Renungan hari ini:
“JIKA MATI DENGAN YESUS, KITA PUN AKAN HIDUP DENGAN DIA”
2 Timotius 2:11 (TB2) Benarlah perkataan ini: "Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia"
2 Timothy 2:11 (NET) This saying is trustworthy: "If we died with him, we will also live with him"
Pernyataan penulis 2 Timotius ini merupakan pernyataan iman yang luar biasa. Pernyataan "Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia," memiliki latar belakang teologis yang terkait dengan ajaran tentang iman Kristen dan kematian serta kehidupan baru dalam Kristus. Pernyataan ini mengacu pada konsep teologis kematian dan kehidupan dalam persekutuan dengan Kristus. Dalam konteks ayat ini, penulisnya, yaitu rasul Paulus, sedang mengajar Timotius dan memberikan pengajaran tentang konsekuensi iman Kristen yang radikal.
Pertama, "mati dengan Dia" mengacu pada mati bersama dengan Kristus melalui pengakuan iman dan pertobatan. Dalam ajaran Kristen, orang percaya diyakini mati untuk dosa dan hidup baru dalam Kristus (Rm. 6:4). Ini melibatkan penyerahan diri yang total kepada Kristus, meninggalkan hidup yang lama yang didominasi oleh dosa, dan menerima hidup yang baru dalam persekutuan dengan-Nya.
Kedua, "hidup dengan Dia" mengacu pada kehidupan baru yang diberikan oleh Kristus kepada mereka yang telah mati bersama dengan-Nya. Ini mencakup kehidupan rohani yang baru, pengampunan dosa, pemulihan hubungan dengan Allah, dan pengalaman persekutuan yang akrab dengan Kristus melalui Roh Kudus.
Pernyataan ini mencerminkan konsep kesatuan dengan Kristus, di mana iman percaya kepada-Nya membawa perubahan dan transformasi radikal dalam hidup seseorang. Dengan mati bersama Kristus, seseorang memperoleh hidup yang sejati dan kekal dalam persekutuan dengan-Nya.
Selain itu, pernyataan ini juga mengajarkan konsep iman Kristen tentang kebangkitan dari kematian. Melalui iman kepada Kristus, orang percaya diyakini akan bangkit bersama dengan-Nya pada saat kedatangan-Nya yang kedua. Ini mengungkapkan harapan akan kehidupan kekal bersama Kristus di hadapan Allah. Paulus menyampaikan kebenaran ini kepada Timotius sebagai penghiburan, dorongan, dan pengingat akan pentingnya hidup yang saleh, penuh pengabdian, dan percaya dalam persekutuan dengan Kristus.
Frasa "Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia" menekankan prinsip dasar iman Kristen mengenai kesatuan dengan Kristus melalui mati dan kehidupan baru dalam persekutuan dengan-Nya. Frasa ini memiliki beberapa makna yang penting, yakni:
Pertama, kesatuan dalam mati dengan Kristus. Mati dengan Kristus mengacu pada pengalaman rohani seseorang yang telah mati bagi dosa dan dunia melalui pengakuan iman dan pertobatan. Ini melibatkan penyerahan diri yang total kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Orang percaya yang mengalami mati dengan Kristus mengakui bahwa mereka tidak lagi hidup untuk diri mereka sendiri atau untuk dunia, tetapi untuk Kristus.
Kedua, kehidupan baru dalam Kristus. Jika kita mati dengan Kristus, kita juga akan hidup dengan-Nya. Ini menunjukkan janji pengalaman hidup baru dalam persekutuan yang intim dengan Kristus. Orang percaya yang telah mati bersama Kristus menerima pemulihan hubungan dengan Allah, hidup dalam kuasa Roh Kudus, dan mengalami transformasi batiniah yang membawa kesadaran akan kehadiran Kristus dalam hidup mereka sehari-hari.
Ketiga, kesatuan dalam kebangkitan. Frasa ini juga mencerminkan keyakinan akan kebangkitan yang akan datang bersama dengan Kristus pada akhir zaman. Orang percaya diyakini akan bangkit bersama dengan-Nya dan memperoleh kehidupan kekal di hadapan Allah. Ini mengungkapkan harapan akan kehidupan kekal dalam persekutuan dengan Kristus di dunia yang baru.
Secara keseluruhan, frasa ini mengajarkan tentang pentingnya mati bagi dosa dan dunia, serta hidup dalam persekutuan dengan Kristus. Ini menekankan bahwa hanya melalui pengalaman mati dan kehidupan baru dalam Kristus, orang percaya dapat memperoleh keselamatan dan kehidupan kekal. Ayat ini juga mengingatkan kita akan komitmen yang diperlukan dalam mengikuti Kristus dan pentingnya hidup yang saleh dan setia dalam persekutuan dengan-Nya.
Apa yang perlu kita renungkan dari nas hari ini? Ada beberapa hal yang perlu direnungkan, yakni:
Pertama, pentingnya mati bagi dosa dan dunia. Pernyataan ini mengingatkan kita akan pentingnya meninggalkan gaya hidup yang dipenuhi oleh dosa dan nilai-nilai dunia. Mati bagi dosa berarti memutuskan hubungan dengan kehidupan yang dikuasai oleh dosa dan mengambil keputusan untuk hidup menurut kehendak Allah.
Kedua, pentingnya hidup baru dalam persekutuan dengan Kristus. Pernyataan ini menekankan janji akan hidup baru yang diberikan oleh Kristus bagi mereka yang mati dengan-Nya. Hidup baru ini melibatkan perubahan batiniah, pemulihan hubungan dengan Allah, dan hidup dalam kuasa Roh Kudus. Kita dipanggil untuk hidup dalam persekutuan yang akrab dan kontinu dengan Kristus, membangun hubungan yang lebih dalam dengan-Nya setiap hari.
Ketiga, pentingnya harapan akan kebangkitan. Pernyataan ini juga menegaskan harapan akan kebangkitan di masa depan. Kita percaya bahwa jika kita mati dengan Kristus, kita akan bangkit bersama dengan-Nya pada saat kedatangan-Nya yang kedua. Ini mengingatkan kita untuk hidup dengan fokus pada realitas kehidupan kekal di hadapan Allah dan mempersiapkan diri kita untuk pertemuan dengan-Nya.
Dalam keseluruhan, pernyataan ini mengajak kita untuk merenungkan pentingnya komitmen yang tulus kepada Kristus, penyerahan diri yang total kepada-Nya, dan hidup dalam persekutuan yang intim dengan-Nya. Hal ini mengajak kita untuk meninggalkan cara hidup yang lama yang didominasi oleh dosa dan hidup dalam keselarasan dengan kehendak Allah, dengan harapan akan kehidupan kekal yang diberikan oleh-Nya. Karena itu, teruslah bersama Yesus, sehingga baik hidup mau pun mati kita tetap bersama-Nya selalu. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN