Renungan hari ini:
“BIBIR YANG BERSIH”
Zefanya 3:9 (TB) "Tetapi sesudah itu Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih, supaya sekaliannya mereka memanggil nama TUHAN, beribadah kepada-Nya dengan bahu-membahu"
Zephaniah 3:9 (NET) "Know for sure that I will then enable the nations to give me acceptable praise. All of them will invoke the Lord’s name when they pray, and will worship him in unison"
Bibir adalah bagian tubuh yang. sering digunakan oleh manusia. Mata orang selalu banyak melihat bibir karena sering digunakan untuk berbicara dan makan makanan. Bibir yang bersih membuat tubuh kita enak dipandang, namun jika bibirkita kotor maka kita pun merasa kurang enak. Selain itu, jika mau jujur, salah satu bagian tubuh yang sering membuat kita berdosa adalah bibir atau mulut kita. Mengapa demikian? Karena kita seringkali mengucapkan kata-kata atau kalimat yang sia-sia. Seringkali wanita justru lebih berbahaya menggunakan bibirnya daripada pria, karena wanita memiliki kebutuhan untuk berbicara hampir dua kali lipat dari pria. Apa dampaknya? Kita bisa melihat bagaimana para ibu-ibu menggosipkan sesuatu ketika mereka berkumpul. Mungkin tidak masalah ketika mereka hanya membahas diskon yang ada di mal atau supermarket. Akan tetapi akan menjadi bahaya apabila mereka mulai membicarakan tentang orang lain. Masih untung jika yang dibicarakan adalah hal yang benar, tetapi akan menjadi dosa jika kita mulai membicarakan hal-hal yang tidak benar, bahkan mulai menghakimi atau memfitnah orang lain.
Kepribadian dan karakter seseorang dapat dilihat dari apa yang diucapkannya. Bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Tuhan seringkali mengucapkan perkataan yang kurang baik, dalam artian mengucapkan perkataan yang tidak menghargai Tuhan. Mereka menghujat nama Tuhan karena mereka menderita, padahal penderitaan mereka itu adalah akibat dosa-dosa mereka sendiri. Itulah mengapa Alkitab pun menyebutkan bangsa Israel sebagai suatu bangsa yang tegar tengkuk (Ul 9:13). Jika bangsa Israel yang adalah bangsa pilihan Tuhan saja seperti itu, bagaimana denga bangsa-bangsa lain yang tidak pernah mengenal Tuhan?
Dalam nas hari ini nabi Zefanya menyatakan bahwa Tuhan akan memberikan bibir yang bersih kepada bangsa-bangsa (tidak hanya kepada bangsa Israel), dengan tujuan agar mereka bisa memanggil nama Tuhan dengan benar, dan beribadah kepada Tuhan dengan benar juga. Ketika Tuhan memberikan bibir yang bersih tersebut, maka bangsa-bangsa tersebut tidak akan lagi mengucapkan perkataan yang congkak dan sombong. Mereka tidak akan lagi berani meninggikan diri mereka di atas gunung Tuhan yang kudus. Mereka akan meninggalkan segala perbuatan durhaka mereka (ay. 11). Bibir yang bersih akan membuat bangsa-bangsa tersebut menjadi bangsa yang rendah hati dan lemah (ay. 12a). Lemah di sini tidak berarti negatif, tetapi lemah di sini adalah sangat bergantung kepada Tuhan dalam setiap keadaan dan dalam setiap waktu. Mereka hanya bisa hidup dengan berlindung sepenuhnya kepada Tuhan (ay. 12b). Mereka tidak dapat hidup sendiri, tetapi hanya bisa hidup di dalam kasih karunia Tuhan.
Oleh karena itu, mereka pun tidak akan mampu mengucapkan kata-kata dusta atau kata-kata yang menipu. Mereka tidak akan melakukan kelaliman atau berbicara bohong (ay. 13a). Mereka akan menjadi domba-domba yang menurut kepada gembala mereka. Mereka akan menjadi suatu umat kesayangan Tuhan.
Bibir yang bersih adalah bibir yang senantiasa memperkatakan firman Tuhan, karena mengimani setiap janji yang terkandung di dalamnya. Setiap firman yang kita perkatakan menghasilkan kuasa yang sangat dahsyat. "...firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya" (YeS. 55:11).
Ketika Tuhan memberikan bibir yang bersih tersebut, maka bangsa-bangsa tersebut tidak akan lagi mengucapkan perkataan yang congkak dan sombong. Mereka tidak akan lagi berani meninggikan diri mereka di atas gunung Tuhan yang kudus. Mereka akan meninggalkan segala perbuatan durhaka mereka (ay. 11). Bibir yang bersih akan membuat bangsa-bangsa tersebut menjadi bangsa yang rendah hati dan lemah (ay. 12a). Lemah di sini tidak berarti negatif, tetapi lemah di sini adalah sangat bergantung kepada Tuhan dalam setiap keadaan dan dalam setiap waktu. Mereka hanya bisa hidup dengan berlindung sepenuhnya kepada Tuhan (ay. 12b). Mereka tidak dapat hidup sendiri, tetapi hanya bisa hidup di dalam kasih karunia Tuhan.
Menjadi perhatian bagi kita, apakah kita sudah memiliki bibir yang bersih? Ketika Tuhan mengucapkan FirmanNya melalui nabi Zefanya ribuan tahun lalu, sebagian Firman Tuhan tersebut sudah digenapi, yaitu ketika Tuhan memberitakan keselamatan melalui Yesus Kristus kepada beribu-ribu suku bangsa selain bangsa Israel. Saat ini Tuhan tidak membeda-bedakan suku bangsa kita. Selama kita percaya kepada Tuhan, maka janjiNya untuk memberikan bibir yang bersih kepada kita juga tetap berlaku. Milikilah bibir yang bersih, sehingga segala perkataan kita boleh dipakai Tuhan bagi kemuliaanNya.
Sekarang, apakah kita sudah memiliki bibir yang bersih? Apakah bibir kita lebih banyak mengucapkan dan membahas kata-kata Firman TUHAN atau lebih banyak membahas kata-kata yang sia-sia? Selama kita percaya kepada Tuhan, maka janji-Nya untuk memberikan bibir yang bersih kepada kita juga tetap berlaku. Kita harus meminta kekuatan kepada TUHAN agar kita bisa dan mampu menggunakan bibir kita menjadi saluran berkat bagi orang lain. Kata-kata kita menjadi penguat iman, menjadi motivasi, dan kekuatan baru bagi kita dan orang lain. Karena itu, milikilah bibir yang bersih, sehingga segala perkataan kita boleh dipakai Tuhan bagi kemuliaan-Nya. (rsnh)
Selamat memulai karya dalam Minggu ini