Selasa, 19 Januari 2021

Renungan hari ini: “TUMBUH MENJADI POKOK ANGGUR PILIHAN” (Yeremia 2:21)

 Renungan hari ini:

 

“TUMBUH MENJADI POKOK ANGGUR PILIHAN”




 

Yeremia 2:21 (TB) "Namun Aku telah membuat engkau tumbuh sebagai pokok anggur pilihan, sebagai benih yang sungguh murni. Betapa engkau berubah menjadi pohon berbau busuk, pohon anggur liar!"

 

Jeremiah 2:21 (NET) "I planted you in the land like a special vine of the very best stock. Why in the world have you turned into something like a wild vine that produces rotten, foul-smelling grapes?"

 

Sejak seorang lahir baru maka ada benih ilahi yang luar biasa di dalam hidupnya (1 Yoh. 3:9). Kita dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana melainkan dari benih yang tidak fana, yaitu oleh Firman Allah yang hidup dan yang kekal (1 Ptr. 1:23). Inilah pokok anggur pilihan! Kita diciptakan kembali di dalam Kristus, Kristus sendiri ada di dalam kita (Gal. 2:20), sehingga kita bisa memiliki kekuatan yang melimpah-limpah (2 Kor. 4:7). Sebenarnya kita memiliki iman yang sama berharga dengan iman. Ada benih yang berharga di dalam setiap orang percaya! Tidak ada alasan untuk tidak bisa berbuah dengan indah karena dalam setiap hidup orang percaya telah diberikan benih pilihan. Kita bisa berbuah karena kita telah dijadikan bangsa pilihan Allah, umat kepunyaan Allah sendiri (1 Ptr. 2:9). 

 

Pohon anggur adalah lambang Israel. Dia adalah pohon anggur pilihan dan ditanam oleh tangan kanan Tuhan sendiri (Mzm. 80:8-17). Akan tetapi, betapa Israel telah berubah menjadi pohon yang berbau busuk dan menjadi pohon anggur liar (Yer. 2:21). Kita dengarkan kecaman nabi Hosea (755-724 SM) atas Israel yang meninggalkan Tuhan, Allahnya, dan meyembah Baal, dewa Kanaan. Israel adalah pohon angggur yang riap tumbuhnya, yang menghasilkan buah. Makin banyak buahnya, makin banyak dibuatnya mazbah. Makin baik tanahnya, makin baik dibuatnya tugu-tugu berhala (Hos. 10:1). Dari sebab itu, salah satu berkat bagi suami yang takut akan Tuhan alah bahwa istrinya “akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahnya” (Mzm. 128:3).

 

Jika kita adalah pokok anggur pilihan, maka sejatinya pun kita harus menghasilkan buah-buah pilihan. Timbul pertanyaan kita sekarang, buah yang baik apakah yang diharapkan TUHAN dari kehidupan kita saat ini? Ada beberapa buah yang baik yang bisa kita hasilkan dari hidup kita sebagai kebun anggur TUHAN, yakni:

 

Pertama, buah pekerjaan baik (Kol. 1:10). Sebagai kebun anggur TUHAN, kita harus bisa menghasilkan buah pekerjaan baik dan atau perbuatan baik dari dirikita sendiri. Pekerjaan baik akan membawa berkat bagi kita dan orang lain. Kita harus memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah setiap hari.

 

Kedua, buah kehidupan kekal (Yoh. 4:36). Buah kehidupan kekal merupakan tujuan akhir kita. Entah seberapa lama kita berada di dunia ini, tujuan akhir kita adalah menghasilkan buah kehidupan kekal. Kita berjuang agar pada akhir hidup kita kita bisa memasuki hidup yang kekal (surga). Dengan kehidupan yang kekal kita akan menikmati sukacita sejati.

 

Ketiga, buah kebenaran (2Kor. 9:10). Selama kita hidup di dunia ini kita harus menjadi pejuang dan pelaku kebenaran. Kehadiran kita harus bisa menumbuhkembangkan buah-buah kebenaran dan melawan kepalsuan dan kesesatan.

 

Keempat, buah pertobatan (Mat. 3:8). Pertobatan itu penting, namun pertobatan tanpa ada buahnya adalah omong kosong. Pertobatan yang sejati kelihatan dari tindakan nyata. Setiap pertobatan harus tampak dalam karya nyata. Pertobatan tanpa tindakan nyata adalah mimpi di siang bolong.

 

Kelima, buah Roh Kudus (Gal. 5:22-23). Buah yang paling utama dari kita adalah buah Roh. Buah Roh itu adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.

 

Pertanyaan selanjutnya bagi kita adalah bagaimanakah cara menghasilkan buah yang baik itu? 

 

Pertama, fokus (Mzm. 1:1-3). Fokus berarti melupakan apa yang di belakang. Mengarahkan diri pada apa yang di depan; Berlari-lari kepada Tujuan Allah (Flp. 3:13-14). Adalah pilihan atau keputusan kita untuk mau hidup berfokus kepada Tuhan atau berfokus kepada diri sendiri (atau masalah). Kesulitan tidak akan membuat orang yang berfokus pada Tuhan menjadi lemah dan hancur, justru memicu dan memperkuat pengharapan kepada Tuhan, sehingga kesulitan menjadi salah satu faktor dari pertumbuhan kerohanian.

 

Yosua memberikan suatu pernyataan terhadap umat pilihan Allah agar menentukan pilihannya: pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah (fokus) ... tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah (fokus) kepada TUHAN (Yos. 24:14-15). Kita perlu meluangkan waktu sejenak untuk berdoa memohon bimbingan Tuhan untuk hidup kita hari demi hari sehingga kita sejalan dengan rencana-Nya. 

 

Kedua, menyelaraskan diri (Yoh. 15:5). Setiap orang yang mau fokus kepada Tuhan pasti akan selalu menyelaraskan diri dengan janji Tuhan. Dlam Yosua 14:9 kita melihat Musa bersumpah, katanya: Sesungguhnya tanah yang diinjak oleh kakimu itu akan menjadi milik pusakamu dan anak-anakmu sampai selama-lamanya, sebab engkau tetap mengikuti TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati (selaras dengan Tuhan). Oleh sebab itu, pada waktu Kaleb punya kesempatan untuk minta pembagian; ia tetap menyelaraskan diri dengan janji yang telah diterimanya, tidak mau diubahkan.

 

Ketiga, setia sampai akhir (Mat. 24:46). Sekarang ini adalah saatnya di mana gereja bergerak, bukan lagi waktunya untuk merasa nyaman dan tidur secara rohani, jangan menjadi anak Tuhan yang suam-suam. Ketahuilah bahwa Tuhan Yesus datang hanya untuk umat-Nya yang sibuk dan setia mengerjakan kehendak-Nya. Umat yang setialah yang menjadi pusat perhatian Tuhan. Hamba yang setia adalah orang yang didapati tuannya sedang melakukan tugasnya ketika tuannya datang. Jadi Tuhan datang bukan untuk orang yang malas, karena orang yang malas tidak akan menghasilkan buah. Orang yang benar itu terus produktif dalam Tuhan, pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk (subur) dan segar untuk memberitakan, bahwa Tuhan itu benar  (Mzm. 92:14-16). Karena itu, jangan menghasilkan anggur asam, jadilah pohon anggur pilihan TUHAN yang menghasilkan buah subur, manis dan bermanfaat bagi orang lain. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

 

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...