Renungan hari ini;
TUHAN MEMPERHATIKAN KESENGSARAAN KITA
Keluaran 3:7 (TB) Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka"
Exodus 3:7 (NRSV) Then the LORD said, "I have observed the misery of my people who are in Egypt; I have heard their cry on account of their taskmasters. Indeed, I know their sufferings”
Tuhan tidak hanya menciptakan manusia dan membiarkannya hidup. Tetapi TUHAN selalu memperhatikan kita dengan sungguh-sunnguh kesengsaraan kita. Dari ayat ini kita mengetahui bahwa Tuhan memperhatikan penderitaan yang dialami oleh bangsa Israel. Tuhan juga berjanji bahwa Ia akan melepaskan mereka dari penderitaan itu dan membawa mereka ke suatu negeri yang baik, suatu negeri yang berlimpah susu dan madu.
Pada hari ini, kita sebagai umat Israel rohani, juga rindu akan suatu tanah Kanaan rohani yang penuh dengan susu dan madu. Oleh kerinduan inilah kita memberi diri dibaptis menjadi anak-anak Allah. Tetapi, selewat beberapa waktu, apakah kerinduan kita terhadap tanah Kanaan rohani ini masih sebesar sedia kala? Ataukah kita merasa tanah perjanjian ini sepertinya lebih menyedihkan dari tanah asal yang telah kita tinggalkan?
Negeri yang Tuhan janjikan kepada bangsa Israel adalah suatu negeri yang baik dan luas. Menarik untuk diperhatikan bahwa sesungguhnya Mesir pun adalah negeri yang luas dan berlimpah. Sejak zaman Abraham sampai Yakub, setiap ada peristiwa kelaparan, bangsa Israel akan hijrah ke Mesir (Kej. 12:10, 26:2, 46:6,7).
Jadi, mengapa bukan negeri Mesir saja yang diberikan Allah kepada bangsa Israel? Bukankah tidak sukar bagi Tuhan untuk membinasakan bangsa Mesir dan menjadikan bangsa Israel penguasa baru di Tanah Mesir? Buktinya, sepuluh tulah yang Tuhan turunkan sudah membuat bangsa Mesir mati kutu. Apakah karena Mesir adalah negeri yang penuh dengan tempat penyembahan berhala sehingga Tuhan tidak memberikannya kepada bangsa Israel? Kalau itu alasannya, maka tanah Kanaan malah lebih parah lagi (Im. 18:3, Bil. 33:51,52)! Lalu, mengapa Tuhan menginginkan bangsa Israel keluar dari Mesir dan pergi ke suatu negeri yang Musa sendiri tidak tahu arah tujuannya?
Itu karena Mesir adalah negeri penindas bagi orang-orang Israel. Ketika orang-orang Mesir melihat pertumbuhan dan perkembangan bangsa Israel begitu pesat, mereka ketakutan, ketakutan untuk dikuasai. Oleh karena itu, bangsa Mesir mulai menindas bangsa Israel dengan berbagai cara. Semua hal dibatasi, termasuk ruang gerak, pekerjaan, bahkan mengenai keturunan. Sampai-sampai muncul peraturan jika ada orang Ibrani yang melahirkan anak laki-laki, anak itu harus dibunuh; sedangkan kalau melahirkan anak perempuan, anak itu akan dibiarkan hidup. Selain itu, mereka juga menjalani kerja paksa. Mereka benar-benar berada di dalam masa penderitaan yang berat sehingga tidak ada jalan keluar selain berteriak meminta pertolongan kepada Allah dan memohon agar melepaskan mereka dari penderitaan.
Allah mendengar seruan bangsa Israel dan memanggil Musa untuk membebaskan umat-Nya. Allah berfirman, “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka” (Kel. 3:7). Allah tidak pernah tinggal diam, Dia mendengar seruan umat-Nya. Bila masa sulit menghampiri dan tiada jalan keluar, doa adalah satu-satunya harapan orang percaya. Orang yang datang kepada Allah dengan sungguh-sungguh tidak akan menjadi putus asa karena ia percaya ada Allah yang senantiasa mendengar jeritan hati umat-Nya. Karena itu, segeralah berseru kepada TUHAN dalam kesengsaraan kita maka Ia akan bertindak bagi kita. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN