Renungan hari ini:
“BERHATI-HATI DALAM MEMILIH PASANGAN HIDUP”
2 Korintus 6:14 (TB2) "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?"
2 Corinthians 6:14 (NET) "Do not become partners with those who do not believe, for what partnership is there between righteousness and lawlessness, or what fellowship does light have with darkness?"
Dalam nas hari ini, Paulus memberikan nasihat kepada orang percaya agar berhati-hati dalam memilih pasangan hidup atau mitra dalam berbagai konteks kehidupan, termasuk pernikahan. Ayat ini menekankan prinsip penting dalam menjalin hubungan, yaitu prinsip ketidakseimbangan antara kebenaran dan kedurhakaan.
Paulus menulis ini untuk mengingatkan jemaat tentang pentingnya memilih mitra atau pasangan yang memiliki nilai-nilai dan keyakinan yang sejalan dengan ajaran Kristen. Prinsipnya adalah bahwa orang percaya seharusnya tidak membentuk keterikatan yang erat dengan mereka yang tidak percaya atau hidup dalam kegelapan moral dan rohaniah. Kehidupan yang tidak seimbang dengan prinsip-prinsip kebenaran Kristen dapat memengaruhi iman dan kesetiaan orang percaya.
Dalam konteks budaya dan keadaan masyarakat pada waktu itu, ada banyak godaan dan pengaruh dari lingkungan sekitar yang dapat membawa orang percaya ke jalan yang salah atau menggoyahkan iman mereka. Oleh karena itu, Paulus menekankan perlunya menjaga integritas spiritual dan moral dengan memilih pasangan atau mitra yang sejalan dengan nilai-nilai Kristiani. Prinsip yang terkandung dalam ayat tersebut relevan dalam konteks spiritual dan moral, dan bisa diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan personal dan profesional. Ide utamanya adalah agar orang percaya memilih mitra atau pasangan yang memperkuat dan mendukung iman dan kebenaran, bukan sebaliknya.
Apa yang hendak direnungkan dari nas hari ini? Nas hari ini memberikan sejumlah hal yang dapat direnungkan, terutama bagi orang-orang yang ingin hidup sesuai dengan ajaran Kristen. Beberapa hal yang perlu direnungkan dari pernyataan tersebut antara lain:
Pertama, pentingnya memilih pasangan hidup yang sejalan dengan nilai-nilai kebenaran. Pernyataan ini menekankan pentingnya memilih mitra hidup atau pasangan yang sejalan dengan nilai-nilai dan kebenaran iman Kristen. Hal ini dapat menjadi refleksi bagi individu yang akan memasuki hubungan serius, seperti pernikahan, agar mempertimbangkan kecocokan nilai dan iman dalam memilih pasangan hidup.
Kedua, hati-hati dengan kesenjangan nilai. Idea tentang "kesenjangan" antara kebenaran dan kedurhakaan mengajarkan bahwa ada perbedaan mendasar antara gaya hidup yang berdasarkan nilai-nilai Kristen dan gaya hidup yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut. Ini dapat mengundang pertanyaan mengenai sejauh mana kita bersedia mengorbankan prinsip-prinsip kita demi hubungan atau kesempatan lain.
Ketiga, ada perbedaan prinsip Kebenaran dan kedurhakaan. Pernyataan ini mengajak untuk merenungkan perbedaan antara kebenaran dan kedurhakaan. Sejauh mana kita hidup sesuai dengan kebenaran dan sejauh mana kita mungkin terlibat dalam tindakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip moral dan rohaniah Kristen?
Keempat, analogi Terang dan gelap.
Analogi "bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap" menggambarkan ketidakcocokan fundamental antara kebenaran dan kegelapan. Ini dapat menjadi dorongan untuk merenungkan apakah kita sedang berusaha menghidupi prinsip-prinsip kebenaran dalam kehidupan sehari-hari kita.
Pernyataan ini pada dasarnya menuntun kita untuk merenungkan bagaimana kita memilih dan menjalani hubungan serta bagaimana kita menjaga integritas iman Kristen dalam konteks hubungan tersebut. Karena itu, renungan ini dapat membantu kita memahami pentingnya menjaga kesetiaan terhadap nilai-nilai kita dan untuk tidak berkompromi dengan prinsip-prinsip kebenaran Kristen dalam menjalani kehidupan sehari-hari. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN