Renungan hari ini:
“ANAK MANUSIA DATANG DALAM AWAN”
Lukas 21:27 (TB) "Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya"
Luke 21:27 (NET) "Then they will see the Son of Man arriving in a cloud with power and great glory"
Penulis Lukas menggambarkan kedatangan Yesus bagaikan awan. Tentu awan itu pastilah putih, karena awan itu melambangkan kekudusan dan kemurnian Allah. Pada hari penghakiman Yesus akan datang sebagai Hakim. Dia adalah Hakim yang adil dan benar, yang melakukan penghakiman yang benar atas para pemberontak yang jahat, yang berani menentang-Nya dan mengambil alih kewenangan Raja Penguasa ciptaan. Para pemberontak ini sekarang berada di bawah murka-Nya dan pemberontak itu meliputi semua pendosa di dunia.
Jika kita berbicaran soal “awan” maka kita bisa menelisiknya jauh ke dalam peristiwan keluarnya orang Israel dari Mesir (Kel. 13:20-22). Pada saat itu Allah menuntun umat-Nya “dengan tiang awan untuk menuntun mereka di jalan”. Awan menunjukkan jalan bagi orang-orang Israel. Hal ini menarik karena Allah memang berbicara tentang menuntun umat-Nya; Dia berbicara tentang menerangi jalan bagi umat-Nya sehingga kita tahu di mana kita harus berjalan. Biasanya, kita berpikir bahwa Firman Allah-lah yang menerangi jalan kita, memberitahu kita, “Inilah jalan. Berjalanlah mengikutinya”. Dan kita pergi mengikuti Tuhan Yesus di jalan yang sempit. Tetapi, di sini, “awan” mengambil alih peran itu. Dikatakan dalam Keluaran 14:19-22: “Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka. Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu…”
Ini adalah kejadian sejarah yang benar-benar terjadi. Orang-orang Mesir mengejar orang-orang Israel sampai ke Laut Merah. Allah menahan orang-orang Mesir dengan tiang api dan tiang awan di antara orang-orang Mesir dan orang-orang Israel, sehingga mereka tidak dapat melawan orang-orang Israel untuk menghancurkan mereka semalaman. Perhatikan bahwa dikatakan, dalam ayat 20: “dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat”. Sebenarnya terjemahan yang lebih baik dari ayat ini ditemukan dalam Alkitab Terjemahan Lama sebagai berikut: “maka adalah awan itu sebelahnya gelap dan sebelahnya menerangi malam, sehingga tentara tiada dapat menghampiri tentara semalam-‐malaman itu. Awan itu menimbulkan kegelapan bagi orang-orang Mesir, tetapi memberikan penerangan bagi orang-orang Israel. Orang-orang Israel melambangkan orang-orang pilihan Allah karena mereka diselamatkan dari “Mesir” yang melambangkan dunia ini; mereka mengalami keselamatan Allah. Setan, yang dilambangkan dengan Firaun dan bala tentaranya, masih mengejar dan masih melawan semua bangsa Israel, atau semua umat Allah. Hari Penghakiman adalah waktu kegelapan rohani bagi mereka. Pada waktu yang sama, Allah sedang melindungi umat-Nya dan memberi mereka penerangan dengan benda yang sama yang menimbulkan kegelapan bagi orang lain – yaitu awan.
Selain contoh di atas, dalam Bilangan 11:25: “Lalu turunlah TUHAN dalam awan dan berbicara kepada Musa”. Di sini, sekali lagi, TUHAN datang dalam awan dan berbicara. Firman Allah datang dari awan dan hal itu bukan hanya sekedar suatu kejadian dalam Perjanjian Lama. Ingatlah saat Yesus dimuliakan di atas gunung, di mana dikatakan dalam Matius 17:3-5: “Maka tampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."
Sekali lagi, awan muncul dan suara Allah Bapa terdengar mengatakan, “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia”. Kita tidak boleh melewatkan bahwa Allah berbicara dari dalam awan dan fakta bahwa kaitannya dengan awan tetap ada dalam penampakan-Nya dalam Perjanjian Lama, terutama selama periode empat puluh tahun saat awan menuntun orang Israel setiap hari. Kemudian, awan akan bergerak dan orang Israel akan mengikutinya “atas titah TUHAN”.
Intinya adalah bahwa kedatangan Anak Manusia dalam awan itu adalah suatu fakta sejarah yang sudah dimulai dari masa Perjanjian Lama dan diwujudkan juga pada masa Perjanjian Baru. Kini pada masa Advent ini, kita sedang menanti kedantanga Yesus kali kedua ke dunia ini untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Karena itu, marilah kita menanti dan berharap agar kedatangan-Nya dalam awan segera terjadi di dunia ini. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN