Selasa, 01 Desember 2020

Renungan hari ini: “BERJALAN DEMI NAMA TUHAN ALLAH” (Mikha 4:5)

 Renungan hari ini:

 

“BERJALAN DEMI NAMA TUHAN ALLAH”




 

Mikha 4:5 (TB) "Biarpun segala bangsa berjalan masing-masing demi nama allahnya, tetapi kita akan berjalan demi nama TUHAN Allah kita untuk selamanya dan seterusnya"

 

Micah 4:5 (NET) "Though all the nations follow their respective gods, we will follow the Lord our God forever”

 

Hidup adalah perjalanan. Kita sedang berjalan menuju kehidupan yang kekal. Hidup di dunia ini adalah sementara. Hidup kekal itu ada di surga. Hidup di dunia ini harus kita jalani demi nama TUHAN Allah. Artinya, hidup kita harus berjalan bersama TUHAN.

 

Timbul pertanyaan kita, bagaiamanakah hidup berjalan bersama Tuhan itu?

 

Pertama, kita harus bersedia datang ke Rumah Tuhan, mendengar pengajaran-Nya dan mentaatinya (ay. 1-2). Sejatinya sebagai umat TUHAN kita harus setia beribadah di Rumah TUHAN (baca: Gereja). Ternyata banyak umat yang datang hanya sebatas rutinitas dan aktifitas belaka, mereka datang tetapi bukan rindu untuk mendengar pengjaran Tuhan melalui pemberitaan Firman-Nya. Ada juga orang yang datang beribadah ke Rumah Tuhan dan mendengar firman Tuhan, namun setelah keluar tempat ibadah mereka tidak memelihara dalam hidupnya;  tidak menjalani dan mentaatinya. 

 

Kedua, kita harus bersedia dipimpin oleh Tuhan sehingga hidup kita penuh damai sejahtera (ay. 3-4). Pada ayat 3 dikatakan, Tuhan akan menjadi hakim, artinya menjadi pemimpin yang memutuskan perkara dengan adil. Bila Tuhan menjadi hakim dan wasit yang memimpin bangsa-bangsa, maka tidak akan ada lagi perang (ay. 3b) tetapi akan ada damai sejahtera bagi bangsa-bangsa (ay. 4). Bercermin dari bagian firman ini, kita melihat da banyak orang merasa berjalan bersama Tuhan, tapi tidak menyerahkan hidupnya dipimpin oleh Tuhan melainkan berjalan sendiri menurut kehendaknya. Bukan yang Tuhan mau tapi yang saya mau sehingga hidupnya bukan dipenuhi damai sejahtera tetapi kebencian, dendam, iri hati, dengki dan berbagai macam kekuatiran. Hidup seperti ini harulah kita hindari.

 

Ketiga, kita harus hidup penuh dengan komitment dan kesetiaan  (ay. 5). Berjalan bersama Tuhan bukan berarti tanpa tantangan dan godaan, karena dalam perjalan hidup yang kita tempuh kita akan selalu diperhadapkan pada orang-orang yang menyembah ilah-ilah lain yang hidupnya mungkin kelihatan lebih makmur, lebih berhasil, lebih bahagia dan lain sebagainya sehingg bisa saja kita tergoda untuk meninggalkan Tuhan dan memperilah yang bukan Tuhan. Tetapi orang yang percaya bahwa pada akhirnya nanti Tuhanlah yang memerintah dunia ini dan mendatangkan damai sejahtera dapat berkata: "Biarpun segala bangsa berjalan masing-masing demi nama allahnya, tetapi kita akan berjalan demi nama TUHAN Allah kita untuk selamanya dan seterusnya. "

 

Berjalan berswama Tuhan ini bisa diibaratkan seperti kita hendak pergi ketempat wisata yang sangat indah: Sebelum berangkat kita harus membawa mobil ke bengkel untuk dicek kelayakannya menempuh perjalanan jauh. kemudian mempersiapkan dan mempelajari peta  atau gps. Lalu selama perjalanan patuhi rambu lalin dan marka jalan. Dalam perjalanan kita juga akan menghadapi jalan rusak, berlumpur, berbatu, naik dan turun, berkelok-kelok, macet dll. Bisa saja kita tergoda untuk tidak meneruskan perjalanan karena melihat tempat-tempat wisata sepanjang jalan yang menggoda dan cukup indah. Namun ketika kita tetap komit dan setia serta taat, maka kita akan tiba di tujuan dengan penuh bahagia, karena ternyata tempat yang kita tuju itu jauh lebih indah dari semua tempat yang pernah kita lihat di perjalanan. Karena itu, marilah setia berjalan bersama TUHAN di sepanjang hidup kita di dunia ini. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...