Renungan hari ini:
MENJADI PELAYAN
Efesus 3:7 (TB) "Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya"
Ephesians 3:7 (NET) "I became a servant of this gospel according to the gift of God’s grace that was given to me by the exercise of his power”
Menjadi pelayan tentu punya dasar dan otoritas. Paulus mendasari pelayanannya pada Injil Yesus Kristus. Atas dasar Injillah dia melakukan tugas pelayanannya. Tentunya pelayanan bukanlah suatu kata yang asing bagi umat Kristen. Gereja seringkali mengajak para jemaatnya untuk terlibat secara langsung dalam pelayanan. Gereja ingin agar para jemaatnya menjadi jemaat yang aktif, bukan hanya sekedar datang ke gereja untuk mendengarkan kotbah lalu pulang. Para pendeta juga sudah sering memberikan kotbah-kotbah yang bertema tentang pelayanan, dengan harapan agar jemaat tergerak untuk melayani menurut talenta yang mereka miliki.
Sekecil apapun karunia yang kita miliki, kita harus menggunakan dengan semaksimal mungkin, karena Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban kita atas hal tersebut. Jangan pernah berpikir bahwa jika karunia yang kita miliki sedikit, maka kita tidak perlu melayani atau menganggap bahwa pelayanan kita tidak akan berdampak besar terhadap gereja. Jika kita berbuat demikian, maka itu berarti kita tidak menghargai kasih karunia Allah kepada kita, sama seperti hamba yang diberikan satu talenta oleh tuannya. Bukannya mengusahakan agar talentanya dapat bertambah, dia malah hanya menyimpannya. Mungkin dia terlalu meremehkan talentanya yang sedikit itu atau mungkin dia memang adalah orang yang malas, sehingga dia enggan untuk mengusahakannya. Karena perbuatannya itu, maka tuannya menjadi marah dan menghukumnya. Walaupun talenta yang telah diberikannya itu tidak berkurang, tetapi tuannya merasa tidak puas, karena tujuan dia memberikan talenta kepada hamba-hambanya adalah agar mereka mengusahakannya sehingga menjadi bertambah banyak, seperti yang telah dilakukan dua hamba lain yang memiliki dua dan lima talenta.
Hal inipun berlaku bagi kita. Tuhan telah memberikan talenta kepada masing-masing dari kita dengan jumlah yang berbeda-beda sesuai dengan kehendak-Nya. Hendaknya talenta itu digunakan dengan sebaik-baiknya, sehingga ketika Tuhan menuntut pertanggungjawaban kita kelak, kita dapat menunjukkan bagaimana kita telah berusaha keras untuk menggandakannya. Yang penting di sini bukanlah berapa banyak talenta yang kita miliki, tetapi bagaimana kita menggunakannya.
Dalam hal pelayanan, kita dapat mencontoh Rasul Paulus. Pelayanannya sungguh luar biasa! Sejak pertobatannya, Rasul Paulus selalu giat dalam pekerjaan Tuhan. Seluruh hidupnya dipersembahkan untuk melayani pekerjaan Tuhan. Bayangkan, berapa jauh jarak yang harus ditempuhnya untuk melakukan perjalanan-perjalanan misinya! Padahal kita tahu bahwa pada waktu itu sarana transportasi yang ada sangat tidak memadai. Sebagian besar perjalanan harus ditempuh dengan berjalan kaki. Sungguh perjalanan yang sangat berat dan melelahkan. Selain itu juga Paulus mengalami banyak perlawanan baik dari orang-orang Yahudi maupun bukan Yahudi.
Jadi, jika saat ini kita dipercayakan satu atau beberapa pekerjaan sekaligus, janganlah kita menjadi sombong atau menganggap diri kita penting. Bersyukurlah bahwa Tuhan memberikan kita kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan tersebut. Anggaplah itu sebagai kesempatan bagi kita untuk membalas kasih-Nya kepada kita selama ini. Tuhan dapat memakai siapa saja untuk melakukan pekerjaanNya. Tuhan memakai seseorang bukan karena orang tersebut memiliki kecakapan atau kemampuan yang lebih baik daripada orang lain, tetapi Dia memilih seseorang dengan cara melihat hati orang tersebut. Dia tahu apa motivasi yang ada di dalam hati kita. Oleh karena itu, jika Tuhan telah mempercayakan pekerjaanNya kepada kita, peganglah kesempatan itu, jangan menyia-nyiakannya. Karena jika kita tidak menggunakan kesempatan itu dengan baik, mungkin saja itu akan diberikan kepada orang lain, yang dianggap lebih layak oleh Tuhan.
Satu hal yang juga penting dalam pelayanan, janganlah kita melayani untuk mendapatkan pujian dari orang lain. Dalam melayani, hati kita harus tulus. Segala sesuatu yang kita lakukan semata-mata adalah untuk kemuliaan Tuhan saja. Dia harus semakin besar dan kita harus semakin kecil. Karena sesungguhnya kita bukanlah apa-apa, tetapi oleh kasih karunia-Nyalah kita mampu melakukan semuanya itu. Oleh karena itu, kita tidak layak untuk menerima pujian. Hanya Dia yang layak untuk dipuji! (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN