Jumat, 15 Oktober 2021

Renungan hari ini: “BERILAH HAMBAMU HATI YANG FAHAM MENIMBANG PERKARA” (1 Raja-raja 3:9)

 Renungan hari ini:

 

“BERILAH HAMBAMU HATI YANG FAHAM MENIMBANG PERKARA”




 

1 Raja-raja 3:9 (TB) "Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?" 

 

1 Kings 3:9 (NET) "So give your servant a discerning mind so he can make judicial decisions for your people and distinguish right from wrong. Otherwise no one is able to make judicial decisions for this great nation of yours”

 

Ternyata yang diminta Raja Salomo adalah hal yang sederhana namun memiliki dampak yang luas. Salomo meminta hikmat dari Tuhan, yakni hati yang faham menimbang perkara. Salomo tidak meminta harta dan kekayaan, tetapi dia hanya meminta hati yang faham. Hikmat ini hendak digunakannya untuk memutuskan perkara yang dihadapinya agar dia mampu membedakan antara yang baik dan yang jahat. 

 

Salamo tidak meminta kepintaran dan kelihaian sebab jika itu yang dimintanya maka bisa saja menjadi orang licik dan penipu. Yang diminta Salomo adalah hikmat yang dikontrol oleh hati nurani. Hikmat yang diminta Salomo adalah hikmat yang sederhana, yang dalam ungkapan bahasa Ibrani disebut “Leb shomea”,  artinya "hati yang paham menimbang perkara".

 

Ungkapan ini pada intinya menunjuk kepada hati yang siap mendengar keputusan Tuhan, untuk menjadi cerminan dalam memutuskan segala perkara di dunia. Hati yang dapat membedakan antara yang baik dan jahat.  

 

Di sini kata yang baik dan jahat, memiliki makna muatan hukum. Sebuah hati yang siap untuk menaati apa yang Tuhan kehendaki. Salomo meminta hal demikian kepada Tuhan untuk mengadili perkara orang Israel dengan adil dan benar.

 

Raja Salomo meminta dikaruniai hikmat seperti ini untuk memampukannya menunaikan tugas kepemimpinannya sebagai seorang raja. Ia harus memutuskan hukum, membedakan apa yang salah dan benar bagi bangsa Israel.  Hati yang faham untuk menimbang perkara. Hati yang siap mengambil resiko dibenci karena berpihak kepada kebenaran. Hati yang tidak ragu-ragu apalagi mendua.  Banyak hal dalam hidup kita ini (termasuk di kantor, kampus, perusahaan atau dimana saja, kita bisa lakukan dengan hal-hal sederhana. Sebagai mahasiswa kita membaca, belajar dan belajar. Sebagai pendeta kita bisa melayani dan melayani, dan lain sebagainya.

 

Hikmat Allah menuntun Salomo untuk bertindak bijaksana dan memberlakukan keadilan Allah. Berhikmat dalam konteks Salomo, adalah mengambil keputusan yang adil untuk masalah yang tepat, dengan cara yang tepat, dan pada waktu yang tepat. Orang Israel percaya bahwa hikmat seperti itu bukan datang dari kemampuan manusia, melainkan bersumber dari Allah sendiri. Benar, Salomo punya hikmat seperti itu oleh karena sebelumnya itulah yang dia minta kepada Allah (1 Raja 3:1-15). Suatu ketika Salomo memberikan seribu korban bakaran di bukit Gibeon (bukit pengorbanan yang terbesar pada masa itu). Di situlah TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi. Firman-Nya, ”Mintalah apa yang hendak kuberikan kepadamu”. Salomo tidak memakai tawaran TUHAN ini sebagai kepuasan untuk dirinya: ia tidak meminta kekuasaan yang berlipat ganda atau materi yang berlimpah-limbah bahkan ia pun tidak meminta umur panjang dan kesehatan. Salomo meminta hikmat agar ia bijaksana dalam memberikan keadilan! Karena itu, mintalah hikmat yakni hati yang faham agar kita mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. (rsnh)

 

Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...