Rabu, 06 Januari 2021

Renungan hari ini: “BERILAH KEPADA TUHAN KEMULIAAN NAMANYA” (Mazmur 29:2)

 Renungan hari ini:

 

“BERILAH KEPADA TUHAN KEMULIAAN NAMANYA”




 

Mazmur 29:2 (TB) "Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan!"

 

Psalms 29:2 (NET) "Acknowledge the majesty of the Lords reputation! Worship the Lord in holy attire!"

 

Kemuliaan TUHAN adalah hasil dari sifat dan perbuatan-perbuatan-Nya. Ia mulia di dalam karakter-Nya, karena ada sebuah penyimpanan dari segala yang suci, baik, dan indah di dalam TUHAN, sehingga Ia pasti mulia. Perbuatan-perbuatan yang mengalir dari karakter-Nya pun mulia; tetapi ketika Ia berkehendak untuk mewujudkan kebaikan-Nya dalam ciptaan-Nya akan kebaikan, rahmat, dan keadilan-Nya, Ia juga memikirkan bahwa kemuliaan yang diberikan kepada mereka harus diberikan kepada diri-Nya saja. 

 

Begitu juga dalam diri kita, tidak ada yang di dalamnya kita dapat mempermuliakan diri; karena siapa yang membuat kita berbeda dari yang lain? Dan apa yang kita punya yang tidak kita terima dari Allah segala kemurahan? Maka kita seharusnya dengan berhati-hati berjalan dengan rendah hati bersama Tuhan! Ketika kita memuliakan kita sendiri, karena hanya ada satu tempat untuk dimuliakan di alam semesta, kita menempatkan diri kita sendiri sebagai saingan dari yang Sang Maha Tinggi. Haruskah serangga yang hidup satu jam saja memuliakan dirinya sendiri melawan matahari yang telah menghangatkannya sehingga hidup? Haruskah pecahan tanah liat mengagungkan dirinya sendiri mengatasi manusia yang telah membentuknya di atas jentera? Haruskah debu gurun berjuang melawan angin puyuh? Atau tetesan air di lautan bergulat melawan angin ribut? 

 

Kemuliaan itu hanya untuk TUHAN. Itu sebabnya pemazmur mengajak kita untuk memberikan kemuliaan bagi TUHAN. Berikan kepada Tuhan, hai kau orang benar, berikan kepada Tuhan kemuliaan dan kuasa; berikan kepada Allah kehormatan yang menjadi hak nama-Nya. Namun memang, mungkin, salah satu perjuangan yang paling sulit yang dialami orang Kristen dalam hidup adalah mempelajari kalimat berikut—”Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan” (Mzm. 115:1). Inilah pelajaran bagi kita yang selalu Allah ajarkan kepada kita, dan mengajarkan kita terkadang dengan kedisiplinan yang paling menyakitkan. 

 

"Memuliakan" Allah berarti memberi-Nya kemuliaan. Istilah kemuliaan dalam kaitannya dengan Allah dalam Perjanjian Lama mengandung ide kemegahan yang luar biasa. Di dalam Perjanjian Baru, istilah yang diterjemahkan sebagai "kemuliaan" berarti "martabat, kehormatan, pujian dan syukur." Jika kita menggabungkan kedua makna itu, makna memuliakan Allah adalah mengakui kebesaran-Nya dan menghormati-Nya melalui pujian dan penyembahan, karena Ia, dan Ia saja, layak dipuji, dihormati dan disembah. Kemuliaan adalah bagian pokok dari khodrat-Nya, dan kita memuliakan Dia dengan mengakui bagian pokok-Nya itu. 

 

Pertanyaan yang timbul ialah jika Allah memang empunya segala kemuliaan, bagaimana kita dapat "memberi-Nya" kemuliaan? Bagaimana caranya memberi Allah sesuatu yang adalah bagian dari DiriNya? Kuncinya ditemukan dalam 1 Tawarikh 16:28-29, "Berilah kepada Tuhan, hai segala bangsa manusia, berilah kepada Tuhan hormat dan puji. Berilah kepada Tuhan hormat namanya, bawalah akan persembahan dan datanglah kamu menghadap hadirat-Nya; sembah sujudlah kepada Tuhan serta berpakaikan pakaian hari raya yang suci" (versi Terjemahan Lama). Di dalam ayat ini, kita mengamati ada dua tindakan kita yang dapat memuliakan Allah, yakni:

 

Pertama, kita "memberi...hormat dan puji" karena ialah hak-Nya. Tidak ada pihak lain yang layak dipuji dan disembah selayaknya Allah. Yesaya 42:8 mengulangi hal ini: "Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung." 

 

Kedua, kita "bawalah persembahan...dan menghadap" kepada Allah sebagai bagian dari penyembahan yang memuliakan-Nya. Persembahan apakah yang perlu kita bawa, yang memuliakan Dia? Persembahan yang kita berikan kepada Allah dalam megahnya kekudusan-Nya adalah persetujuan, ketaatan, ketundukan, dan pengulangan atribut-Nya. Memuliakan Allah dimulai dengan menyetujui segala sesuatu yang telah Ia firmankan, terutama yang berhubungan dengan Diri-Nya. Memuliakan Allah adalah memuji atribut-Nya - kekudusan, kesetiaan, kemurahan, belas kasih, kasih, kemegahan, kedaulatan, kuasa, dan ke-MahaTahu-anNya - mengulangi dan merenungkannya dalam pikiran kita dan memberi tahu sesama kita tentang satu-satunya jalan kesalaman yang telah Ia sediakan. Karena itu, berilah kemuliaan bagi TUHAN sebab Dia telah melakukan segalanya bagi kita. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...