Sabtu, 24 November 2018

KOTBAH MINGGU AKHIR TAHUN GEREJAWI Minggu, 25 Nopember 2018 “KUASA TUHAN YANG KEKAL”

Minggu, 25 Nopember 2018

KUASA TUHAN YANG KEKAL
Kotbah: Daniel 7:9-14Bacaan: Wahyu 7:9-17



Kini kita tiba pada Minggu “Ujung Tahun Gerejawi”(Ujung Taon Parhuriaon) dan sekaligus “Parningotan di angka naung monding”.Sebagai minggu akhir penutup kalender gerejawi, tentu kita masing-masing perlu merenung ulang (flasback) perjalanan kehidupan selama satu tahun kalender gerejawi ini. Kita boleh mengevaluasi kinerja pelayanan dan keuangan Gereja selama setahun. Kita boleh melihat capaian yang telah kita lakukan dan program yang tidak bisa kita selesaikan. Kita juga belajar dari kegagalan dan meningkatkan keberhasilan kita menuju pelayanan yang lebih baik tentunya ke tahun Baru Pelayanan Gerejawi yang akan datang. 

Minggu ini juga kita akan mengenang keluarga, sahabat, warga jemaatkita yang telah mendahului kita dari dunia ini. Minggu “Parningotan di angka naung monding” ini bukan dalam maksud untuk mendoakan arwah-arwah yang telah meninggal tetapi untuk menyadarkan orang yang hidup, bahwa suatu saat nanti kita pun akan mati seperti mereka. Karena itu, sebelum kita mati, marilah kita mempergunakan hidup yang sementara ini menjadi masa-masa persiapan menuju kematian. Kelak ketika kita mati kita mati di dalam TUHAN.

Minggu ini kita akan membahas tema “Kuasa Tuhan yang kekal”.Apa maksudnya kuasa Tuhan yang kekal? Kuasa Tuhan yang kekal itu adalah TUHAN punya kuasa yang tidak terbantahkan sejak dahulukala hingga kini dan masa yang akan datang. Tuhan-lah yang empunya dan menentukan segala apa yang terjadi di dunia ini termasuk dalam hidup manusia. Dalam teks kotbah ini kita akan belajar melihat kuasa Tuhan yang kekal itu. 

Kitab Daniel pasal 7 ini menceritakan tentang penglihatan Daniel pada masa pemerintahan Belsyazar raja Babel (Dan. 7:1). Daniel bermimpi tentang kehadiran empat binatang besar yang melambangkan empat kerajaan yang silih berganti menguasai dunia. Yang pertama adalah Babel (bnd. Dan. 2:36-38; 7: 4), yang kedua Media (bnd. Dan. 2:38-45; 7:5), yang ketiga Persia (bnd. Dan. 5:28; 7:6), yang keempat Yunani yang dipimpin oleh Aleksander Agung (Dan. 7:7-8).  Daniel melihat dunia yang penuh kekacauan dan ketidakpastian. Persoalan silih berganti yang terjadi oleh penguasa-penguasa dunia yang memimpin dengan tidak takut akan Tuhan (bnd. Dan. 7:1-8) sehingga timbul peperangan bangsa-bangsa dan pemberontakan. Melalui penglihatan Daniel ternyata Tuhan memberikan kesempatan untuk orang jahat menguasai kekacauan dunia. Dengan melambangkan empat binatang yang besar sebagai empat kerajaan yang besar di dunia, tetapi kekuasaan kerajaan-kerajaan tersebut tidak bisa bertahan lama ketika hanya mengandalkan kehebatannya masing-masing dan kekuatannya dalam hal menindas orang lain terlebih bangsa Israel. 

“Sesudah Daniel melihat empat binatang itu, dia memperhatikan tanduk lain tumbuh di antara tanduk-tanduk binatang keempat itu. “Tanduk kecil” ini menjadi musuh utama Allah dan orang-orang kudus-Nya. Lalu sekonyong-konyong perhatian Daniel beralih dari bumi yang gelap kepada suasana penghakiman yang terang-benderang di ruangan takhta surga (Dan. 7:9-14). Nubuatan Daniel 7 menjadi salah satu bukti alkitabiah yang penting perihal adanya penghakiman (atau “pengadilan”) di surga yang berlangsung sesudah keruntuhan kerajaan keempat–kerajaan Romawi–atau pada zaman “tanduk kecil” berkuasa di dunia. “Tanduk kecil” yang melambangkan Kepausan (negara Vatikan) ini telah menggunakan kekuasaannya untuk menindas umat Tuhan selama “satu masa dan dua masa dan setengah masa” yang secara keseluruhan meliputi kurun waktu selama 1260 tahun (ay. 25). Masa penganiayaan yang dikenal sebagai “zaman kegelapan” karena terjadinya pemberangusan Kitab Suci ini juga disebutkan dalam Wahyu 12:14, yang secara paralel menubuatkan masa penganiayaan umat Tuhan yang dilambangkan sebagai “perempuan yang melahirkan Anak laki-laki” oleh “naga” yang melambangkan Iblis (Why. 12:13).

Dalam penglihatan Daniel, pada pengadilan surgawi itu bertindak sebagai Hakim adalah sosok “Yang Lanjut Usianya” dan digambarkan bahwa “pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba” (Dan. 7:9). Istilah ini merupakan terjemahan dari bahasa Aram, bahasa asli Daniel pasal 7, וְעַתִּ֥יק יוֹמִ֖ין, wə‘attîq yōwmîn,yang merujuk kepada pribadi Allah sendiri. Makna dari “lanjut usia” di sini bukan dalam pengertian penampilan fisik tetapi menggambarkan kekekalan Allah. Sementara Yesus Kristus sendiri dilukiskan sebagai “anak manusia” yang dibungkus awan datang kepada “Yang Lanjut Usia” itu (ay. 13). “Pemandangan penghakiman adalah inti dari seluruh penglihatan dan melibatkan dua tokoh kunci, yakni: Yang Lanjut Usianya dan Anak Manusia. Malaikat-malaikat juga hadir menyaksikan penghakiman itu. 

Pertanyaan kita sekarang adalah siapakah Pribadi Yang Lanjut Usia”? Gelar ini, yang hanya disebutkan oleh Daniel, menunjukkan pribadi yang sangat tua, atau berumur (Dan. 7:9, 13, 22). Seberapa lanjutkah usianya? Sebagai ”Raja kekekalan”, Ia selalu ada, tidak berawal dan tidak akan berakhir (1Tim. 1:17, Yud. 25). Alkitab mengaitkan umur dengan hikmat, maka eksistensi Allah yang kekal meyakinkan kita akan hikmat-Nya yang tak terbatas (Ayb. 12;12). Memang, konsep eksistensi yang kekal sulit dipahami oleh pikiran kita yang terbatas. Tetapi, apakah kita memang sanggup untuk sepenuhnya memahami Allah yang hikmat-Nya tiada tara? Bagaimanakah ciri-ciri orang yang Lanjut Usia itu? 

Pertama,ia duduk. Perhatikan bahwa Pribadi Yang Lanjut Usia ini “duduk”. Untuk apa? Konteksnya menyediakan petunjuk, dengan disebutkannya istilah seperti ”Majelis Pengadilan” dan ”hukuman” (Dan. 7:10, 22, 26). Jadi, dalam penglihatan tersebut, Allah sedang duduk sebagai Hakim. Siapa yang Ia hakimi? Bangsa-bangsa di bumi, yang sebelumnya digambarkan dalam penglihatan Daniel sebagai binatang (Dan. 7:1-8). 

Kedua,ia berpakaian putih seperti salju. ”Pakaiannya putih seperti salju, dan rambut kepalanya seperti wol yang bersih.” Warna putih adalah lambang keadilbenaran dan kemurnian. Wol dari bulu domba kebanyakan berwarna putih. Jadi, rambut yang seperti wol akan berwarna putih. Bisakah kita bayangkan apa yang Daniel lihat? Bisakah kita bayangkan Hakim yang berambut putih dan berjubah putih seperti salju? Gambaran kiasan ini meyakinkan kita akan penghakiman Allah yang adil-benar dan bijaksana. Ia adalah Hakim yang layak dipercaya dan direspek. 

Ketiga,ia dilayani banyak malaikat. ”Ada seribu kali seribu yang melayaninya, dan ada sepuluh ribu kali sepuluh ribu yang berdiri di hadapannya.” Siapa pelayan-pelayan surgawi ini? Alkitab mengidentifikasi para malaikat sebagai ”pelayan-pelayan Allah” (Mzm. 104:4). Para malaikat Allah, yang jumlahnya mungkin mencapai ratusan juta, sibuk ”melaksanakan firmannya” dan ”melakukan kehendaknya” (Mzm. 103:20-21). Hal itu adalah bukti lebih lanjut akan hikmat Allah yang tidak terbatas. Siapa lagi selain Allah yang dapat mengorganisasi dan mempekerjakan pasukan surgawi sebesar itu selama miliaran tahun? Penglihatan Daniel menggugah kita untuk memercayai Allah, Pribadi Yang Lanjut Usia. Penghakiman-Nya adil-benar, dan hikmat-Nya dapat dipercaya. 

Apa yang kita pelajari tentang penglihatan nabi Daniel mengenai suasana penghakiman di surga? Pertama,penglihatan Daniel ini menjadi bukti alkitabiah yang mendukung doktrin penghakiman pada zaman akhir yang berlangsung di surga, yaitu pemeriksaan terhadap perbuatan dan kelakuan manusia sebagaimana terekam dalam kitab catatan surgawi, dengan Hukum Allah sebagai patokan. Kedua, sesuai dengan urutan penglihatan nabi Daniel, penghakiman di surga itu berlangsung seusai kekuasaan dari empat kerajaan purba dan pada masa “tanduk kecil” itu tampil sebagai sebuah kekuasaan politik dan agama, atau tepatnya sesudah 1260 tahun masa penganiayaan oleh “tanduk kecil” itu. Ketiga,tampilnya Yesus Kristus yang digambarkan sebagai “Anak Manusia” yang bersalut awan, melukiskan tugas seorang Imam Besar yang membawa dupa berupa doa-doa umat percaya, menunjukkan bahwa pemandangan itu adalah suasana penghakiman atas umat Allah yang percaya kepada Kristus.

Apa yang mau kita renungkan dari teks kotbah hari ini? 

Pertama,bahwa orang yang masuk ke dalam Kerajaan Surga ialah mereka yang telah mencuci jubahnya dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba(Why. 7:9-17). Hal ini memang ungkapan simbolis, namun mengandung makna mereka yang dalam iman telah percaya dan setia kepada Yesus, yang nampak dalam kehidupan yang setia sampai mati. Indikator itu disebutkan bahwa "mereka adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar”. Walaupun ada banyak tantangan sebagai konsekwensi iman kepada Yesus, mereka setia bahkan setia sampai mati.

Kedua,setiap manusia yang hidup akan menuju kematian. Berbicara tentang hidup berarti juga berbicara mengenai realita kematian. Hidup dan kemudian mati adalah suatu realitas. Dari pemahaman Alkitab, kematian menjadi bagian kehidupan manusia disebabkan dosa. Tidak hanya mati secara jasad tetapi juga mati secara rohani (berarti mati kekal). Sebab upah dosa adalah maut. Seharusnya kematian tidak lagi sesuatu yang menakutkan bagi kita. Kesaksian Alkitab sangat jelas bahwa Yesus telah mengalahkan kematian dengan kematian dan kebangkitanNya. Hal ini telah ditegaskan Yesus kepada Marta, bahwa Yesuslah kebangkitan dan hidup. Artinya kematian memang harus dilalui manusia, namun setiap orang yang percaya kepadaNya akan hidup walaupun ia sudah mati dan kehidupan itu adalah kehidupan yang sesungguhnya, kehidupan kekal bersama Allah di surga.

Ketiga,ingatlah hari kematianmu (Memento Mori).Ungkapan “Memento mori”  adalah untuk mengingatkan kita bahwa hidup ini hanyalah persinggahan sementara, Semua orang pasti akan mengalami kematian. Sehingga manusia itu harus sadar bahwa tidak ada yang abadi di dalam dunia ini. Pengkhotbah 3:1-2 berkata: “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam”. “Memento mori” bukan untuk menakut-nakuti kita, namun mengingatkan kita agar senantiasa bersiap diri menanti ajal yang pasti datang. Hidup ini singkat, oleh karena itu manfaatkanlah waktu yang ada untuk senantiasa melakukan hal-hal yang baik dalam hidup ini Perbaiki diri terus menerus, sehingga ketika ajal kita tiba kita berada dalam sikap dan sifat terbaik dalam hidup kita Bertobatlah, jangan menunda waktu untuk bertobat, sebab kematian datang tidak pakai aba-aba atau pemberitahuan. Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur (1Ptr. 1:24).

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN!

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...