Kamis, 11 Maret 2021

Renungan hari ini: “BERBAHAGIALAH!” (Mazmur 32:2)

 Renungan hari ini:

 

“BERBAHAGIALAH!”




 

Mazmur 32:2 (TB) "Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!"

 

Psalms 32:2 (NET) "How blessed is the one whose wrongdoing the Lord does not punish, in whose spirit there is no deceit"

 

Nas hari  ini mengajak kita untuk berbahagia. Mengapa? Pemazmur memberikan alasannya yakni karena kesalahan kita tidak diperhitungkan dan karena jiwa kita tidak seperti penipu. Jadi, bersyukurlah kita! Bergembiralah kita! Berbahagialah kita! Karena Dia, Kristus Yesus, Anak Tunggal Allah Bapa, Juru Selamat, Penebus dosa dan Tuhan kita, sudah berkenan mengampuni segala pelanggaran serta menebus dan mengampuni segala dosa dan kesalahan kita. Dia sudah menebus dan mengampuni dosaan kesalahan kita, baik yang kita sengaja dan tidak kita sengaja, maupun segala dosa dan kesalahan yang sudah kita perbuat dan belum kita perbuat. 

 

Kata “Diperhitungkan” menurut pendapat umum, adalah diingat akan, dipertimbangkan, dimasukkan dalam pertimbangan, dihitung utang-piutang atau dihitung-hitung kesalahannya. Firman Tuhan dalam Surat Roma 4:8, berbunyi: “Berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya.” Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diingat, tidak dipertimbangkan, tidak dimasukkan dalam pertimbangan, tidak dihitung sebagai utang atau tidak dihitung lagi oleh Tuhan. Dalam kata lain, berbahagialah orang yang dosa dan kesalahannya dianggap lunas oleh Tuhan. Berbahagialah orang yang dosa dan kesalahannya diampuni dan ditebus oleh Dia, Tuhan Yesus Kristus. Berbahagialah orang yang dosa dan kesalahannya dibenarkan oleh karena iman kita kepada-Nya.

 

Apabila dikatakan: “Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan oleh Tuhan”, maksudnya adalah bahwa orang yang berbahagia adalah orang tidak diingat, tidak dipertimbangkan, tidak dimasukkan dalam pertimbangan, tidak dihitung sebagai utang atau tidak dihitung lagi oleh Tuhan. Orang yang berbahagia adalah orang yang segala kesalahannya diampuni oleh Allah dalam nama-Nya. Orang yang berbahagia adalah orang yang sudah memperoleh pengampunan dari Allah Bapa yang bertakhta di sorga, melalui darah Anak Tunggal-Nya yang kudus dan mahal. Orang yang berbahagia adalah orang yang segala kesalahannya sudah ditebus dan dihapus oleh Dia, Yesus Kristus Tuhan kita.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah langkah apa yang harus kita lakukan agar bahagia itu menjadi milik kita?

 

Pertama, kita harus mengakui setiap dosa yang kita lakukan.  Jangan pernah mendiamkan dosa, sekecil apapun dosa akan mendatangkan masalah bagi kita. Seringkali dosa-dosa kecil seperti dosa bohong, dosa sakit hati, dosa benci, dosa iri hati dan lain sebagainya adalah dosa-dosa yang  tidak terselesaikan  karena kita anggap bahwa dosa-dosa yang demikian merupakan dosa yang wajar dilakukan selagi kita menempati tubuh kedagingan ini. Tetapi tidak demikian dengan cara pandang Allah, dosa besar maupun dosa kecil semuanya adalah dosa (dosa adalah dosa) yang mendatangkan masalah.

 

Kedua, kita harus memanfaatkan anugerah Allah dalam kehidupan kita.  Pengampunan adalah anugerah Allah, itu terjadi karena kasih Allah semata-mata, kalau bukan karena anugerah Allah, posisi kita akan tetap sebagai terdakwa dan akan mengalami hukuman maut yang hanya menunggu eksekusi. Jadi, jangan permainkan Allah dengan hidup semaunya karena kalau sampai kita jatuh ke dalam dosa, Allah akan kejar dan tekan kita dan kalau kita tidak mempedulikan-Nya Allah akan hancurkan kita.

 

Ketiga, kita harus milikilah hidup yang benar. Dahulu memang kita orang berdosa tetapi karena anugerah Allah kita dibenarkan dan merdeka atas dosa. Predikat orang benar yang kita sandang harus kita pertahankan dengan menjalani hidup sebagai orang benar yaitu kehidupan yang seturut kehendak Allah yang berarti juga kehidupan yang memiliki kontras dengan kehidupan dunia ini. Memang hal ini akan menggiring kita pada tekanan-tekanan hidup karena kita berada di poros yang berbeda dengan dunia ini. Namun apabila kita fokus dengan Allah maka posisi kita tidak akan mudah untuk digoyahkan dan hidup kita akan senantiasa bersukacita meskipun masalah masih akan tetap ada, tetapi masalah itu tidak akan menjadi masalah yang melumpuhkan kita. Karena itu, berbahagialah sebab Allah tidak memperhitungkan kesalahan kita. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...