Minggu, 21 April 2019
“YESUS BANGKIT PERCAYALAH”
Kotbah: Yohanes 20:24-31 Bacaan: Mazmur 21:1-7
Hari ini kita merayakan Kebangkitan Yesus Kristus dari alam maut. Yesus bangkit mengalahkan segala kuasa kematian. Kebangkitan Yesus menjadi suatu kemenangan atas kuasa kematian.
Pada Ibadah Paskah I ini kita akan membahas tema “Yesus bangkit percayalah”. Tema ini penting kita bahas karena ada banyak orang tidak percaya akan kebangkita Yesus. Para murid pada awalnya tidak memercayai berita kebangkitan Yesus itu. Ketika para perempuan kembali dari kubur Yesus dan mengatakan bahwa Yesus tidak berada di dalam kuburan-Nya, para murid tidak percaya akan berita itu. Lalu Petrus secara diam-diam pergi ke kuburan Yesus untuk membuktikannya. Dalam perikop hari ini Thomas tidak memercayai kebangkitan Yesus itu. Sebelum jarinya tertusuk pada lubang jari dan lumbung Yesus, Tomas tidak akan percaya.
Pertanyaan kita sekarang adalah mengapa orang sukar percaya pada kebangkitan?
Pertama, karena setan bekerja. Setan selalu bekerja pada saat manusia mendengar suatu kebenaran rohani.Ada suatu fakta yang sangat penting untuk diperhatikan, yaitu bahwa pada waktu seseorang mendengar sesuatu dari surat kabar, majalah, TV, bahkan iklan dan gossip, ia dengan mudah percaya, tanpa meminta bukti. Tetapi kalau seseorang mendengar firman Tuhan, maka seringkali ia tidak mau percaya sebelum ada buktinya! Mengapa? Jelas karena dalam kasus pertama, ia mendengar sesuatu yang bersifat jasmani/duniawi, sehingga setan tidak merasa perlu untuk bekerja. Tetapi dalam kasus kedua, ia mendengar suatu kebenaran rohani sehingga setan merasa perlu untuk bekerja sehingga orang itu tidak percaya!
Percaya pada kebangkitan orang mati adalah sesuatu yang penting, karena kalau orang menganggap bahwa tidak ada kehidupan setelah kematian, maka ia pasti akan hidup semaunya sendiri (bdk. 1Kor. 15:32b). Kepercayaan pada kebangkitan Yesus dari antara orang mati, lebih-lebih merupakan sesuatu yang sangat vital untuk keselamatan kita. Roma 10:9-10 berkata, "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan". Itu sebabnya dalam pemberitaan Injil, selain menekankan kematian Kristus untuk dosa-dosa kita, Paulus juga menekankan kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Ini terlihat dari 1Korintus 15:3-4 yang berbunyi: "Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci".
Karena itu jelaslah bahwa pada waktu seseorang mendengar Firman Tuhan, baik tentang kebangkitan orang mati maupun tentang kebangkitan Kristus, setan pasti akan bekerja mati-matian untuk membuat orang itu tidak percaya.
Kedua, hal itu dianggap tidak rasionil dan tidak masuk akal. Ini biasanya merupakan anggapan dari orang-orang yang membanggakan kepandaiannya dan rasionya. Tetapi, kalau mereka sampai pada kesimpulan seperti itu, hal itu menunjukkan kalau sebetulnya mereka justru kurang tajam dan kurang teliti dalam menganalisa.
Ketiga,ketidakpercayaan pada Firman Tuhan, dan tidak adanya pekerjaan Roh Kudus dalam diri mereka. Orang yang betul-betul percaya pada Firman Tuhan, pasti tidak akan sukar untuk mempercayai kebangkitan. Tetapi manusia, yang condong kepada dosa, tidak mungkin bisa percaya pada Firman Tuhan maupun kebangkitan kalau Roh Kudus tidak bekerja dalam dirinya dan memberi-kan iman kepadanya.
Kaitannya dengan Tomas, mengapa Tomas tak percaya kebangkitan Yesus?
Pertama,karena Tomas tidak hadir bersama murid-murid yang lain, ketika Yesus menampakkan diri kepada mereka (ay. 24 bdk. Ay. 19-23). Mungkin kesedihan karena kematian Yesus menyebabkan Tomas menyendiri. Hal ini sebetulnya tidak salah. Salahnya adalah bahwa ia melakukan hal itu secara kelewat batas, sehingga ia sama sekali tidak bersekutu dengan saudara-saudara seimannya, dan ia bahkan tidak berbakti bersama mereka [Catatan: murid-murid berkumpul pada hari minggu (ay. 19), mungkin sekali untuk berbakti]. Membolosnya Tomas dari kebaktian ini menyebabkan Tomas tidak menerima berkat dan sukacita yang diterima oleh murid-murid lain, karena penampakan Yesus yang terjadi pada saat itu! Kalau akhirnya ia toh menerima berkat dan sukacita yang sama, itu karena kasih karunia Kristus. Tetapi ingat, bahwa tidak selalu hal itu terjadi.
Kita tidak akan pernah tahu berapa banyak sukacita dan berkat Tuhan yang gagal kita terima karena kita membolos dari Kebaktian maupun Pemahaman Alkitab! Karena itu jangan membolos!
Kedua, Tomas adalah seorang skeptis (seorang yang selalu ragu-ragu dan tak gampang percaya), dan juga secara alamiah adalah seorang pesimis (selalu meninjau masa depan secara negatif). Ini terlihat dalam Yohanes 11:16, dan terlihat lagi di sini!Murid-murid yang lain, yang jumlahnya adalah 10 orang, bercerita kepada Tomas bahwa mereka telah melihat Yesus (ay. 25a), tetapi Tomas tetap tidak percaya (ay. 25b). Ada beberapa hal yang bisa kita dapatkan dari kata-kata Tomas dalam ayat 25b itu:
a) Ada sesuatu yang bagus dalam sikap dan kata-kata Tomas ini, yaitu bahwa ia jujur dan tidak munafik tentang ketidak-percayaannya. Ia tidak berpura-pura untuk percaya, sekalipun 10 murid yang lain percaya bahwa Yesus sudah bangkit dari antara orang mati. Tomas tidak pernah mau menenangkan keraguannya dengan berpura-pura bahwa hal itu tidak ada. Ia bukanlah jenis orang yang mau mengucapkan pengakuan iman tanpa mengerti tentang hal itu. Apakah kita sering pura-pura percaya padahal kita ragu-ragu, atau bahkan tidak percaya? Kemunafikan kita akan menyebabkan tidak adanya orang menolong kita dalam hal itu, tetapi sebaliknya, keterusterangan kita akan memudahkan orang untuk menolong kita!
b) Sikap Tomas ini bertentangan dengan banyak ayat Kitab Suci / Firman Tuhan (bdk. Ibr. 11:1 2Kor. 5:7 Yoh. 11:40).
c) Kata-kata Tomas ini menunjukkan betapa Tomas sangat keras kepala. Ayat 25 akhir: “Aku tidak akan percaya”. Ini menunjukkan dalamnya kejatuhan Tomas. Ia menjadi seperti orang kafir! Kalau rasul saja bisa jatuh seperti itu, lebih-lebih orang kristen biasa! Karena itu jangan sembarangan menghakimi pada saat sau-dara melihat orang jatuh!
Melihat ketidakpercayaan Tomas itu, Yesus pun memberikan tindakan dan respons yang baik. Apakah sikap dan tindakan Yesus kepada Tomas?
Pertama, membiarkan Tomas selama 1 minggu. Dalam ayat 26 dikatakan “8 hari kemudian”.Maksudnya adalah 8 hari setelah ayat 19. Hari pertama adalah hari minggu. 8 hari setelah itu atau hari ke 8 setelah itu juga adalah hari minggu! Jadi Yesus membiarkan Tomas selama 1 minggu. Yesus membiarkan selama itu untuk memberi kesempatan kepada Tomas bertobat dari ketidakpercayaannya terhadap kebangkitan Yesus. Mungkin selama itu, karena melihat pada sukacita yang ada dalam diri murid-murid yang lain, Tomas bisa berubah dan menjadi percaya.Dan atau supaya Tomas merasakan akibat ketidakpercayaannya.
Kedua, Yesus menampakkan diri lagi (ay. 26-27). Para murid termasuk Tomas, sedang berkumpul.Tomas tidak mereka kucilkan. Para murid yang lain ingin menolong Tomas yang sedang jatuh (bdk. Luk. 22:32).Mereka berkumpul pada hari Minggu.Memang setelah kebangkitan Yesus, rasul-rasul dan orang-orang kristen berkumpul dan berbakti pada hari Minggu, bukan lagi pada hari Sabat yang adalah hari Sabtu (bdk. Kis. 20:7 1Kor. 16:2).Yesus menampakkan diri dan mengijinkan Tomas meraba-Nya.Ingat bahwa tidak setiap orang yang menginginkan mujijat dan bukti lalu diberi mujijat / bukti oleh Tuhan (bdk. Luk. 16:29-31 1Kor. 1:22).Yesus menghendaki supaya Tomas percaya pada kebangkitan-Nya (ay. 27 akhir).Ayat 27 ini merupakan suatu teguran.Seseorang mengatakan menggantungkan kepercayaan kita pada penglihatan adalah sesuatu yang layak dicela.Yesus tidak menegur dengan keras, tetapi dengan lemah lembut. Ini adalah sesuatu yang harus kita tiru dalam menghadapi orang yang jatuh!Ini menunjukkan betapa pentingnya kepercayaan pada kebangkitan Yesus!
Dengan pendekatan yang baik dan ramah yang dilakukan Yesus kepada Tomas, maka Tomas pun memberikan respons yang baik dan positif. Apakah reaksi Tomas atas sikap dan tindakan Yesus kepadanya?
Pertama, Tomas percaya. Banyak orang mempertanyakan apakah Tomas meraba lubang paku dan tombak itu atau tidak?Ada yang menganggap ya. Alasannya:Yesus memerintahnya untuk meraba (ay. 27).
Dalam Lukas 24:39-43, pada waktu Yesus mempersilahkan murid-murid untuk meraba, juga tidak diceritakan bahwa mereka meraba, tetapi dari 1Yohanes 1:1 kelihatannya Yohanes meraba Yesus. Namun ada juga menganggap tidak. Alasannya dalam ayat 28 tidak mengatakan bahwa ia meraba. Dalam ayat 29 disebutkan, “Engkau telah melihat Aku”.
Kedua,Tomas mengakui Yesus “Tuhan dan Allahnya (ay. 28). Dalam ayat 29: “Tomas menjawab Dia”.Jelaslah bahwa kata-kata ini bukan sekedar kata-kata yang terlontar karena kaget, tetapi betul-betul ditujukan kepada Yesus.Ia mengakui Yesus sebagai Tuhan (bdk. Rm. 10:9 1Kor. 12:3).Ia mengakui Yesus sebagai Allah (Rm. 1:4 - kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Ia adalah Anak Allah!).Ia mengakui Yesus sebagai “Tuhan dan Allah!”
Apa yang hendak kita renungkan dari peristiwa Kebangkitan Yesus bagi kita saat ini?
Pertama,kita harus memercayai bahwa Yesus benar-benar sudah bangkit. Dalam ayat 29a dikatakan, “karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya”. Sebetulnya murid-murid lainpun juga begitu (bdk. Ay. 8 Luk. 24:9-11).Mengapa disebut “percaya” padahal sudah melihat? Bandingkan dengan:2Korintus 5:7 - "sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat".Karena ia percaya bukan sekedar karena melihat, tetapi karena pekerjaan Allah yang membangunkan dia dari “tidur”nya.
Kedua,kita harus berbahagia walau kita tidak melihat, namun percaya atas kebangkitan Yesus itu (bdk. 1Ptr. 1:8). Adalah sesuatu yang alamiah kalau manusia ingin melihat seperti Tomas. Tetapi, bagaimanapun juga, keinginan ini tidak cocok dengan kata-kata Yesus dalam ayat 29b ini!Kita harus percaya semata-mata berdasarkan Firman Tuhan bukan harus melihat kebangkitan Yesus secara fisik itu. Karena kebangkitan Yesus secara fisik sudah terjadi ribuan tahun silam. Namun kita yang hidup sekarang hanya percaya bahwa Yesus benar-benar sudah bangkit.
Tuhan Yesus juga memberikan apa yang sangat dibutuhkan Thomas. Di tengah ketakutan terhadap orang-orang Yahudi (ay. 19, 26) dan ketidakpercayaannya (ay. 24-25), hal yang paling dibutuhkan Thomas adalah damai sejahtera. Kedamaian akan mengalahkan kebimbangannya. Karena itulah Tuhan mengucapkan “damai sejahtera bagi kamu”. Walaupun dari sisi tata bahasa Yunani salam ini diberikan kepada semua murid, namun Thomas pasti termasuk di dalamnya. Kita juga perlu memahami bahwa ini bukanlah salam biasa seperti dalam tradisi Yahudi. Di perikop sebelumnya Tuhan sampai mengulang salam ini sebanyak dua kali (ayat 19, 21). Seandainya ini hanyalah sapaan biasa, maka hal itu tidak terlalu penting untuk dituliskan, apalagi sampai diulang beberapa kali.
Ketiga,kita harus bergerak dari keraguan kepada pengakuan. Thomas merupakan salah satu murid Tuhan Yesus yang dikenang karena sesuatu yang kurang positif. Ia dikenal sebagai Sang Peragu/Pembimbang (the Doubter).Ia hanya mau percaya kalau ia sudah melihat bukti yang nyata. Kesan umum seperti di atas tentu saja tidak adil bagi Thomas. Semua murid lain pun baru percaya kebangkitan Yesus setelah mereka melihat bukti tertentu. Murid yang dikasihi Tuhan percaya sesudah ia menyaksikan kubur yang kosong (20:8). Demikian pula dengan semua murid lain yang baru bisa bersukacita pada saat mereka melihat luka di tangan dan lambung Tuhan Yesus (20:20, 25).
Di tengah keraguan itulah Yesus datang untuk meneguhkan imannya. Demikian juga ia mengerti kelemahan kita dan mau menguatkan dan menolong kita. Ia pun berkata kepada kita, ”Jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” Tomas akhirnya bergerak dari keraguan menuju sebuah pengakuan yang luar biasa. Setelah Yesus menampakkan diri, Tomas baru benar-benar percaya dan menyatakan pengakuan iman yang begitu mendasar, “Ya Tuhanku dan Allahku!”
Pengakuan Tomas terasa spesial. Pengakuan yang relatif pendek ini ternyata penuh makna. Apa yang diucapkan Tomas sebagai pengakuannya mengandung makna yang mendalam. Pengulangan kata “ku” sebanyak dua kali menunjukkan bahwa pengakuan ini bersifat pribadi. Bukan berarti Tomas sedang bersikap egois (Yesus hanyalah Allah dan Tuhan bagi dia saja), tetapi ia sedang ingin menekankan betapa pengakuannya muncul dari dasar hatinya yang terdalam, seolah-olah ia tidak peduli dengan orang lain. Pengakuannya tidak sekadar didasarkan pada pengakuan bersama dengan murid-murid lain. Ia secara pribadi mengakui Tuhan Yesus!
Apa yang dia akui juga hal yang sangat penting. Kebangkitan telah meneguhkan iman Tomas bahwa Yesus adalah Allah dan Tuhan. Sejak awal Yesus memang ditampilkan sebagai Allah (1:1). Seruan Yohanes (Pembaptis) di awal kitab ini turut mempertegas kebenaran bahwa Yesus adalah Tuhan (1:23). Yesus sendiri pun menegaskan bahwa Ia memang adalah Tuhan (13:13-14). Hal ini tampak lebih luar biasa apabila kita kaitkan dengan fakta bahwa sebutan “Tuhan” juga pernah dikenakan pada Allah (12:13). Karena itu, marilah kita memercayai bahwa Yesus sudah bangkit untuk kita. (rsnh)
Selamat Merayakan Hari Kebangkitan Yesus