Renungan hari ini:
AKU DATANG MEMBAWA HIDUP DAN KELIMPAHAN
Yohanes 10:10B (TB) "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan"
John 10:10B (NET) "I have come so that they may have life, and may have it abundantly”
Kalimat itu bukan hanya sekedar janji, kalimat itu adalah kalimat yang diucapkan oleh Tuhan Yesus sekaligus Dia jalani, Dia hidupi dan Dia buktikan nyata di dalam hidup ini. Dan apa yang kita lihat dari hidup-Nya selalu menjadi inspirasi dan keindahan bukan saja kepada para pengikut-Nya tetapi juga bagi orang-orang lain yang bukan Kristen namun sangat mengagumi hidup dan ajaran Yesus Kristus. Mahatma Gandhi salah satu tokoh yang sangat mengagumi ajaran Yesus khususnya ajaran “Khotbah di Bukit,” yang memegang prinsip perjuangannya dari sana, bukan dengan kekerasan, kekuatan, kehebatan tetapi dengan karakter dan pengorbanan diri dan dengan hidup bersahaja.
Yohanes mengkontraskan kedatangan Yesus dan kedatangan Musa. Musa datang dan Musa memberikan hukum Taurat. Inti dari hukum Taurat tidak lain dan tidak bukan adalah jika engkau lakukan dan jalani seluruh hukum itu dengan tidak bercacat cela, maka engkau akan hidup. Tetapi Anak Allah Yesus Kristus datang memberikan hidup dan kelimpahan. Kita akan hidup berkelimpahan jikalau kita mendasari hidup kita dengan fondasi yang benar ini.
Yesus Kristus memberikan janji ini kepada murid-murid-Nya di dalam konteks Ia sedang memperbandingkan gembala yang palsu dengan Gembala yang sejati. Gembala palsu adalah gembala yang lari menyelamatkan diri ketika kesulitan datang. Gembala itu melayani karena upah bayaran. Gembala yang palsu mencari keuntungan dari domba-dombanya. Tetapi kontras dengan Kristus Gembala yang sejati, yang memberikan janji dan yang akan menepatinya. Janji itu keluar dari mulut Gembala yang sejati. Demi untuk menggenapkan janji itu Ia bahkan rela menyerahkan nyawa-Nya demi supaya domba-domba-Nya hidup. Gembala yang sejati selalu berjalan di depan, Dia akan mengarahkan kita lebih jauh. Domba-domba itu mengikuti-Nya selangkah demi selangkah. Saat melewati lembah yang kelam, berjalan di setapak yang keras dan berbatu tajam, kita tetap percaya Gembala kita senantiasa ada di depan dan memimpin kita di dalam perjalanan yang sulit itu.
Kelimpahan apa yang Tuhan Yesus berikan kepada kita? Ia memampukan kita mengerti Allah itu seperti apa. Dalam Yohanes 14, murid-murid yang gelisah dan kuatir meminta Yesus menunjukkan Allah Bapa kepada mereka, Yesus menjawab, “Telah sekian lama Aku bersama-sama dengan engkau, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa…” Kalimat itu menyentak hati murid-murid. Ada perjalanan bersama Yesus tetapi pengetahuan mereka, pengenalan mereka akan Yesus tidak berlimpah di dalam penyertaan itu. Yohanes 1:18 menunjukkan karena Yesus datang ke dalam dunia ini, maka kita manusia boleh mengenal siapa Allah itu sesungguhnya.
Aku datang, supaya mereka memperoleh hidup dan memperolehnya dalam segala kelimpahan. Kata “datang” berarti Dia bukan saja lahir, tetapi menunjukkan Dia bukan dari sini. Kata “datang” berarti Dia hadir di tengah kita. Hidup kelimpahan itu menjadi benar-benar limpah dari kata itu, sehingga kita tidak melihat konsep kelimpahan semata-mata dalam hal materi belaka. Kelimpahan itu harus dilihat dari dari satu perspektif surgawi, darimana Dia datang, dari situ kita melihat segala-galanya.
Teologi Kemakmuran telah menyelinap masuk ke dalam pengajaran gereja dan merambat masuk ke dalam hati banyak orang Kristen. Kelimpahan dilihat dari kacamata sukses dalam materi, sukses dalam karier, sukses dalam pelayanan, semuanya diukur dari berapa banyak yang kita capai dan kita raih, bahkan termasuk banyak hamba Tuhan tertentu membangga-banggakan berapa banyak jiwa yang sudah dia layani. Konsep seperti itu bagi saya bukan memperlihatkan konsep hidup berkelimpahan melainkan orang-orang itu terperangkap di dalam keinginan dan ketamakan yang akhirnya akan memiskinkan kita. Bukannya makin limpah tetapi makin memiskinkan untuk terus mencapai lebih dan lebih lagi dan tidak akan pernah puas adanya. Seperti orang haus di tengah lautan yang terus meminum air laut yang dia kira bisa memuaskan dahaganya, padahal dia akan semakin haus dan haus lagi tidak habis-habisnya. Karena itu, kita harus berhikmat memahami maksud kedatangan Yesus yang membawa hidup dan kelimpahan bagi kita. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN