Rabu, 16 Maret 2022

Renungan hari ini: “MAKNA PERJAMUAN KUDUS” (Markus 14:22)

 Renungan hari ini:

 

“MAKNA PERJAMUAN KUDUS”




 

Markus 14:22 (TB) Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Ambillah, inilah tubuh-Ku"

 

Mark 14:22 (NET) While they were eating, he took bread, and after giving thanks he broke it, gave it to them, and said, “Take it. This is my body”

 

Perjamuan kudus dilakukan dengan memakan roti dan anggur, di mana roti melambangkan tubuh Kristus dan anggur menjadi simbol untuk darah Yesus. Perjamuan kudus tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, sebab sifatnya sakral. Di samping itu, perjamuan kudus juga mengandung makna penting bagi setiap umat Kristen dan Katolik terkait pengorbanan Yesus Kristus.

 

Perjamuan Kudus adalah sesuatu yang sakral, perlu dijaga nilai-nilai kesakralannya. Lalu pemahaman sebahagian orang Kristen sendiri tentang Perjamuan Kudus itu sendiri? Ketika kita meyakinkan diri untuk menerima Perjamuan Kudus, maka kita akan merasa bahwa roti dan anggur adalah tubuh dan darah Kristus yang telah rela mati demi kita orang berdosa.

 

Perjamuan Kudus juga dimaknai sebagai peringatan akan kematian dan pengorbanan Yesus bagi umat manusia. Melalui Perjamuan Kudus kita diingatkan bahwa suatu peristiwa agung telah terjadi melalui kematian Yesus di kayu salib, menumpahkan darah-Nya untuk menebus kita. Roti dan anggur adalah tanda, sebagai sarana untuk lebih menguatkan iman percaya kita kepada Dia (Yesus) yang telah berkorban untuk kita. 

 

Roti dalam Perjamuan Kudus adalah mengenai tubuh-Nya yang dipecah-pecahkan, dalam arti tidak ada satupun tulang-Nya yang patah, namun tubuhnya disiksa sedemikian rupa sehingga sulit untuk dikenali. Anggur menyatakan darah-Nya, menunjukkan kematian yang mengerikan yang dialami-Nya. Dia, sang Anak Allah yang sempurna, menjadi penggenapan dari begitu banyaknya nubuatan dalam Perjanjian Lama mengenai sang Penebus.

 

Ada beberapa makna Perjamuan Kudus yang perlu kita ketahui, yakni:

 

Pertama, sebagai peringatan Kematian dan Kebangkitan Yesus Kristus. Perjamuan kudus menjadi bentuk peringatan akan kematian Yesus Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya. Karena itulah, umat Nasrani akan memakan roti serta anggur yang menjadi lambang tubuh dan darah Tuhan Yesus Kristus. “Dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya. Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku, perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” (1 Kor. 11:24-26).

 

Kedua, sebagai bukti Keselamatan. Perjamuan kudus menjadi tanda bahwa umat Kristen sudah diselamatkan oleh kasih Tuhan Yesus Kristus, yang nyata dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Perjamuan kudus juga membayangkan kepada umat, bahwa nantinya umat boleh duduk pada meja perjamuan dalam Kerajaan Allah. Karenanya, perjamuan kudus bukan merupakan peristiwa sedih yang penuh ketakutan, melainkan perayaan terhadap anugerah Allah.

 

Ketiga, sebagai persekutuan orang percaya. Perjamuan kudus membuat semua umat Kristen menjadi satu dalam Kristus. Sebagaimana dikatakan dalam 1 Korintus 10:16-17 yang berbunyi, “Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.”

 

Keempat, sebagai pengharapan kedatangan Tuhan Yesus kali kedua. Perjamuan kudus yang dilakukan umat Kristen menjadi bentuk pengharapan sekaligus tindakan iman untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus Kristus kali kedua. 

 

Perjamuan Kudus merupakan tempat di mana Allah menawarkan diri-Nya melalui korban Kristus kepada kita, anugerah yang sempurna menjadi milik kita, jika kita menerima Dia melalui iman. Dia menawarkan tubuh-Nya yang disalibkan dan darah-Nya yang ditumpakan itu kepada kita melalui Firman supaya kita mendapat bagian di dalamnya dan pemberian itu dimateraikanNya melalui tanda yang nyata yaitu Perjamuan Kudus. Karena itu, janganlah membiarkan perayaan itu menjadi upacara yang mati dan formal. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...