Renungan hari ini:
“TUHAN MENGINGAT PERJANJIANNYA”
Yehezkiel 16:60 (TB) "Tetapi Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan engkau pada masa mudamu dan Aku akan meneguhkan bagimu perjanjian yang kekal"
Ezekiel 16:60 (NET) "Yet I will remember the covenant I made with you in the days of your youth, and I will establish a lasting covenant with you"
Mengapa perjanjian Allah begitu penting? Dalam Alkitab, khususnya Perjanjian Lama, perjanjian Allah merujuk kepada inisiatif Allah untuk mengikatkan diri-Nya kepada umat-Nya sebagai pelindung, penjaga dan pemelihara yang kekal. Perjanjian ini didasarkan bukan karena kebaikan umat, tetapi karena kemurahan Allah sendiri. Perjanjian inilah yang menjadi dasar yang tak terhapuskan bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya.
Allah bukan hanya mendengar umat yang berseru kepada-Nya, Ia juga mengingat perjanjian-Nya. Seringkali orang berjanji kepada kita ketika kita membutuhkan dan ia lupa kepada janjinya. Atau kita yang lupa bahwa kita pernah berjanji kepada anak-anak kita. Allah tidak pernah lupa kepada janji-Nya! Ia mendengar dan Ia akan melakukan-Nya.
Tuhan setia pada janji-Nya di tengah ketidaksetiaan umat-Nya. Inilah kebenaran yang perlu kita ingat melalui perenungan ini. Di tengah segala kekacauan dan ketidaksetiaan manusia, Allah setia. Ia mengingat janji-Nya dan menepatinya. Itulah pengharapan kita yang seringkali gagal dan tidak menaati-Nya, bahwa kita dipegang oleh Allah yang setia. Allah mengingat janji-Nya di tengah jatuh bangunnya kita mengikut Dia. Kita tidak dibuang dan ditinggalkan, anugerah-Nya akan menyertai dan menuntun kita setiap hari kepada kehendak dan kebenaran-Nya. Berharaplah terus pada-Nya, karena ada anugerah dan kasih karunia Tuhan bagi setiap kita.
Apakah ada janji Allah yang kita bisa ingat? Tanpa mengingat bahwa Allah adalah Allah yang berjanji, maka kita tidak akan memiliki pengharapan apa pun kepada Allah. Ekstrim yang satu adalah orang-orang yang terus mengklaim janji Allah. Mereka hidup di dalam perasaan yang menggebu-gebu, tetapi salah di dalam memahami apa yang Allah janjikan. Ekstrim lain lagi adalah orang-orang yang tidak tahu kalau Allah telah berjanji. Ini adalah kelompok orang-orang yang tidak peduli Allah dalam kehidupan mereka. Tetapi yang benar adalah Allah sungguh-sungguh berjanji. Allah berjanji akan memelihara anak-anak-Nya (tetapi bukan memberikan kelimpahan harta kekayaan), Allah juga berjanji akan membentuk anak-anak-Nya (dan bukan memberikan kemudahan dan kelonggaran hidup), dan Allah juga berjanji bahwa rencana keselamatan-Nya dan sejarah kedatangan kerajaan-Nya akan terus terpelihara dan menjadi genap pada waktunya (janji yang berpusat pada kerajaan Allah, bukan pada individu-individu). Mari mengingat bahwa Allah adalah Allah yang berjanji, tetapi biarlah kita juga ingat kalau Dia adalah Allah yang berdaulat menentukan apa yang mau Dia janjikan dan bagaimana Dia menggenapi apa yang Dia janjikan.
Marilah kita melatih diri untuk melihat janji Allah di dalam Alkitab secara keseluruhan. Apa yang Allah nyatakan atau kerjakan di dalam Alkitab? Dan apa yang paling mendominasi bagian Alkitab? Bukankah Alkitab banyak diwarnai oleh sejarah keselamatan yang Allah kerjakan mulai dari memanggil Adam, Israel, dan orang-orang percaya? Bukankah sejarah keselamatan berfokus kepada satu Pribadi bernama Yesus Kristus? Bukankah menyatakan kemuliaan Anak Tunggal Allah adalah dorongan yang paling besar di dalam diri Allah? Jika hal-hal tadi telah kita sepakati, maka marilah kita mengaitkan hidup kita dengan seluruh rencana kekal Allah. Totalitas rencana keselamatan menjadi wadah untuk kita memahami apa yang Tuhan janjikan bagi saya. Biarlah kita tidak menjadi orang-orang yang berpusat pada diri sendiri. Hanya tahu diri sendiri, pergumulan diri sendiri, kesulitan diri sendiri, tetapi tidak pernah belajar mengaitkan apa pun dengan rencana kekal Allah yang telah Allah nyatakan di dalam Alkitab. Baik kehidupan kita, pekerjaan, pengetahuan, relasi, keluarga, uang, pergaulan sosial, semua harus berkait dengan rencana Tuhan untuk menyatakan Anak Tunggal Allah sebagai satu-satunya jalan keselamatan. Mari kita berjanji untuk melihat seluruh rencana besar Allah di dalam Alkitab agar kita dapat mempunyai pengertian total atas seluruh sejarah. Dari situlah baru kita dapat mulai melihat bagaimana hidup kita dapat dikaitkan dengan sejarah keselamatan Allah.
Allah yang kita sembah bukanlah Pribadi yang ingkar janji. Jangankan untuk “janji firman” yang Ia sampaikan dalam durasi di bawah satu dekade, firman-Nya jelas berkata bahwa Allah mengingat akan perjanjian-Nya, bahkan hingga seribu angkatan! Ini berarti bahwa janji Allah itu kekal, Allah mengingat akan setiap janji firman-Nya kepada umat-Nya. Bukankah hal ini menenteramkan hati serta meneguhkan iman dan pengharapan kita? Penggenapan janji Allah bertujuan untuk tiga hal: agar kita bisa bersyukur kepada Allah, agar kita dapat menyerukan nama-Nya, dan kita dapat bersaksi akan perbuatan ajaib Allah kepada orang lain. Karena itu, hindarilah meragukan penggenapan janji TUHAN dalam hidup kita sebab TUHAN akan mengingat perjanjian-Nya dengan kita pada masa mudakita dan TUHAN akan meneguhkan bagikita perjanjian yang kekal, (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN