KOTBAH MINGGU MISERCORDIASDOMINI
Minggu, 01 Mei 2022
“TUHAN MENDENGARKAN SERUAN UMAT-NYA”
Kotbah: Mazmur 4:2-8 Bacaan: Wahyu 5:11-14
Dalam Minggu ini kita memasuki Minggu Misericordias Domini artinya, bumi penuh dengan kasih setia TUHAN - “Sai Endehon ma angka asi ni roha ni Jahowa” (Mzm. 33:5). Tema kotbah yang akan kita renungkan “TUHAN Mendengarkan Seruan Umat-Nya”. Ketika kita berseru kepada TUHAN, maka Ia akan mendengarkan kita. Kata “mendengarkan” berarti memperhatikan atau menggunakan telinga untuk mendengar (sesuatu atau seseorang). Oleh karena itu, tindakan mendengarkan bersifat sukarela dan menyiratkan niat dari pihak subjek, tidak seperti mendengar, yang secara sederhana berarti “melihat melalui telinga (suara) atau apa yang (seseorang) katakana”.
Dalam Bahasa Ibrani, kata yang digunakan adalah “Shama” yang digunakan 1.160 kali dalam Alkitab. Pada dasarnya kata kerja ini berarti “mendengarkan” dengan telinga.
Ada dua istilah dalam bahasa Inggris untuk kata “mendengar”, yaitu “to listen” dan “to hear”. Dua kata ini memiliki arti yang berbeda. Listening menunjukkan sebuah aktifitas yang disengaja, artinya secara aktif mencoba untuk mendengar, memahami, dan memerhatikan apa yang didengar. Ketika seorang anak mendengar orangtuanya berbicara kepadanya, ia dituntut untuk mendengarkan dengan maksud untuk mengerti, memahami perkataan orangtuanya. Istilah kedua, hearing adalah sesuatu yang terjadi tanpa ada upaya kesengajaan dalam melakukannya. “To hear” adalah mendengar dengan tidak disengaja, tidak untuk memahami. Ketika seseorang mendengar bunyi petir atau tangisan bayi, ia tidak merencanakan atau sengaja untuk mendengarnya.
Dalam teks kotbah hari ini kata yang digunakan lebih mengarah pada to listen. Allah mendengar seruan kita. Allah mendengar, memahami, dan memerhatikan apa yang kita serukan dan mohonkan kepada-Nya. Seruan kepada Tuhan menunjukkan satu permohonan yang sangat mengharapkan pertolongan Tuhan. Dan Allah kita adalah Allah yang selalu mendengar seruan umat-Nya, bahkan “TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan“ (Mzm. 145:18). Terhadap orang yang berseru kepada Tuhan, Tuhan berjanji untuk menjawab doa-doanya dan bahkan memberikan kelegaan, seperti yang tertulis dalam Mazmur 118:5, “Dalam kesesakan aku telah berseru kepada TUHAN. TUHAN telah menjawab aku dengan memberi kelegaan.”
Mazmur 4 ini mengetengahkan tentang seruan Daud kepada TUHAN. Dan seruan ini merupakan doa Daud dan menjadi mazmur yang akan dinyanyikan oleh pemimpin biduan. "Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku. Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku. Kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku!" (ay. 2). Ini adalah permohonan Daud, karena ia sadar bahwa perkenanan dan jawaban Tuhan atas doa-doanya bisa terjadi bukan karena siapa Daud atau apa yang telah dilakukan Daud tetapi murni karena belas kasihan Tuhan.
Jika kita dalami perikope ini, maka kita akan menemukan ada dua hal yang diserukan lebih lanjut oleh Daud di sini, yakni:
Pertama, Engkaulah Allah yang membenarkan aku (ay. 2). Tuhan bukan saja Allah yang benar, tetapi juga yang menciptakan sifat-sifat benar dalam diri Daud, dan dengan anugerah-Nya telah menjadikan Daud sebagai orang benar. Bahkan Tuhan pun yang akan memunculkan kebenaran Daud seperti terang. Dialah Allah yang membenarkan orang yang percaya kepada-Nya.
Kedua, di dalam kesesakanku dulu Engkau memberi kelegaan kepadaku (ay. 2). Bahwa Tuhan telah melapangkan hati Daud dengan sukacita dan penghiburan yang kudus saat hatinya sesak. Tuhan telah memberikan kelegaan kepada Daud dengan membawanya keluar dari segala kesesakan. Pengalaman kelegaan dalam kesesakan inilah yang akan menjadi dasar untuk terus berharap dan percaya kepada karya Tuhan di masa depan. Apa yang Daud alami dan serukan kepada Tuhan juga berlaku buat kita yang percaya sampai saat ini.
Kita berseru kepada Tuhan memanggil Tuhan menandakan bahwa: (a) kita adalah orang yang lemah di hadapan Tuhan, (b) kita adalah orang yang tidak berdaya di hadapan Tuhan. Sebaliknya kalau kita tidak berseru kepada Tuhan menandakan bahwa: kita adalah orang yang bisa mengatasi semua persoalan, semua pergumulan, dan semua penderitaan, dan kata Alkitab celakahlah orang yang mengandalkan diri-Nya sendiri, tetapi diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan pada semua aspek hidupnya. Karenanya, berserulah kepada Tuhan dimanapun, kapanpun kita berada.
Pertanyaan kita selanjutnya adalah bagaimana kita bisa yakin bahwa Tuhan mendengar doa kita dan menjawabnya? Perikope kotbah ini memberikan sebuah gambaran singkat bagaimana Tuhan bekerja menolong dan mendengar umat-Nya yang berada dalam kesulitan. Ada tiga hal yang harus kita lakukan agar TUHAN mendengar doa dan seruan kita, yakni:
Pertama, kita harus berseru kepada Tuhan, agar Ia menjawab kita. Bila kita berseru kepada Tuhan, Ia akan menjawab. Tuhan tahu jika kita mengalami masalah dan Ia pasti bertindak pada waktu yang sesuai dengan kehendak-Nya. Tidak ada apapun yang terjadi dalam hidup kita tanpa seijin Tuhan. Tuhan yang Maha kasih selalu ingin memberikan yang terbaik untuk umat-Nya, sekalipun dunia ini selalu penuh dengan semak duri.
Jika kita berdoa, itu bukanlah dengan maksud untuk mengubah kehendak Tuhan, karena kehendak Tuhan harus terjadi. Tetapi, doa kita adalah penyerahan diri kita kepada bimbingan-Nya, dan menyelaraskan kehendak kita dengan kehendak-Nya. Jika kita berseru meminta tolong kepada Tuhan, Ia sebenarnya sudah siap menolong kita. Tetapi dengan berseru kepada Tuhan, kita akan mendengar suaraNya dan kita akan mengerti apa maksud Tuhan dalam hidup kita. “Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya” (1 Yoh. 5: 14).
Kedua, Tuhan akan menyertai dan mendengarkan kita yang sedang berada dalam kesesakan. Tuhan juga akan menyertai kita yang dalam kesesakan. Itu adalah yang dijanjikan Tuhan jika kita mau menghampiri Dia dan mengutarakan segala persoalan dan perasaan kita. Tuhan tidak akan meninggalkan kita seorang diri dalam penderitaan kita. Memang dalam kesesakan kita mungkin merasakan dorongan untuk lari menjauhkan diri dari segala sesuatu, karena kita tidak tahu harus berbuat apa. Tetapi, Tuhan jelas mengharapkan kita untuk lari kepadaNya, agar Ia bisa memberi kekuatan dan kesabaran kepada kita. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat. 11:28).
Ketiga, Tuhan akan meluputkan kita dari bencana dan meninggikan kita. Bagi umat-Nya yang mengalami masalah, Tuhan juga berkata bahwa Ia akan meluputkan mereka dari bencana dan memuliakan mereka. Ini adalah sesuatu yang harus selalu kita sadari selama kita hidup di dunia. Bahwa sebagai Bapa yang maha kasih, Tuhan tidak membiarkan kita mengalami masalah yang lebih berat dari kekuatan kita. Lebih dari itu, kita seharusnya tahu bahwa sebagai Bapa yang maha kuasa, Tuhan sanggup melindungi kita dari bencana. Tuhan akan memberikan kita kekuatan untuk menghadapi masalah apapun, sehingga kita pada akhirnya akan memperoleh kemenangan di dalam Dia. “Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita” (Rm. 5:3–5).
Jika kita mendalami lagi bukti dalam Kitab Suci, maka kita akan menemukan bukti bahwa TUHAN selalu mendengar umat-Nya, misalnya:
1. TUHAN mendengar seruan orang Israel. "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka" (Kel. 3:7) Sekalipun pada waktu itu keturunan Israel sudah lama sekali tidak melihat karya dan pekerjaan TUHAN, dan mereka sangat menderita dengan perbudakan yang begitu mengekang mereka, namun TUHAN mendengar seruan mereka dan TUHAN merencanakan pembebasan mereka sebagaimana Ia telah janjikan kepada Abraham (Kej. 15:13-15). Apa yang dapat kita percayai adalah dalam keadaan yang sangat menekan, dalam segala penderitaan yang kita sedang alami, TUHAN mendengar seruan kita dan Ia akan membebaskan kita sebagaimana Ia janjikan dalam Firman-Nya.
2. TUHAN mendengar jeritan hati Hana. Pernahkah kita mengalami tekanan yang sedemikian berat dalam hidup sampai-sampai kita sulit untuk menceritakannya bahkan kepada TUHAN? Hana pernah mengalaminya (1 Sam. 1:12-13). Hana mengalami tekanan batin bertahun-tahun yang ia alami karena perlakuan Penina, istri suaminya. Tekanan itu sedemikian berat hingga tak terkatakan, namun TUHAN mendengar dan menjawab doa Hana. TUHAN mengijinkan ia melahirkan Samuel yang dikemudian hari dipakai TUHAN mengurapi dua raja Israel, Saul dan Daud.
3. TUHAN mendengar seruan doa umat-Nya. Ada begitu banyak ayat yang mencatat janji ini, misalnya "...dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka." (2 Taw. 7:14), hal yang senada juga diungkap dalam Mazmur 91:15, Mazmur 66:19, dan masih banyak lagi. Jangan pernah meragukan Dia.
Dalam pergaulan sehari-hari, mungkin kita mengalami kekecewaan karena sepertinya TUHAN tidak mendengar atau menjawab doanya, padahal belum tentu demikian. Perlu diingat bahwa itu bukanlah kesalahan TUHAN! Dia tidak pernah berdusta dan mengingkari janji-janji-Nya. Percayalah dan tetaplah berdoa (1 Tes. 5:17), sebab Ia mendengarkan.
RENUNGAN
Apa yang hendak kita renungkan pada Minggu Miseri Cordias Domini ini?
Pertama, TUHAN pasti mendengarkan semua seruan kita jika kita beriman yang teguh kepada-Nya. Janji firmanNya: ketika kita mau berseru kepada Tuhan, Dia akan menjawab kita, bahkan lebih dari yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kita ketahui. "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia" (1 Kor. 2:9).
Kedua, TUHAN pasti memberikan kelegaan kepada kita sebab Dia mendengarkan seruan kita. Jika kita berseru kepada-Nya, Tuhan akan menjawab lebih daripada apa yang kita minta atau doakan. Tuhan tidak pernah mencobai kita, namun selalu ada maksud Tuhan dalam setiap pencobaan yang kita alami. Lalu kemudian setelah itu, kita akan merasakan kelegaan. Karena itu, yakinkanlah dirikita bahwa TUHAN setia mendengar seruan kita. (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN