Senin, 11 Juni 2018

Renungan hari ini: MENYADARI KEBAIKAN TUHAN

Renungan hari ini: 

MENYADARI KEBAIKAN TUHAN


Kisah Para Rasul 14:17 (TB) “Namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan" 

Acts 14:17 (NRSV) “Yet he has not left himself without a witness in doing good--giving you rains from heaven and fruitful seasons, and filling you with food and your hearts with joy” 

Manusia sangat sulit menyadari kebaikan Tuhan. Manusia lebih cenderung menyalahkan Tuhan dalam kehidupannya. Padahal Tuhan tidak pernah salah dalam setiap tindakan-Nya. Sangatlah penting mengingat kebaikan Tuhan dan mengucap syukur atasnya. Kebanyakan orang sulit merasakan kebaikan Tuhan ketika permasalahan baik besar maupun kecil tengah menimpa. Menantikan pertolongan Tuhan terasa sebagai sesuatu yang menyiksa, dan waktu pun seperti berjalan lebih lambat dari biasanya. Setiap saat kita meminta pertolongan, lalu menjadi tawar hati ketika pertolongan itu tidak kunjung datang. Jika kita tidak sabar, kemana kita akan pergi? Masalahnya muncul disini, karena ada banyak alternatif yang menjanjikan pertolongan padahal bertentangan dengan ketetapan Tuhan, baik yang nyata-nyata maupun yang terselubung. Kita tidak boleh lupa bahwa iblis bisa menyamar menjadi malaikat terang (2Kor. 11:14). Artinya, iblis bisa meniru berbagai mukjizat dalam banyak bentuk imitasi, tetapi dibalik itu ada jebakan-jebakan yang bisa sangat merugikan bahkan menghancurkan kita. Bersabar dalam menanti-nantikan Tuhan sangat mutlak untuk dilakukan agar kita tidak tergiur dengan berbagai penawaran yang berlawanan dengan ketetapanNya. Dan tentu saja, kita harus selalu mengucap syukur baik dalam keadaan suka maupun duka, ketika hidup sedang baik atau kurang baik, dalam keadaan senang maupun sedih, atau bahkan ketika kita kehilangan orang yang kita cintai. 

Beban masalah bisa sangat menekan kita. Begitu intens tekanannya sehingga seringkali kita melupakan kebaikan Tuhan dan malah terjerumus ke dalam berbagai keputusan-keputusan atau memilih alternatif-alternatif yang salah. Itu harus kita hindari agar jangan sampai karena ingin bebas dari masalah kita malah membuka pintu masuk bagi masalah lebih banyak dan lebih besar lagi. 

Mari kita lihat kisah Paulus dan Barnabas yang dicatat dalam Kisah Para Rasul 14. Disana terekam betapa kecewanya mereka ketika melihat rakyat Likaonia malah menyembah dewa saat mukjizat Tuhan dinyatakan atas orang yang sakit. Begitu kecewa dan kesalnya sampai-sampai Paulus dan Barnabas mengoyak pakaian mereka dan meloncat ke tengah untuk menegur orang-orang disana. "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya."(ay. 15). Lalu mereka melanjutkan: "Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan" (ay. 16-17). Orang-orang di Likaonia waktu itu tidak menyadari bagaimana kebaikan Tuhan yang sudah hadir dari generasi ke generasi. Mereka melupakan semuanya dan malah memilih menyembah dewa-dewa. Kita bisa melihat betapa kebenaran sudah begitu kabur bagi orang disana dan mereka sudah tidak lagi merasakan kebaikan Tuhan. Ini terjadi bahkan hingga hari ini. Ada yang mengaku beriman pada Kristus tapi masih 'berselingkuh' dengan berbagai alternatif lain di luar sana. Mereka mengira keduanya bisa berjalan beriringan, menganggap bahwa Tuhan hanyalah satu dari sekian alternatif sehingga jika lebih banyak yang dicoba, maka kemungkinannya makin besar. 

Mungkin kita tidak menyembah ilah lain, mungkin kita tidak terjebak pada dukun, paranormal dan sejenisnya, tetapi apakah kita masih ingat akan semua kebaikan Tuhan baik dalam suka maupun duka, baik dalam keadaan baik maupun buruk? Sudahkah kita benar-benar menaruh pengharapan dalam kesetiaan kita akan Tuhan sepenuhnya atau kita akan pergi kepada alternatif-alternatif yang bertentangan dengan iman kita yang seolah-olah mampu memberi solusi atas persoalan kita ketika Tuhan terasa lambat menurut penilaian kita sendiri? Kita akan sulit untuk bisa setia dengan iman kuat kepada Tuhan dan tetap hidup dalam pengharapan apabila kita tidak menyadari betapa baiknya Tuhan selama ini kepada kita.

Daud berseru: "Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!" (Mzm. 34:9). Seruan Daud ini mengingatkan kita agar tidak melupakan betapa baiknya Tuhan kepada kita. Tidak saja kita diminta agar mau terus melihat kebaikan Tuhan, tetapi Daud juga mengingatkan kita untuk merasakan sendiri pengalaman demi pengalaman mengenai hal ini. Kita harus melatih diri untuk peka terhadap kebaikan Tuhan yang hadir dalam hidup kita, dari apa yang kita lihat dari sekitar kita, dan kemudian kita harus membiasakan diri untuk mengucap syukur atasnya. 

Kesulitan boleh hadir, dan itu adalah bagian dari kehidupan setiap orang, tetapi itu bukan berarti bahwa itu diberikan karena Tuhan ingin bertindak kejam atau jahat dan gemar menyiksa kita. Jika anda merenung sejenak, saya percaya anda akan menemukan begitu banyak kebaikan Tuhan yang mungkin luput dari perhatian kita. Dia sudah memberikan begitu banyak termasuk kehidupan, kemampuan dan kesempatan yang masih diberikan kepada kita saat ini. Bahkan ketika kita masih berdosa pun kasih Tuhan tidak lekang dari kita. Oleh sebab itu jangan lupa mengucap syukur, "Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu."(Mzm. 86:5). Kita bahkan terus menerima kasih karunia demi kasih karunia dari kepenuhan-Nya. (Yoh. 1:16). Mari renungkan segala kebaikan Tuhan dalam hidup kita, ambil keputusan untuk menyia-nyiakan kebaikan-Nya dan ucapkanlah syukur atas kebaikan-Nya. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “BELAJAR MENGENAL KRISTUS" (Efesus 4:20)

  Renungan hari ini:   “BELAJAR MENGENAL KRISTUS"   Efesus 4:20 (TB2) "Tetapi, bukan dengan demikian kamu belajar mengenal Kristus...