Minggu, 20 Januari 2019

Renungan hari ini: LAKSANAKAN HUKUM YANG BENAR

Renungan hari ini: 

LAKSANAKAN HUKUM YANG BENAR



Zakharia 8:16 (TB) “Laksanakanlah hukum yang benar, yang mendatangkan damai di pintu-pintu gerbangmu" 

Zechariah 8:16 (NET) "Practice true and righteous judgment in your courts” 

Hukum adalah peraturan yang menata kehidupan agar semakin baik. Dengan adanya hukum maka kehidupan kita baik hubungan pribadi, lembaga, masyarakat ditata agar tidak semeraut dan kacau balau. Hukum harus didasari dengan kasih. Hutkum tanpa kasih akan menjadi kaku, sebaliknya kasih tanpa ada aturan hukumnya alan menjadi kacau balau. Persoalan yang sering kita hadapi adalah adakalanya hukum dibalik. Di dunia akhir zaman ini hukum datang terbalik. Penyebab hukum ini terbalik sangat memalukan. Itulah sebabnya hukum kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan, sebab orang fasik mengepung orang benar; itulah sebabnya keadilan muncul terbalik (Hab. 1:4).

Jika hukum datang terbalik maka yang terjadi adalah perbantahan. Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: "Penindasan!" tetapi tidak Kautolong? Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi (Hab. 1:2-3).

Padahal hukum itu harus memerdekakan kita. Kalau kita membalikkan kebenaran berarti menjungkir balikkan Tuhan Yesus. Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya (Yak.1:25).

Suasana hukum ini memerdekakan. Hukum Firman kebenaran yang menjadi syarat bagi istri, suami, anak-anak, gembala dan diaken, itu untuk memerdekakan bukannya untuk menyusahkan. Seringkali kita merasa ditekan padahal tidak. Misalnya istri disuruh tunduk pada suami bukan untuk ditekan dan dipermalukan. Siapakah hukum ini? Hukum itulah Tuhan Yesus (Yoh. 8:32,35-36).

Di dalam gereja ada yang sudah menjungkir balikkan kebenaran, berarti hukum datang terbalik. Alkitab mengatakan suami menjadi kepala dan istri adalah tubuh. Tetapi kalau dalam nikah istri yang mau menjadi kepala berarti itu sudah membalik hukum. Memutarbalikkan hukum sama dengan menjungkir takhta Allah. Di dalam gereja sekarang banyak wanita yang menjadi gembala dan suaminya duduk mendengar, padahal syarat gembala adalah seorang suami, berarti laki-laki.

Hari-hari terakhir ini banyak orang tidak sadar sudah menjungkir takhta Tuhan. Suatu saat baru mereka terkejut ketika menghadap takhta Tuhan. Kalau takhta Tuhan dijungkir, bagaimana orang tersebut mau menuju takhta Tuhan sebab orang itu menjadi kekejian Tuhan.

Kalau ada damai seorang akan yang lain itu memberi rasa nyaman serta ketenangan dalam pelayanan dan kita akan menerima berkat. Kalau menjungkir takhta Allah apalagi yang akan dicapai di kemudian hari sebab takhta Allah ini sebenarnya adalah tujuan akhir kita.

Laksanakan hukum dengan benar, jangan terbalik. Jangan isi hidup kita dengan perbantahan karena itu warna dari orang yang melaksanakan hukum yang terbalik. Rasul Paulus mengatakan bahwa jemaat Galatia sudah menjungkir balikkan injil. Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus (Gal. 1:6-7).

Hal lain yang kita renungkan dari nas hari ini adalah hadirkanlah damai di pintu-pintu gerbang. Hasil orang yang menghadirkan damai di pintu-pintu gerbang begitu luar biasa (Yes. 60:18). Untuk mendapatkan ini maka pintu gerbang harus ada percikan darah. Dengan demikian ancaman apapun yang datang, malaikat maut sekalipun yang datang tidak akan berani masuk sebab ada darah. Menghadirkan damai di pintu gerbang berarti menghargai darah Yesus. Kalau menghargai darah Yesus maka kita akan tampil bagaikan pintu gerbang yang penuh puji-pujian, akan menghadirkan rasa syukur kepada Tuhan dalam segala sisi kehidupan kita. Karena itu, lakukanlah hukum Tuhan dengan benar maka kita pasti akan bisa menghadirkan damai sejahtera. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...