Jumat, 30 Juni 2023

Renungan hari ini: “TAATILAH HUKUM DAN TEGAKKANLAH KEADILAN” (Yesaya 56:1)

 Renungan hari ini:

 

“TAATILAH HUKUM DAN TEGAKKANLAH KEADILAN”




Yesaya 56:1 (TB) "Beginilah firman TUHAN: Taatilah hukum dan tegakkanlah keadilan, sebab sebentar lagi akan datang keselamatan yang pada-Ku, dan keadilan-Ku akan dinyatakan" 

 

Isaiah 56:1 (NET) "This is what the Lord says, “Promote justice! Do what is right! For I am ready to deliver you; I am ready to vindicate you openly"

 

Dalam nas hari ini TUHAN berbicara melalui nabi Yesaya, mengingatkan bangsa Israel untuk taat pada hukum dan menegakkan keadilan. Kata-kata "sebentar lagi akan datang keselamatan yang pada-Ku" mengacu pada pengharapan akan kedatangan keselamatan dan pemulihan yang diberikan oleh TUHAN. Pesan ini memberikan penghiburan dan harapan kepada bangsa Israel bahwa meskipun mereka telah melakukan kesalahan dan melanggar hukum Allah, masih ada harapan untuk perubahan dan pemulihan jika mereka kembali taat dan menegakkan keadilan.

 

Seluruh Kitab Yesaya juga berisi berbagai penggenapan nubuat mengenai Mesias yang akan datang, yaitu Yesus Kristus. Dalam konteks teologis, beberapa bagian dalam Kitab Yesaya dapat ditafsirkan sebagai nubuat tentang penebusan dan penyelamatan yang akan datang melalui Yesus Kristus. Oleh karena itu, pengharapan akan keselamatan yang disampaikan dalam Yesaya 56:1 juga dapat dilihat sebagai pengharapan akan kedatangan Mesias dan keadilan yang akan dibawa oleh-Nya. Dalam rangkaian ayat-ayat berikutnya, Yesaya melanjutkan dengan menggambarkan bagaimana TUHAN akan memberikan keberkatan kepada mereka yang taat dan menegakkan keadilan, termasuk orang-orang bukan Israel yang juga menunjukkan iman kepada TUHAN. Tujuan dari pesan ini adalah untuk mendorong bangsa Israel dan setiap pembaca Kitab Yesaya untuk hidup dalam ketaatan dan keadilan, dengan harapan dan keyakinan akan keselamatan dan keadilan yang akan dinyatakan oleh TUHAN.

 

Jika membaca teks lebih dalam, maka kita akan menemukan ada beberapa tujuan penulis Kitab Yesaya dalam menuliskan ayat ini, yakni:

 

Pertama, mengingatkan kewajiban taat pada hukum. Penulis ingin menegaskan pentingnya ketaatan terhadap hukum Allah. Bangsa Israel telah melanggar hukum-hukum-Nya dan hidup dalam penyimpangan moral. Penulis memanggil mereka untuk kembali kepada hukum Allah dan hidup sesuai dengan perintah-perintah-Nya.

 

Kedua, mendorong pengamalan keadilan. Penulis juga menekankan pentingnya menegakkan keadilan di antara bangsa Israel. Mereka tidak hanya diharapkan taat pada hukum, tetapi juga untuk menjadi pelaksana keadilan di tengah-tengah masyarakat. Ini melibatkan perlakuan yang adil terhadap sesama manusia, menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan menegakkan nilai-nilai keadilan sosial.

 

Ketiga, memberikan pengharapan akan keselamatan. Ayat tersebut mengungkapkan pengharapan akan kedatangan keselamatan yang diberikan oleh TUHAN. Meskipun bangsa Israel telah melakukan kesalahan dan berdosa, masih ada harapan untuk perubahan dan pemulihan melalui keselamatan yang akan datang dari TUHAN. Tujuan penulis adalah untuk menguatkan iman dan pengharapan bangsa Israel, serta mengingatkan mereka bahwa Allah adalah penyelamat yang setia dan akan memberikan keadilan-Nya.

 

Keempat, menekankan kedaulatan dan keadilan Allah. Penulis ingin menggambarkan bahwa TUHAN adalah penguasa yang adil dan suci. Kedatangan keselamatan dan dinyatakan-Nya keadilan-Nya akan memperlihatkan kedaulatan-Nya dan mengembalikan tatanan yang benar dalam masyarakat. Penulis ingin mengingatkan bangsa Israel dan pembaca Kitab Yesaya bahwa keadilan Allah akan terwujud pada saat yang tepat dan sesuai dengan rencana-Nya.

 

Pernyataan penulis Kitab Yesaya yang menuliskan, "Beginilah firman TUHAN: Taatilah hukum dan tegakkanlah keadilan, sebab sebentar lagi akan datang keselamatan yang pada-Ku, dan keadilan-Ku akan dinyatakan" menimbulkan beberapa hal yang perlu direnungkan:

 

Pertama, pentingnya ketaatan terhadap hukum Allah. Pernyataan ini mengingatkan kita akan pentingnya hidup dalam ketaatan terhadap hukum Allah. Hukum Allah adalah pedoman yang diberikan-Nya kepada umat-Nya untuk hidup yang benar dan berkenan kepada-Nya. Ketaatan terhadap hukum-Nya merupakan wujud cinta dan penghormatan kita kepada Allah.

 

Kedua, tanggung jawab menegakkan keadilan. Penulis menekankan pentingnya menegakkan keadilan dalam masyarakat. Keadilan sosial, perlakuan adil terhadap sesama, dan menghormati hak-hak asasi manusia adalah bagian dari keadilan yang harus ditegakkan. Kita dipanggil untuk berkontribusi dalam mewujudkan keadilan di sekitar kita, menghilangkan ketidakadilan, dan memperjuangkan hak-hak orang lain.

 

Ketiga, pengharapan akan kedatangan keselamatan. Pernyataan ini menawarkan pengharapan akan kedatangan keselamatan yang akan diberikan oleh TUHAN. Meskipun kita mungkin telah berbuat salah atau menghadapi situasi sulit, ada harapan akan pemulihan, perubahan, dan penyelamatan yang datang dari Allah. Kita diingatkan untuk mempercayai bahwa Allah adalah penyelamat yang setia, dan Dia akan memberikan keselamatan-Nya pada waktu yang tepat.

 

Keempat, pentingnya kedaulatan dan keadilan Allah. Pernyataan ini menegaskan kedaulatan dan keadilan Allah. Kedatangan keselamatan dan dinyatakan-Nya keadilan-Nya akan menunjukkan kuasa-Nya dan mengembalikan ketertiban dan keseimbangan dalam dunia. Kita diajak untuk memahami bahwa Allah memiliki kuasa penuh dan bahwa keadilan-Nya akan ditegakkan. Dalam merenungkan pernyataan ini, kita diingatkan untuk hidup dalam ketaatan terhadap hukum Allah, menegakkan keadilan, memiliki pengharapan akan keselamatan, dan mempercayai kedaulatan dan keadilan Allah. Karena itu, renungah ini mengajak kita untuk berintrospeksi, mengkoreksi perilaku kita yang mungkin tidak sesuai dengan kehendak Allah, dan berperan aktif dalam membangun keadilan dalam kehidupan sehari-hari. (rsnh)

 

Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...