Renungan hari ini:
“MATAKU TERARAH KEPADA TUHAN”
Mazmur 25:15 (TB) "Mataku tetap terarah kepada TUHAN, sebab Ia mengeluarkan kakiku dari jaring"
Psalms 25:15 (NET) "I continually look to the Lord for help, for he will free my feet from the enemys net"
Mata terarah kepada TUHAN menunjukkan sikap hati. Berarti fokus kepada kehendak TUHAN. Kita bergantung sepenuhnya kepada TUHAN. Mata adalah organ penglihatan. Mata mendeteksi cahaya dan mengubahnya menjadi impuls elektro-kimia pada sel saraf. Dalam organisme yang lebih tinggi, mata adalah sistem optik kompleks yang mengumpulkan cahaya dari lingkungan sekitarnya, mengatur intensitas melalui diafragma, memfokuskan melalui perakitan yang menyesuaikan lensa untuk membentuk sebuah gambar, mengkonversi gambar tersebut menjadi satu himpunan sinyal listrik, dan mentransmisikan sinyal-sinyal ke otak melalui jalur saraf kompleks yang menghubungkan mata melalui saraf optik menuju korteks visual dan area lain dari otak.
Kita kagum pada keajaiban dan kerumitan mata kita sebagai ciptaan Tuhan seperti yang dijelaskan ilmu pengetahuan (biologi), sehingga kita mengerti apa itu mata dan apa fungsinya bagi kita. Penggunaan istilah “mata-ku” dalam pikiran pemazmur ini tentu saja tidak sekedar merujuk pada pengertian biologis, namun dalam konteks bahasa pemazmur, mata di sini merujuk pada pengertian rohaniah. Mata jasmani memang tidak dapat melihat Allah yang adalah Roh. Jadi ketika pemazmur berkata, “Mataku terarah kepada Tuhan”, ini merupakan ungkapan penglihatan imaniah, yang melampaui penglihatan jasmaniah.
Apa maksud pemazmur berkata “Mataku terarah kepada TUHA?” Maksud Daud sebagai pemazmur dalam teks ini adalah agar ia terus belajar membangun hubungan dengan Tuhan. Bahkan ia menyaksikan bahwa Allah sendiri bergaul karib dengan orang benar (ay.14). Apabila mata hati benar, maka mata jasmaniah pun menjadi benar. Orang yang memiliki kedekatan dengan Tuhan, selalu suka melihat hal-hal yang benar dalam hidupnya setiap hari. Pasti ia suka membaca dan merenungkan firman Tuhan (Mzm.1:1-3). Senang melihat sesama yang memerlukan perhatian kasih (Luk. 10:33-35), ia sangat peka terhadap dosa (Kej. 39:9), ia suka melihat jiwa-jiwa tersesat (Yoh.4:35).
Sebaliknya, kalau mata tidak dikuduskan, maka seperti Daud sendiri, ia terjatuh dalam dosa dengan matanya, yang akhirnya membuat ia mengalami banyak malapetaka (2 Sam. 11). Ketika Daud mengakui dosanya, Tuhan pun mengampuni dia, dan ini tercermin dari persekutuan pribadinya dengan Tuhan.
Apa yang kita lihat dengan mata kita sekarang? Bukankah dunia yang penuh dengan segala daya tarik dan hawa nafsunya ini, selalu ingin menggiring kita agar memandangnya? Dunia yang diwarnai dengan keinginan daging, keinginan mata, serta keangkuhan, berada pada posisi yang terus menerus melawan orang benar (1 Yoh.2:16). Orang benar pasti terus dan harus berjuang dengan iman untuk mengalahkannya (1 Yoh. 5:4). Karena itu, mari kita arahkan mata kita tertuju pada TUHAN. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN