Renungan hari ini:
“TUHAN MENGANGKAT ORANG HINA DAN MISKIN”
1 Samuel 2:8 (TB) "Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, dan membuat dia memiliki kursi kehormatan. Sebab TUHAN mempunyai alas bumi; dan di atasnya Ia menaruh daratan"
1 Samuel 2:8 (NET) "He lifts the weak from the dust; he raises the poor from the ash heap to seat them with princes and to bestow on them an honored position. The foundations of the earth belong to the Lord, and he has placed the world on them"
Nas hari ini membahas masalah kesenjangan ekonomi. TUHAN tidak ingin umat-Nya hidup dalam kehinaan dan kemiskininan. TUHAN punya rencana agar umat percaya duduk bersama dengan para bangsawan dan memiliki kursi kerhormatan. Hal itu dilakukan TUHAN, sebab Dialah yang empunya alas bumi dan segala isinya.
Jika kita melihat fakta saat ini kesenjangan ekonomi di Indonesia sangat besar. Ada yang mengatakan: 10 persen warga Indonesia menguasai 70 persen kekayaan di Indonesia; 90 persen warga Indonesia memiliki 30 persen kekayaan. Banyak orang miskin dan sedikit orang super kaya. Melihat fakta ini, maka kita dapat menyimpulkan bahwa kita sedang mengalami kesenjangan ekonomi. Kesenjangan ekonomi di sini adalah kekayaan ekonomi yang dibagi secara tidak merata sehingga manusia tidak bisa merasakan kebahagiaan secara bersama-sama.
Dalam sejarah Kitab Suci terlihat jelas bahwa Allah memperhatikan dengan seksama masalah kemiskinan dan kesengsaraan manusia. Allah prihatinkan dan mengecam berlarut-larutnya masalah tersebut. Allah menghendaki supaya kesenjangan ekonomi di pangkas. Dalam Amos 8:4 ditulis bahwa Allah berkata: “Dengarlah ini, kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini”. Pernyataan yang senada juga dijumpai dalam kitab Mazmur 113:7-8 yang menulis: “Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, bersama-sama dengan para bangsawan bangsanya.” Lebih lanjut Alkitab menunjukkan usaha Allah mengikis dan menghapus kesenjangan. Gambaran keadaan umum ekonomi Israel pada jaman Perjanjian Lama berikut kiranya membantu memahami kehendak Allah mengenai masalah kesenjangan ekonomi yang sedang kita bahas.
Sektor ekonomi yang berkembang di Israel antara lain perdagangan, perikanan, peternakan, pertanian, dan wisata keagamaan. Yang paling berkembang dari antara itu adalah pertanian, peternakan dan wisata agama. Produk pertanian yang terkenal antara lain gandum, zaitun dan anggur. Daerah wisata agama yang terkenal dan berkembang adalah Yerusalem dan Gerizim.Ratusan ribu orang mengunjungi dua daerah tersebut secara rutin setiap tahun, seperti ibadah haji yang meningkatkan kunjungan wisata ke Arab Saudi. Pendapatan dari sektor-sektor tersebut menurut para nabi mencukupi untuk keperluan bangsa Israel.
Kembali kepada rasa prihatin dan murka Allah atas tragedi kemiskinan dan kesengsaraan bangsa Israel. Tingkat kemiskinan di Israel tinggi, mereka yang miskin adalah para petani, para pengangguran, buruh, peternak buruh, petani penyewa, petani kecil dan yang sekelompok dengannya. Salah satu penyebab berlarutnya masalah kemiskinan dan kesengsaraan adalah sistem ekonomi yang jahat yang dibuat oleh sekelompok orang yang melukai dan menyengsarakan. Tentang hal ini nabi Amos menulis demikian: “Bilakah bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum dan bilakah hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu, supaya kita membeli orang lemah karena uang dan orang yang miskin karena sepasang kasut; dan menjual terigu rosokan?” (Am. 8:5-6).
Ada orang dan sekelompok orang Israel yang menjadi pelaku ekonomi, yakni para pedagang yang menetapkan harga dan merancang timbangan yang jahat. Bisa dipastikan, para pedagang ini melibatkan pihak-pihak yang mempunyai otoritas untuk memuluskan dan melancarkan praktik bisnis yang jahat. Inilah sistem ekonomi yang mengakibatkan kesenjangan ekonomi semakin lebar. Allah menghendaki supaya sistem perdagangan yang jahat dan menyengsarakan tidak diberlakukan lagi, dan diganti dengan sistem yang baru.
Firman Allah yang dibahas hari ini menerangi kita dalam merenungkan kesenjangan ekonomi di Indonesia. Para pelaku ekonomi di Indonesia, kiranya menyadari akan keprihatinan dan kemurkaan Allah karena adanya kesenjangan ekonomi yang diciptakan oleh sistem ekonomi yang jahat. Kiranya, semua pihak berusaha keras menghentikan sistem ekonomi yang jahat dan menggantinya dengan sistem ekonomi yang bisa mengikis, bahkan menghapus kesenjangan ekonomi. Kiranya upaya Allah mendudukkan orang-orang miskin dan sengsara bersama dengan para bangsawan (Mzm. 113:8) bangsanya, juga menjadi upaya bersama kita, khususnya gereja, di Indonesia. Tuhan memberkati.
Dengan demikian Allah menunjukkan nilai besar kepada orang miskin. Alkitab berkata, "Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia? (Yak. 2: 5). Orang-orang yang menderita dalam kemiskinan sama pentingnya bagi Allah dengan para penguasa bangsa-bangsa. Mereka adalah anak-anak-Nya. Karena itu, mari berjuang melawan kemiskinan agar kita memiliki kebahagiaan bersama. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN