Sabtu, 29 Oktober 2022

KOTBAH MINGGU XX SETELAH TRINITATIS Minggu, 31 Oktober 2022 “BERHENTI BERBUAT JAHAT, DAN BELAJAR BERBUAT BAIK” (Yesaya 1:16-20)

 KOTBAH MINGGU XX SETELAH TRINITATIS

Minggu, 31 Oktober 2022

 

“BERHENTI BERBUAT JAHAT, DAN BELAJAR BERBUAT BAIK”

Kotbah: Yesaya 1:16-20      Bacaan: Roma 6:15-23


 

Minggu ini kita akan memasuki Minggu Keduapuluh Setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Berhenti Berbuat Jahat, dan Belajar Berbuat Baik”. Belajar berbuat baik membutuhkan proses yang  panjang  dan penuh tantangan. Bahkan berbuat kebaikan membutuhkan pengorbanan, sebab setiap bentuk kebaikan akan berlawanan dengan sifat dosa yang telah mencemari kondisi manusia. Kita dapat memanfaatkan setiap keadaan untuk melakukan sebuah kebaikan, sebagai refleksi iman yang telah  dikaruniakan oleh Allah kepada kita.

 

Minggu ini kita akan belajar bagaimana berhenti berbuat jahat dan mau belajar berbuat baik. Untuk mampu berhenti dari kejahatan dan belajar berbuat baik, maka kita mulai dari membasuh dan membersihkan dirikita lebih dulu. “Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku” (ay. 16). Dalam ayat ini, kita mendapati tiga perintah, yaitu: basuhlah dirimu dari dosa dan kejahatan; bersihkanlah dirimu dari dosa dan kejahatan; dan jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata Allah. Dalam perkataan lain, Tuhan Allah mengingatkan mereka, orang-orang Israel pada zaman itu, dan kita pada zaman sekarang, supaya menjauhkan diri dan meninggalkan dosa-dosa mereka. Supaya mereka berbalik kepada Tuhan, rajin berdoa, beribadah, mengucap syukur, memuji, memuliakan, menyembah, memberi persembahan dan melayani Tuhan.

 

Dalam perikop Minggu ini Yesaya memberikan peringatan kepada umat Israel setelah mereka membasuh dan membersihkan diri mereka yakni:

 

Pertama,  berhentilah berbuat jahat (ay. 16). Berbuat jahat tidak harus membunuh, mencuri atau memukul seseorang. Melukai hati seseorang atau membohongi orang lain juga salah satu kejahatan yang seringkali terjadi belakangan ini. Ada orang yang dengan mudah memutuskan sesuatu tanpa pemikiran yang jernih. Hanya dengan pengaduan atau tanggapan seseorang yang sesungguhnya menaruh kepentingan tertentu, kita bisa mementahkan kebaikan seseorang yang selama ini kita lihat dengan mata kepala sendiri. 

 

Manusia yang suka melakukan kejahatan biasanya seperti binatang yang suka mengubah dirinya dengan berbagai bentuk dan watak. Binatang itu adalah bunglon yang bisa berubah warna agar serupa dengan lingkungannya. Begitu pula, orang yang berteman dengan penjahat lebih cenderung mengembangkan watak penjahat. Alkitab memperingatkan, ”Jangan mengikuti orang banyak untuk tujuan yang jahat” (Kel. 23:2) Sebaliknya, dengan sering bergaul bersama orang yang jujur, adil, dan bermoral, seseorang terbantu untuk berbuat baik (Ams. 13:20.)

 

Berhentilah berbuat jahat Tuhan menghendaki bahwa orang-orang Israel, umat pilihan-Nya, benar-benar meninggalkan segala kejahatan dan kemudian menjadi umat yang penuh kasih dan belas kasihan. Tuhan menghendaki mereka mampu dan mau berubah dan berbalik kepada Tuhan, menyembah, memuji dan memuliakan nama-Nya.

 

Kedua, belajarlah berbuat baik (ay. 17). Dalam konteks ini, Tuhan menghendaki umat pilihan-Nya berupaya berbuat yang baik, lebih baik dan terbaik dalam segala perkara, baik terhadap Allah, diri mereka masing-masing, maupun terhadap sesama. Allah menghendaki mereka dan kita seria beribadah, berdoa, bersyukur, menyembah, memuji, memuliakan dan memberi pelayanan Firman-Nya dengan baik, lebih baik dan terbaik.

 

Mengapa kita patut berupaya untuk ”berjalan menurut jalan orang-orang baik”? Karena kebaikan pada akhirnya akan menang atas kejahatan. Alkitab menyatakan, ”Karena para pelaku kejahatan akan dimusnahkan Hanya sedikit waktu lagi, orang fasik tidak akan ada lagi. Tetapi orang-orang yang lembut hati akan memiliki bumi, dan mereka akan benar-benar mendapatkan kesenangan yang besar atas limpahnya kedamaian” (Mzm. 37:9-11). Allah akan menghapuskan semua bekas kejahatan. Betapa gemilang masa depan yang menanti orang-orang yang rajin berupaya berbuat baik!

 

Ketiga, usahakanlah keadilan (ay. 17). Dalam Kitab Amsal 21:3, Alkitab mengatakan: “Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan TUHAN dari pada korban.” Tuhan juga menghendaki akan memberi keadilan kepada orang yang tertindas. Dalam Kitab Mazmur 140:12, Tuhan berfirman: “Aku tahu, bahwa TUHAN akan memberi keadilan kepada orang tertindas, dan membela perkara orang miskin.”

 

Keempat, kendalikanlah orang kejam (ay. 17). Sesungguhnya, Allah Israel berkehendak supaya mereka mampu mengendalikan orang-orang yang kejam terhadap sesama dan terhadap orang-orang lemah. Mereka diharapkan dapat dengan penuh rasa takut akan Tuhan membela orang-orang lemah, orang-orang yang berkurangan dan orang-orang yang tertindas.

 

Kelima, belalah hak anak-anak yatim dan perjuangkanlah perkara janda-janda (ay. 17). Membela hak anak yatin dan memperjuangkan perkara janda-janda merupakan tugas yang harus dilakukan oleh umat percaya. Hal ini sudah ditegaskan dalam Kitab Keluaran 22:22, berbunyi: “Seseorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas.” Dan juga dalam Kitab Ulangan 24:17, mengatakan: “Janganlah engkau memperkosa hak orang asing dan anak yatim; juga janganlah engkau mengambil pakaian seorang janda menjadi gadai.”

 

RENUNGAN

Apa yang kita renungkan pada Minggu keduapuluh setelah Trinitatis ini?

 

Pertama, dengan atau dalam perbuatan baik, kita pun memperoleh kerahiman dari Tuhan. Perbuatan baik merupakan cara mengurangi, mengikis,  penghapusan akan  salah dan dosa. Kita mendapat ganjaran belas kasih Tuhan. Nabi Yesaya kembali menulis "sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan putih menjadi seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi seperti bulu domba". 

 

Kedua, dengan berbuat baik kita akan melindungi kita dari marabahaya. Allah memberi kita peraturan dengan dua prinsip: (a) Peraturan ada untuk melindungi  Siapa berpegang pada perintah, memelihara nyawanya, tetapi siapa menghina firman, akan mati (Ams.  19:16). (b) Peraturan ada untuk memberkati –  Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu. Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia!  (Yes. 1:19). Karena itu, marilah kita berusaha untuk berhenti berbuat jahat dan belajarlah berbuat kebaikan. (rsnh)

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...