Kamis, 13 Mei 2021

Renungan hari ini: “KAMU AKAN MENERIMA KUASA” (Kisah Para Rasul 1:8)

 Renungan hari ini:

 

“KAMU AKAN MENERIMA KUASA”




 

Kisah Para Rasul 1:8 (TB) "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi"

 

Acts 1:8 (NET) "But you will receive power when the Holy Spirit has come upon you, and you will be my witnesses in Jerusalem, and in all Judea and Samaria, and to the farthest parts of the earth”

 

Menerima kuasa sangat dirindukan setiap orang. Dengan kuasa yang dimilikinya maka dia akan memiliki harga diri yang besar dan kuasa itu juga membuat dirinya hebat. Berbicara tentang kuasa maka dalam bahasa Yunani memakai 2 makna, yaitu “Exhosia” berbicara tentang kuasa karena posisi yang di atas atau melampaui; contoh murid-murid yaitu orang yang diutus oleh Tuhan bisa mengusir setan karena memiliki posisi lebih tinggi dari setan. Namun kata “kuasa” dalam Kisah 1:8 ini berbicara tentang kuasa yang diperoleh karena penyertaan. Dan pada waktu Roh Kudus dicurahkan maka kita bukan sedang berjalan dengan orang yang paling berkuasa di dunia ini tetapi kita sedang berjalan dengan Roh Kudus. Jadi kita bisa mengalami kuasa karena ada penyertaan Allah dalam hidup kita. Berbicara tentang kuasa karena penyertaan ini maka dampak yang terjadi pada gereja mula-mula dan orang-orang percaya ada tiga hal yaitu:

 

Pertama, kuasa yang diberikan. Kita akan mengkontraskan antara kuasa yang kita terima dari Roh Kudus dengan kuasa yang ada di menara Babel. Dalam peristiwa Babel, yang mereka terima adalah Kuasa Moral(Kej. 11:1-9). Dalam peritiwa ini kita juga melihat ada sekelompok orang  yang memiliki kuasa yang besar yang disebut dengan kuasa moral. Mereka adalah orang-orang yang disebut dengan pekerja keras, pekerja yang excellence, tim yang solid, komunikator yang ulung, penyemangat rekan, perencana terbaik bahkan dalam pasal ini dikatakan bahwa “tidak ada yang mereka rencanakan yang tidak berhasil”. Mereka adalah orang-orang yang visioner, orang-orang yang ulet dan tidak gampang menyerah dalam segala kesulitan dan penuh dengan keberanian.

 

Tetapi persoalannya adalah bahwa kuasa moral yang mereka pegang maka membuat mereka membuang Tuhan dari tahta-Nya dan kedaulatan-Nya dengan membuat menara sampai ke langit sehingga tidak memerlukan Tuhan. Mereka juga merasa moralnya sudah baik dan merasa tidak perlu standar dari Tuhan. Jadi menara Babel adalah peristiwa yang mengerikan dan paling gelap di mana manusia yang diciptakan Tuhan itu membuang Tuhan yang menciptakannya. Demikian juga hal yang paling gelap dalam hidup kita yaitu ketika kita membuang Tuhan dalam hidup kita. 

 

Sementara kuasa dalam peristiwa Pentakosta adalah Kuasa Injil. Kebalikan dari orang-orang Babel yang memiliki kuasa moral yang luarbiasa maka murid-murid Yesus memiliki hal yang sebaliknya yaitu lemah dalam hal moral seperti; Petrus adalah orang yang egois, tidak berpikir secara dalam, Andreas orang yang suka kerja sendirian, Yakobus anak Zebedeus adalah orang yang suka cari posisi dan punya sifat pembalas, Yohanes anak Zebedeus seorang pemalu, tidak toleran dan mudah tersinggung. Filipus seorang yang tidak teliti, lambat ambil keputusan dan tidak punya inisiatif, Natanael orang yang gampang berprasangka, ragi-ragu, kritis dan negatif. Thomas seorang yang skeptik dan tidak mudah percaya. Matius seorang pemungut cukai yang levelnya sama dengan seorang pelacur. Yakobus anak Alfeus seorang pemungut pajak dan Yudas Iskariot seorang pengkhianat.

 

Kalau dibandingkan dengan orang-orang dari Babel maka murid-murid Yesus adalah sangat jauh kehidupan moralnya. Namun justru kepada orang-orang yang dibuang oleh dunia ini maka Roh Kudus turun. Kalau di Babel maka manusia membuang Tuhan maka di dalam peristiwa Pentakosta itu Tuhan datang dan diam dalam manusia. (Yoh. 14:16 – 17). Kata “menyertai“ di sini memiliki arti diam secara terus menerus. Jadi ketika kita menerima Kristus maka Roh Kudus itu akan diam secara terus menerus dalam kehidupan orang percaya bagaimanapun keadaan mereka. Kalau dalam Perjanjian Lama maka Roh Kudus itu bisa keluar masuk dalam diri seseorang namun dalam Perjanjian Baru maka Roh Kudus akan menetap selama-lamanya pada diri orang percaya.  

 

Kedua, kuasa yang mengubahkan. Pada peristiwa Babel, kita menemukan Kuasa Perseteruan (Kej. 11:1-9).Ketika manusia berusaha mencapai ke langit dengan kuasa moralnya maka yang terjadi adalah perseteruan (Kej. 11: 7). Allah akhirnya turun dan memporakporandakan mereka karena mereka sudah memberontak terhadap Allah. Tetapi ketika peristiwa Pentakosta, kita menerima Kuasa Pendamaian. Kalau di Babel terjadi kuasa perseteruan namun sebaliknya melalui Pentakosta maka terjadilah kuasa pendamaian di mana Roh Kudus yang tinggal dalam kita melakukan suatu proses yang sangat penting yaitu mendamaikan manusia dengan Allah (Yoh. 16:8-9). Roh Kudus itu akan menolong kita untuk mengambil langkah yang sangat penting yaitu percaya kepada Yesus.

  

Ketiga, kuasa yang dialirkan. Peristiwa Babel adalah merupakan proses di mana manusia fokus pada gedungtetapi hari Pentakosta adalah hari di mana Allah berfokus pada orang. Kejadian 11 adalah peristiwa yang berhenti pada Babel dan tidak kemana-mana lagi karena sudah menjadi monumen. Tetapi Pentakosta bukan hari membangun monument tetapi membangun sebuah kegerakan di mana gereja tidak hanya berhenti di Yerusalem namun terus bergerak ke Yudea, Samaria bahkan sampai ke ujung bumi.

 

Dalam Matius 28:18-20, Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

 

Kalau kita mau diselamatkan hanya membutuhkan satu Firman yaitu percaya kepada Yesus maka kita akan diselamatkan. Namun kalau kita mau menjadi orang Kristen yang dewasa dan mau menjadi serupa dengan Kristus maka kita perlu bekerjasama dengan Roh Kudus, membutuhkan semua Firman dan semua kehendak Tuhan dalam hidup kita untuk kita taati. Untuk kita diselamatkan hanya butuh satu pekerjaan yang datang dari Roh Kudus dalam Yesus. Tetapi untuk membawa suatu kegerakan di mana  supaya Firman tersebar ke seluruh dunia maka kita perlu kerjasama secara terus menerus dengan Roh Kudus. Itulah sebabnya gereja jangan berjalan tanpa pemuridan karena gereja yang memuridkan adalah gereja yang sedang bekerjasama dengan roh Kudus untuk membangun kegerakan yang besar. Karena itu, marilah kita pakai kuasa yang kita terima dari Roh Kudus untuk membangun kegerakan menyebarkan Firman Tuhan hingga ke ujung dunia. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...