Minggu, 24 Juni 2018

Renungan hari ini: MERATAPLAH HAI POHON SANOBAR

Renungan hari ini: 

MERATAPLAH HAI POHON SANOBAR


Zakharia 11:2 (TB) "Merataplah, hai pohon sanobar, sebab sudah rebah pohon aras dan sudah dirusakkan pohon-pohon yang hebat! Merataplah, hai pohon-pohon tarbantin Basan, sebab telah rata hutan yang lebat itu!" 

Zechariah 11:2 (NRSV) "Wail, O cypress, for the cedar has fallen, for the glorious trees are ruined! Wail, oaks of Bashan, for the thick forest has been felled!” 

Meratap adalah bagian dari sikap permohonan ampun dan pemulihan atas hukuman. Dalam Kitab Zakharia pasal 11 kita akan melihat bagian nubuatan yang menyedihkan dan kelihatannya aneh. Kalau kita memperhatikan dipasal-pasal sebelumnya, khususnya pasal 8,9 dan 10 dimana Zakharia menubuatkan bahwa Israel akan diberkati dan tidak hanya diberkati saja melainkan juga akan dibebaskan dari kuasa-kuasa musuh (9:1-7, 10:4-5). Sebagai Nabi Yahudi tentu Zakharia sangat bangga melihat bangsanya sendiri akan diberkati Tuhan. Saya pikir hampir semua orang akan bangga terhadap bangsanya sendiri terlebih lagi bangsa Israel yang sangat ekslusif sebagai bangsa pilihan. Namun memasuki pasal 11 kita melihat sesuatu yang sangat drastis bertolak belakang dari apa yang telah dikatakan dipasal-pasal sebelumnya.

Kalau kita menjadi Zakharia pun tentu kita akan bingung, apa sih maunya Tuhan itu? Namun sebagai Nabi, Zakharia tetap harus memberitakan perkataan Tuhan entah itu baik, tidak baik atau tidak dimengerti anak Tuhan harus menuruti apa yang Tuhan katakan karena Dialah yang mengetahui masa depan Israel, masa depan kehidupan manusia. Nubuatan pasal 11 adalah berita buruk yaitu penghancuran negara Israel. Itu sebabnya Zakharia meminta umat Israel meratap agar penghancuran Allah itu tidak terjadi atas mereka.

Penyebutan  pohon aras Libanon dan pohon Sanobar (11:1-2) merupakan gambaran dari para pemimpin (bangsawan) yang tinggal di lingkungan istana di Yerusalem (bnd. Yer. 22:23; 1Raj. 7:2). Hanya dalam satu bulan, Nabi Zakharia sudah tidak tahan menghadapi respons domba-domba yang buruk itu, sehingga dia tidak mau terus menggembalakan (11:8-10). Upah sebesar tiga puluh uang perak merupakan simbol dari Yesus Kristus yang dijual oleh Yudas dengan harga yang sama. Sikap memberontak dari orang-orang Yahudi itu membuat Allah membiarkan mereka dipimpin oleh gembala-gembala yang tidak bertanggung jawab dan mengalami kekalahan serta penganiayaan dari bangsa-bangsa lain.

Sekalipun ada hukuman Allah terhadap umat-Nya yang memberontak, ada pula pemulihan Allah terhadap bangsa Israel, baik berupa pembebasan dari penjajahan (12:1-9) maupun pertobatan dan pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (12:10).
Bacaan hari ini mengingatkan bahwa dosa selalu berakibat buruk. Walaupun kemurahan Allah membuat Ia tidak segera menghukum umat-Nya yang berdosa, tetapi hukuman bagi orang berdosa itu pasti akan terwujud. Sekalipun demikian, kita selalu bisa memiliki pengharapan bahwa Allah pasti akan memulihkan keadaan kita bila kita mau bertobat dan memberi diri untuk diperbarui oleh Roh Kudus. Bila keadaan kita saat ini seperti Israel yang memberontak kepada Allah, segeralah kembali kepada Allah! Merataplah dan mengakui dosa kesalahan kita maka Allah akan bermurah hati mengampuni dan memulihkan kita. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...