Selasa, 25 Februari 2020

Renungan hari ini: KOYAKKANLAH HATIMU

Renungan hari ini:

KOYAKKANLAH HATIMU



Yoel 2:13 (TB) "Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya"

Joel 2:13 (NET) "Return to the Lord your God, for he is merciful and compassionate, slow to anger and boundless in loyal love – often relenting from calamitous punishment”

Hari ini dalam kalender gerejawi beberapa gereja adalah peranyaan Rabu Abu. Dalam perayaan ini umat menorehkan abu ke keningnya oleh hamba TUHAN di Gereja. Pentorehan abu itu menandakan kita memasuki masa-masa pertobatan, dan bersedekah serta berkorban bagi TUHAN. Nas hari ini menunjukkan Yoel dalam ajakan pertobatannya kepada umat Israel memberikan dua tindakan nyata, yakni: mengoyakkan hati dan berbalik kepada TUHAN. Ada berbagai macam ekspresi dan tindakan orang yang menyesal. Ada yang diam meratapi diri, ada yang menangis sejadi-jadinya, ada yang memohon ampun kepada orang yang disakiti, dan sebagainya. 

Di Alkitab kita mendapati orang Israel, mulai dari raja, nabi, sampai orang biasa, yang menyesal dan mengakui dosa. Salah satu ekspresi yang mereka lakukan adalah mengoyakkan pakaian. Melalui tindakan itu, mereka mengakui keberadaan diri, ketidaklayakan, dan dosa mereka di hadapan Allah yang Mahakudus. Namun, dalam nubuatan Nabi Yoel, Tuhan menggunakan istilah yang berbeda; bukan mengoyakkan pakaian, melainkan mengoyakkan hati (ay. 13). Sebuah terjemahan menuliskan demikian: “Biarkan hatimu yang hancur menunjukkan penyesalanmu, mengoyak pakaian tidaklah cukup.” Pakaian adalah penampakan lahiriah, bisa sekadar topeng atau tipu daya. Allah menghendaki penyesalan dan perubahan batiniah. Seakan-akan kepada kita dikatakan: Cabiklah hatimu, remukkan hatimu, supaya tampak apa yang ada di dalamnya, motivasi apa yang tersimpan. Maka, perpalingan kita kepada Allah merupakan perpalingan sepenuh hati; bukan pura-pura. 

Pengakuan dosa kita kerap kali dilandasi sikap hati dan pengetahuan bahwa Tuhan itu pengasih dan penyayang, masakan Allah tidak mengampuni. Jadilah penyesalan lahiriah dan membuat kita menyepelekan anugerah Allah. Koyakkanlah hati dan lihatlah kepada Salib, biar hati kita dilumuri kesadaran betapa dosa kita telah ditebus dengan harga yang sangat mahal!

Bagi Yoel, ada hal utama yang harus diwujudkan yakni: ”koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu”. Artinya sebuah pertobatan itu haruslah dengan sungguh-sungguh dari dalam hati batin.  Tuhan melihat kedalaman hati dan kesadaran akan kesalahan manusia. sambil berserah dan setia menunggu anugerah pengampunan-Nya (ay. 14). Bagi sang nabi, pertobatan umat perlu dilakukan baik secara pribadi maupun secara bersama-sama (ay. 17). TUHAN rindu kita rela mengakui dosa-dosa kita kepada-Nya dan menerima pengampunan-Nya, agar kemudian kita dapat mengasihi dan melayani-Nya dengan seganap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan kita. Sebelum segala sesuatunya terlambat di mata Tuhan, sekarang juga berbaliklah dari jalan kehendak diri kita kembali berada di jalan kebenaran Allah. Karena itu, mari segera menyatakan komitmen untuk masuk dan membuktikan sikap pertobatan yang benar, tidak perlu menunda untuk melakukan pertobatan kepada Allah dan menyatakan kebaikan bagi sesama. (rsnh)

Selamat merayakan Rabu Abu bagi yang merayakannya

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...