Renungan hari ini:
BERBAHAGIALAH ORANG YANG SUCI HATINYA
Matius 5:8 (TB) "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah"
Matthew 5:8 (NRSV) "Blessed are the pure in heart, for they will see God”
Kita harus hati-hati membaca teks ini. Orang yang berbahagia itu adalah orang yang suci hatinya bukan orang suci. Berbahagia (Yunani: makarios, artinya sangat diberkati, dan beruntung. Orang yang suci hatinya, yang hatinya bersih, yang hatinya murni, sangat diberkati, berbahagia, beruntung. Kapankah hati kita bisa suci? Hati kita suci setelah ditebus oleh darah Yesus.
Setelah ditebus dengan darah Yesus, hati kita bersih dari dosa-dosa masa lalu. Kita dilahirbarukan, menjadi ciptaan baru, manusia lama lenyap, cinta kebenaran, benci dosa. Banyak kesaksian yang kita dengar, dari orang-orang yang sudah menjadi manusia baru, menjadi muak dengan hidup lamanya. Hati yang sudah bersih harus terus dipelihara supaya tetap bersih. Amsal 4:23 berbicara tentang pemeliharaan hati lebih dari semua yang patut dipelihara sebab dari situlah terpancar kehidupan. Hati yang bersih akan memancarkan kehidupan bagi kita. Karenanya ada usaha dari pihak kita untuk mengutamakan pemeliharaan hati ini. Bukan hanya sekedar tetap bersih tetapi makin bersih, makin suci sampai seperti Kristus. Lebih baik memelihara daripada membetulkan yang rusak. Kita harus selalu siaga terhadap serangan dari luar (serangan iblis, keduniawian), juga dari dalam kita sendiri (kedagingan).
Jadilah orang bijak yang kalau melihat hal yang jahat, bersembunyi dan menghindar (Ams. 22:3). Jangan malah mendekat. Segera sadar ada dosa dalam hati, bersihkan sesegera mungkin, segera dibereskan. Jika ada kotoran dalam hati kita maka segeralah membersihkannya. Ukuran Tuhan adalah “Hari ini” (Ibr. 3:15). Artinya, jika hati kita kotor, maka hari ini segera bersihkan. Lebih dari hari ini akan timbul kekerasan hati. Yerobeam keras hati dalam dosanya, menyembah lembu emas dan membawa seluruh Israel juga berdosa. Tidak mau bertobat sampai akhir hidupnya, Tuhan “membilasnya” seperti kotoran. Sebab itu, jangan keras hati, segera bertobat dan jangan diulang lagi. Tuhan akan menyatakan kemurahan-Nya seperti kepada Daud, dan Manasye. Daud seorang yang rendah hati, ketika ditegur keras oleh nabi Natan, tidak mencari-cari alasan, tetapi mengakui dosanya dan betul-betul menyesal, tidak lagi melakukannya sampai akhir hidupnya. Tetapi Saul, ketika ditegur nabi Samuel, banyak berdalih dan mempertahankan kehormatannya (1Sam.15:30). Supaya hati kita tetap bersih, mutlak perlu pertolongan Roh Kudus (Yoh.14:15-16). Dengan kemampuan kita sendiri yang sangat terbatas, tidak mungkin hidup kudus, lebih-lebih dalam tantangan yang besar di akhir zaman ini. Peperangan rohani akan semakin hebat. Sebab itu Tuhan akan mencurahkan hujan akhir, kelimpahan pekerjaan Roh Kudus, supaya kita menang.
Firman Tuhan adalah pembersih hati yang luar biasa (Ef. 5:26; Yoh. 15:3). Karenaya, kita memerlukan Firman Tuhan dalam segala segi kehidupan kita (tentang nafkah, menghormati orang tua, bergaul, pacaran, nikah, mendidik anak, hidup dengan iman, berkata-kata, melayani Tuhan dengan benar dll). Kelimpahan Firman Tuhan bisa kita dapat dari kotbah, saat teduh (pembacaan secara pribadi), atau Firman Tuhan yang diingatkan Roh Kudus pada saat yang dibutuhkan, lewat peristiwa yang berbicara. Firman Tuhan bisa mencegah kita dari berbuat dosa. Firman Tuhan juga membuat kita mengerti batas yang tegas dan jelas, mana dosa, mana yang suci, mana yang baik, yang berkenan kepada Allah dan mana yang sempurna (Rm. 12:2).
Berdoa dalam Roh dan kebenaran (Yoh. 4:23-24), penting dalam memelihara hati. Mengerti Firman Tuhan sangat baik, tetapi untuk melakukannya, perlu kuasa Roh Kudus, yang kita dapatkan dengan banyak berdoa dalam Roh dan kebenaran. Seringkali pada saat kita berdoa, kesalahan terapung keluar. Tuhan tunjukkan kesalahan apa yang kita perbuat. Kalau Roh Kudus menunjukkan, segera bertobat, dibereskan, masuk jalur Tuhan lagi, kembali dalam posisi Tuhan.
Masalah yang Tuhan izinkan hadir dalam hidup kita, bisa menyadarkan kita. Dalam keadaan senang, semua dalam keadaan nyaman, kita tidak sadar sesuci apa kita. Tuhan tahu betul segi-segi mana yang kurang dalam hidup kita. Tuhan izinkan goncangan terjadi, bagaimana kita bereaksi. Mungkin diri kita dirugikan, mungkin isteri yang kita kasihi diganggu, mungkin anak kita di-bully orang. Orang yang suci hatinya akan mencari kehendak Tuhan lebih sungguh-sungguh, minta hikmat Tuhan, minta pimpinan Tuhan, apa yang harus kita perbuat, tidak dengan melampiaskan kemarahan/kedagingan kita, dengan alasan, memang wajar kalau aku marah, membalas kejahatannya. Cara Tuhan tidak sama dengan cara dunia, bukan alasan yang wajar, tetapi apa kata Tuhan. Tuhan yang akan menyelesaikan dengan baik, kalau mau taat. Andalkan Tuhan yang sangat adil, pembalasan ada dalam tangan Tuhan (Rm. 12:19-21). Raja Yosafat dalam keadaan sangat terhimpit, menghadapi masalah nasional. Tiga bangsa bergabung (Amon, Moab, Meunim) menyerang Yehuda. Yosafat sangat ketakutan dan tidak tahu apa yang harus diperbuat. Yosafat mengambil tindakan yang sangat tepat, makin sungguh-sungguh mencari Tuhan, bahkan menghimbau seluruh rakyatnya untuk berpuasa dan Yehuda mendapat kemenangan besar
Pelayanan yang betul, juga membentuk kita makin suci. Dalam pelayanan diharapkan ada kerja sama yang baik antar sesama pelayan Tuhan, bisa sehati, sepikir, setujuan, sama-sama mengasihi Tuhan. Tetapi tidak bisa dihindari, kadang-kadang terjadi benturan, sebab kita semua belum sempurna. Justru dengan benturan-benturan itu, kalau dihadapi dengan cara Tuhan akan saling memperhalus. Duri-duri yang masih menonjol, dipatahkan.
Jika hati kita sudah suci, maka kita akan melihat Allah. Bukan berarti kita bisa melihat wujud Allah dengan mata jasmani kita, tetapi dengan mata rohani yang celik, bisa melihat karya-Nya dalam hidup kita. Nyata sekali keterlibatan Allah dalam hidup kita, pertolongan-Nya saat kita dalam kesesakan, perlindungan-Nya ketika kita dalam bahaya, berkat-berkat-Nya yang tidak pernah habis, penghiburan-Nya saat kita berduka, memberi kekuatan saat kita lemah, tuntunan-Nya waktu menghadapi jalan buntu dll. Kejutan-kejutan Surgawi dilimpahkan kepada orang yang suci hatinya, nyata sekali Tuhan ada, berinteraksi kuat dalam kehidupan kita yang penuh dengan rutinitas. Tuhan betul-betul sesuatu yang riel. Semakin Allah menyatakan diri-Nya dalam hidup kita, semakin rindu kita untuk menyucikan hati ini dan kita akan semakin bahagia, semakin diberkati limpah, semakin beruntung. Kita dikejar berkat bukan mengejar berkat mati-matian sampai lupa ibadah, bahkan meninggalkan Tuhan, lupa menyucikan diri. Karena itu, teruslah berjuang menyucikan hati kita agar kita mampu melihat Allah. (rsnh)
Selamat berakhir pekan dan besok ke Gereja