KOTBAH MINGGU XXIV SETELAH TRINITATIS
Minggu, 14 Nopember 2021
“WASPADALAH, JANGAN SESAT”
Kotbah: Markus 13:1-8 Bacaan: Daniel 12:1-9
Minggu ini kita akan memasuki Minggu Keduapuluh empat Setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Waspadalah, Jangan Sesat”. Kesesatan adalah suatu keadaan yang tidak baik, bahkan menakutkan dan mengerikan. Tersesat di padang gurun atau di hutan sungguh mencekam, karena kita tidak berdaya. Maka segala upaya penyesatan adalah buruk dan jahat, sehingga haruslah kita hindari. Namun kita juga bisa tersesat dalam pemikiran atau pemahaman dan berakibat mengalami kehidupan yang buruk dan bermasalah yang berkepanjangan.
Sebagai orang percaya kita harus mewaspadai penyesatan itu. Mengapa? Karena penyesatan itu ada beragam bentuk, semisal: pertama, penyesatan yang nyata bentuknya. Penyesatan yang nyata-nyata ini akan mudah di ketahui sebab sangat nyata pemutar-balikan Firman. Kedua, penyesatan halus (tidak tampak). Penyesatan halus sulit mengetahuinya karena dibungkus sangat rapi tetapi dilakukan secara masif. Ketiga, penyesatan ayat-ayat Alkitab. Penyesatan ini tampak benar tetapi salah secara teologis. Penyesatannya dilakukan dengan mengutip ayat-ayat Alkitab tetapi menyamarkan arti sebenarnya, sehingga kalau tidak jeli dan memahami ayat maka akan tertipu.
Timbul pertanyaan kita dimanakah penyesatan itu sering terjadi?
Pertama, penyesatan itu sering terjadi di Gereja. Penyesatan di Gereja ini sulit diketahui karena terlalu percaya kepada hamba Tuhan (baca: pendeta) yang memakai nama TUHAN menyesatkan umat TUHAN. Hal ini di dukung karena begitu besar kepercayaan jemaat kepada pendeta/pengkotbah bahkan melebihi dari pada kepercayaan kepada Tuhan. Jemaat lebih mengidolakan pendetanya daripada Tuhan Yesus. Ajaran Yesus diabaikan, tetapi ajaran pendetanya dituruti.
Kedua, penyesatan itu sering terjadi melalui ajaran. Ajaran dan dogma Gereja bukan lagi digali dan didasarkan kepada Firman TUHAN sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci, tetapi ajaran itu digali dan disarkan pada keinginan dan kehendak pemimpin Gereja itu sendiri. Ada banyak penyesat yang mengatasnamakan Yesus atau nabi ataupun rasul dan mengalihkan jalan hidup banyak orang menuju kebinasaan kekal, yaitu mereka yang :
1. mau hanya mengikuti keinginan diri sendiri atau,
2. memisahkan dirinya dari gereja sebagai persekutuan orang beriman atau,
3. hanya mau menerima segala sesuatu yang masuk akal pikirannya dan tidak percaya adanya yang misteri, sehingga TUHAN Allah dengan segala kuasa-Nya diabaikan.
Ketiga, penyesatan itu sering terjadi melalui internet dan media sosial. Pada zaman sekarang manusia telah tergantung kepada internet dan media sosial. Yang “maha hadir” sekarang bukan lagi TUHAN, melainkan internet dan media sosial. Coba kita buktikan. Manusia jaman sekarang sudah lebih mementingkan membaca status orang di FB, Twitter, Instagram, Whats App, dll dibandingkan membaca Firman TUHAN. Bahkan jika mengalami pergumulah hidup, mansia lebih senang melaporkannya kepada media sosial daripada kepada hamba TUHAN dan kepada TUHAN itu sendiri.
Penyesatan ini tidak boleh dianggap enteng. Tuhan Yesus dalam ketiga Injil mengatakan agar umat percaya harus senantiasa waspada terhadap penyesatan ini.
Pertanyaan kita selanjutnya adalah melalui apakah para penyesat itu menyesatkan kita? Minimal ada dua cara yang dilakukan penyesat untuk menyesatkan kita, yakni:
Pertama, melalui pikiran kita. Para penyesat itu menggunakan pikiran kita. Pikiran kita disesatkan dari kesetiaan kita yang sejati kepada Kristus. Kita belajar dari Hawa yang adalah gambaran dari gereja dan juga gambaran dari wanita. Hawa yang semula percaya kepada Firman TUHAN, tetapi pikirannya disesatkan oleh ular, sehingga ia pun bertindak sesuai keiingan ular bukan sesuai dengan keinginan TUHAN. Mengapa Hawa dapat terkecoh? Karena Hawa tidak tegas menjawab pertanyaan ular, dan membiarkan pikiran ular masuk kepada pikirannya, sehingga pikirannya disesatkan.
Ketika pikiran kita telah disesatkan, maka akibatnya adalah kita tidak lagi menghargai pengajaran yang benar. Kita tidak lagi tunduk pada otoritas Firman Allah dan lebih percaya kepada pikiran ular (baca: dunia). Pikiran yang disesatkan itu juga akan menginjak-injak pengorbanan Yesus di kayu salib. Kita tidak lagi yakin dan percaya bahwa Yesus telah mati di Golgota untuk menebus kita dari dosa dan kejahatan kita agar kita beroleh hidup yang kekal.
Kedua, melalui hati. Kita sering disesatkan melalui hati. Tanda dari hati yang disesatkan adalah tidak mengenal jalan Tuhan. Apa yang dimaksud dengan jalan Tuhan? Perjalanan Tuhan/jalan Tuhan adalah perjalanan salib. Jadi, kalau hati disesatkan, maka akan menolak jalan salib/menolak salib. Semuanya hanya enak bagi daging = semuanya dijadikan enak bagi daging. Jalan salib adalah jalan kematian, kebangkitan dan kemuliaan. Tanpa jalan salib, kita tidak dapat masuk dalam perhentian/dalam kemuliaan Tuhan. Itu sebabnya harus ada jalan salib sebab setan yang akan menyesatkan hati agar menolak jalan salib.
Kalau salib ditiadakan, maka banyak orang yang justru akan datang sehingga suasana gereja menjadi seperti pasar. Yang dicari dari pasar adalah yang ramai dan yang murah/murahan. Sekalipun orang tidak beribadah atau yang baru masuk, dipersilahkan untuk melayani Tuhan dengan berkotbah = murah tanpa salib sehingga gereja menjadi seperti pasar.
Kalau tanpa jalan salib, gereja akan menjadi tempat jual beli. Merpati sudah dijual, yang tinggal hanyalah ular. Gereja menjadi seperti pasar = kita dapat masuk sini, masuk sana = tidak ada salib/tidak ada pengorbanan. Dan sedikit anak Tuhan/hamba Tuhan yang mau mengikuti jalan salib yang menuju kepada kemuliaan kekal/perhentian kekal. Berbeda dengan sistim penggembalaan yang memiliki jalan salib. Semoga kita dapat mengerti.
RENUNGAN
Penyesatan itu akan terjadi kapan saja dan di mana saja. Itu bisa terjadi kepada kita tanpa kita sadari. Karenanya, mari kita mulai sadar dan terus peka untuk melihat pikiran dan hati kita agar tidak disesatkan oleh siapapun.
Hindarilah menuhankan manusia dengan segala ajarannya, sebab hanya TUHANlah satu-satunya yang harus kita sembah. Firman TUHANlah yang menjadi dasar dari segala iman dan keselamatan kita di dunia ini. Hamba TUHAN hanyalah alat-Nya utuk menyampaikan Firman-Nya bagi seluruh manusia. Karena itu, waspadalah, jangan sesat!!! (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN