Rabu, 01 Februari 2023

Renungan hari ini: “BERBAHAGIALAH ORANG YANG SUCI HATINYA” (Matius 5:8)

 Renungan hari ini:

 

“BERBAHAGIALAH ORANG YANG SUCI HATINYA”


 

Matius 5:8 (TB) "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah"

 

Matthew 5:8 (NET) “Blessed are the pure in heart, for they will see God"

 

Nas hari ini adalah bagian dari Kotbah di Bukit yang disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada orang-orang yang mengikuti Dia. Kata “berbahagialah” dari bahasa aslinya berarti “diberkatilah”. Ya, setiap orang yang suci hatinya adalah orang yang diberkati. Mengapa? Karena mereka akan melihat Allah. Tetapi, apakah mungkin seseorang bisa memiliki hati yang suci? Roma 3:10 berkata bahwa tidak ada seorang pun yang benar di hadapan Allah. Manusia sudah jatuh dalam dosa (Rm. 3:23), dan kecenderungan hatinya adalah menjauh dari Allah. Bagaimana mungkin dapat memiliki hati yang suci?

 

Memang dengan kekuatan kita sendiri, kita tidak mungkin memiliki hati yang suci. Namun ada Roh Kudus yang akan menolong kita. Yang diperlukan adalah menyediakan hati kita untuk dibentuk oleh-Nya dan terus menjaga hati kita. “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” (Ams. 4:23). Kita dapat menjaga hati kita dengan cara menjaga motivasi kita, belajar tulus, dan bersedia ditegur oleh Tuhan.

 

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat memiliki hati yang suci dengan tidak berpikir negatif tentang orang lain, menghargai prestasi sesama rekan sekerja, mendukung orang lain untuk maju. Ketika kita disakiti, kita melepaskan pengampunan. Ketika ada kesempatan untuk berbuat salah dan melakukan hal yang menguntungkan diri sendiri, kita tidak melakukannya.

 

Jika kita mendalami teks ini, maka kita akan menemukan dua hal peting yang harus kita renungkan, yakni:

 

Pertama, hati kita harus suci. Kata Suci (Yunani: katharos) sering dipakai dalam dalam beberapa contoh: 1. Baju yang kotor di cuci hingga bersih. 2. Gandum yang di bersihkan dari sekam-sekamnya dengan batuan angin. 3. Tentara yang terpilih, yaitu mereka yang telah dibersihkan dari tentara yang kurang efesien. 4. Anggur yang murni yang benar-benar tidak mengandung air. Jadi Katharos ini artinya tidak bercampur dengan unsur lain dan sungguh-sungguh murni.

 

Lebih jauh lagi, kata ini  dapat diterjemahkan dengan “berbahagialah orang yang motivasi hatinya tidak bercampur aduk dengan hal-hal lain karena orang yang demikian akan melihat Allah”. Hal penting yang dapat dipelajari adalah kita jarang sekali melakukan hal-hal yang paling baik tanpa motivasi yang campur aduk. Hal ini menunjuk kepada proses untuk terus dimurnikan.

Suci hati tidak dibangun oleh kekuatan manusia. Suci hati pada awalnya dibangun dari kemiskinan rohani yang kita sadari dan miliki (ay. 3). Kemudian dari kedukaan yang digantikan penghiburan (ay. 4), Tuhan yang pasti berbicara tentang peran Roh Kudus. Sehingga bukan kedukaan akibat dari keinginan daging yang bekerja. Lalu “kelemah lembutan” (ay. 5) yang menguasai dunia bukan menurut cara dunia. Tapi karakter serupa Kristus yang terus-menerus membentuk setiap keputusan yang tidak serupa dengan-Nya.

 

Kedua, kita harus mampu melihat Allah. Kata Melihat dalam Bahasa Yunani ada beberapa kata, semisal: (a) Horaoartinya melihat tidak hanya kelihatan namun mampu melihat yang tidak kelihatan. (b) Blepo artinya melihat dengan mata dan (c) Theoreo artinya sedang melihat dengan teliti (Research). Ketika seseorang hatinya murni dan hanya tertuju kepada Tuhan tanpa diikuti motivasi yang lain, maka hatinya akan terus tertuju kepada Tuhan dan kehendak Allah. Sehingga pada akhirnya ia pasti melihat Allah.

 

Melihat Allah terdiri dari 3 elemen, yaitu : 

Ø  melihat Allah melalui visi-Nya. Apapun yang dia kerjakan berujung kepada mencari kehendak Tuhan ( Tuhan dipermuliakan).

Ø  melihat Allah melalui iman. Melangkah dalam ketaatan kepada Tuhan dan terus bergantung kepada Tuhan.

Ø  melihat Tuhan dalam kekekalan. Nanti ketika Yesus datang kedua kali. (mengalami Tuhan muka dengan muka). Dengan demikian, orang yang melihat (Horao) Tuhan adalah orang yang central hidupnya menjadikan Tuhan segala-galanya.

 

Berdasarkan nas hari ini, kita perlu memeriksa hati kita. Sudahkah kita memiliki hati yang tulus, suci dan murni dalam menjalani hidup? Apakah kita sudah melayani dengan tulus ikhlas hanya karena Tuhan dan bukan hal-hal yang memegahkan diri kita sendiri? Pemazmur mengatakan "Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya" (Mzm. 73:1). Sesungguhnya ada berkat-berkat dan perlindungan yang disediakan Tuhan kepada orang-orang yang tulus dan bersih hati. Dasarkanlah segala sesuatu yang kita lakukan dengan hati yang bersih dan tulus, suci dan murni agar kita bisa merasakan kebaikan Tuhan senantiasa menyertai kita. Karena akan sia-sia saja kita berbuat baik dan melayani apabila hati kita masih mengalami polusi dari berbagai limbah yang bukan berasal dari Allah. Munafik akan menerima upah, tulus dan murni pun pasti menerima upah. Tapi upahnya jelas berbeda. Yang mana yang akan kita pilih sungguh tergantung dari bagaimana sikap dan kondisi hati kita. Sungguh tepat jika Salomo pun mengingatkan: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan" (Ams. 4:23). Karena itu, teruslah sucikan hati kita melalui pikiran, motivasi, dan ketulusuan hati agar kita memeroleh kebahagiaan yang dari Allah. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...