bahwa mereka telah mendapatkan kekuatan baru, semangat baru dan pengharapan yang baru, terlebih menjadi manusia yang telah diperbaharui oleh kebangkitan Yesus. Dalam konteks itulah Yesus mengatakan untuk kedua kalinya: "Damai sejahtera bagi kamu!" (Yoh. 20:21).

Kalimat ini menyiratkan makna tentang kebahagiaan bagi mereka yang melihat melihat Tuhan dan menjadi percaya. Kebangkitan Yesus telah menjawab keragu-raguan para murid dan memberikan keberanian untuk memberitakan Kabar Baik yang Yesus perintahkan. Tetapi serentak dengan itu, kebangkitan Yesus juga telah memenangkan perkara manusia di hadapan pengadilan kuasa dosa dan maut. Artinya, Yesus telah menghapuskan dosa para murid dan dosa semua manusia tanpa kecuali. Hutang yang amat besar yang seharusnya dibayar oleh manusia, tetapi karena tak terbayar, bahkan seumur hidupnya pun manusia tidak akan pernah melunasi hutangnya, sehingga mau tidak mau, karena kasih-Nya semata hutang manusia dilunasi-Nya dengan darah-Nya yang mahal. Itulah sebabnya para murid sangat bersuka cita, karena telah melihat Tuhan. 

Setelah mengatakan kalimat itu, lalu Yesus mentabiskan atau mensahkan para murid-Nya sebagai pemberita Kabar Baik yang telah mereka dengar dari Yesus, yang telah lihat secara nyata dan terlebih yang telah mereka alami secara pribadi ketika bersama-sama dengan Yesus. Sebagai manusia, tentu para murid tetap kuatir dan takut untuk memberitakan berita kasih dan damai sejahtera yang telah mereka alami secara pribadi. Itulah sebabnya, Yesus menghembuskan atau memberikan Roh Kudus kepada para murid-Nya, dengan harapan supaya mereka berbicara dan bertindak atas perintah dan otoritas Allah, dan terus hidup di bawah pengamatan-Nya. Yesus telah selesai mengerjakan pekerjaan-Nya selama 33 tahun. Kini giliran para murid-Nya yang harus melakukannya seperti yang telah Yesus ajarkan dan tanamkan di dalam hati mereka.  

Dalam situasi yang sama mencekam dan menakutkannya, di sebuah tempat yang sama, yang terkunci dengan rapat, yang tidak diketahui oleh orang-orang Yahudi, Yesus kembali menemui murid-murid-Nya yang sedang berkumpul, dan mengatakan kalimat yang sama: “Damai sejahtera bagi kamu!” (Yoh. 20:26). Bedanya hanya, pada pertemuan yang pertama Tomas tidak hadir. Kalimat ketiga ini menyiratkan makna untuk mengingat kembali kepada para murid-Nya, bahwa tidak seorangpun atau apapun yang dapat menghambat pekerjaan Tuhan. Sekuat apapun pintu-pintu itu terkunci dan setebal apapun tembok itu dibuat, tidak akan dapat menghalangi-Nya kehadiran Yesus. Artinya, ketika Tuhan yang bekerja, maka tidak ada satupun yang bisa membendung aliran sungai-Nya untuk memadamkan api kejahatan yeng menyiksa hidup manusia dan yang membuat hidupnya tidak mengalami “damai sejahtera”.

Demikian sapaan Yesus yang bangkit kepada para murid-Nya. Dalam sapaan itu tampak jelas bahwa damai sejahtera bukanlah berasal dari para murid. Juga bukan timbul dengan sendirinya. Damai sejahtera berasal dari Yesus yang bangkit. Damai sejahtera bukanlah upaya para murid, tetapi sungguh-sungguh anugerah Sang Guru. Karena itu, terimalah damai sejahtera yang disampaikan Yesus bagi kita agar hidup kita beroleh kedamaian. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...