Jumat, 04 Februari 2022

Renungan hari ini: “KERASULAN PAULUS” (Galatia 1:1)

 Renungan hari ini:

 

“KERASULAN PAULUS”




 

Galatia 1:1 (TB) "Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati"

 

Galatians 1:1 (NET) "From Paul, an apostle (not from men, nor by human agency, but by Jesus Christ and God the Father who raised him from the dead)"

 

Rasul Paulus adalah salah satu rasul atau pembawa pesan dari Tuhan. Kerasulan Paulus diakui oleh jemaat dan rasul-rasul lain, walau pun Paulus, secara fisik, belum pernah bertemu dengan Yesus. Syarat seseorang ditetapkan menjadi rasul adalah ditunjuk sendiri oleh Tuhan Yesus, atau diakui oleh rasul-rasul lain dan oleh jemaat.

 

Tak seorang pun bisa menjadi rasul kalau tidak ditetapkan oleh Tuhan. Paulus menjadi rasul bukan karena ia mempunyai kekuatan militer, kekayaan atau bahkan hikmat dan kepandaian. Paulus tidak mempunyai semua itu untuk bisa menjadi seorang rasul. Paulus tidak bisa mengangkat diri sendiri mejadi rasul. Ada banyak orang yang mengaku-aku sebagai rasul, bahkan ada yang setelah mengaku sebagai rasul memiliki banyak pengikut dan kekuatan militer; toh semua itu tidak membuatnya diakui oleh jemaat Yesus. Karena memang orang tersebut, walau pun sangat ingin diakui oleh jemaat, tidak diangkat sebagai rasul oleh Yesus sebagai kepala jemaat. Karena itu mereka menjadi sangat dengki dan iri hati kepada Paulus. Paulus yang tidak memiliki kekuatan apa pun secara duniawi diakui oleh jemaat menjadi rasul, menjadi salah satu tiang jemaat.

 

Paulus bukanlah satu-satunya tiang dan pondasi jemaat, ada rasul-rasul lain juga yang secara bersama-sama menjadi pondasi jemaat, dengan Yesus Kristus menjadi batu pondasi yang utama. Perjanjian Baru, yang berisi 4 kitab Injil, dan kitab-kitab lain tediri dari tulisan-tulisan rasul-rasul lain juga. Ajaran-ajaran Yesus dan rasul-rasul lain jelas “kompatibel” dengan ajaran Paulus, karena sumbernya sama, yaitu dari Tuhan Yesus, dari Allah. Semua rasul dan kitab-kitab tulisan mereka megakui bahwa Yesus adalah Juruselamat, Penebus Dosa, Tuhan dan Anak Allah. Tidak ada ajaran Paulus yang asing dan bertentangan dengan ajaran Yesus dan para rasul lain. Kalau demikian halnya tentu tidak mungkin Paulus diakui oleh jemaat. Jemaat Yesus Kristus sudah berdiri, dan ajaran-ajaran Yesus, dan Injil, sudah dikotbahkan dan diajarkan sebelum Paulus ditambahkan ke dalam barisan para Rasul, oleh Tuhan sendiri.

 

Pertobatan Paulus sendiri adalah suatu peristiwa yang sangat menarik dan suatu pembalikkan yang dahsyat. Dari seorang pembenci dan pembinasa kekeristenan sampai menjadi seorang rasul. Kisah pertobatan Paulus itu diceritakan oleh Lukas dalam kitab Kisah Para Rasul 9:1-19. Dan juga diceritakan sendiri oleh Paulus dalam kitab Galatia 1:11-24. Paulus, setelah berbalik percaya kepada Kristus, meninggalkan segala sesuatu. Ia yang dahulu adalah seorang yang terpandang dan terkemuka di antara kaum elite Yahudi, kemudian menjadi seorang paria bagi mereka. Secara duniawi Paulus kehilangan segala-galanya, harta, sahabat, keluarga, kedudukan dan reputasi di mata para elit Yahudi. Ia mengatakan: “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus“

 

Setelah pertobatannya, hidup Paulus menjadi sangat sulit karena di dalam dirinya ia menanggung suatu “keharusan” dari Tuhan untuk memberitakan Injil sekali pun itu harus dibayar dengan penderitaan bahkan dengan nyawanya sendiri. Inilah tugas yang dibabankan oleh Tuhan Yesus kepada Paulus, “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil. Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku.“ Beban yang ditanggung Paulus sangat berat: “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana”

 

Penyerahan Paulus kepada Yesus adalah penyerahan yang total. Paulus menganggap hidupnya sendiri sudah berakhir, ia mengatakan “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. “Dan memang akhirnya Paulus mati syahid untuk Tuhan yang dikasihinya itu, seperti juga semua rasul lainnya mati syahid. Paulus berhasil mempertahankan iman sampai akhir, di penjara ia menulis: “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. “

 

Demikianlah Paulus menjadi rasul bagi jemaat Kristus atas penujukkan dari Tuhan  dan Paulus mengajak jemaat menjadi pengikutnya, semata-mata karena ia adalah pengikut Yesus, Tuhan yang dikasihinya kepada siapa ia berserah diri secara total. “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.“ Demikianlah Paulus tidak meninggikan dirinya sendiri tetapi meninggikan Yesus di atas segala-galanya. Paulus menganggap dirinya sendiri tidak berarti. Dalam pandangannya sendiri ia sudah mati, yang ada hanyalah Yesus. Hidup dan mati Paulus hanyalah untuk Yesus Tuhannya. Karena itu, kiranya kita tetap pada pengakuan kerasulan Paulus bukan datang dari manusia melainkan dari para rasul dan dari Yesus yang bangkit. (rsnh)

 

Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...