Minggu, 10 April 2022

Renungan hari ini: “PENEBUSKU HIDUP”

 Renungan hari ini:

 

“PENEBUSKU HIDUP”


 

Ayub 19:25 (TB) "Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu" 

 

Job 19:25 (NET) "As for me, I know that my Redeemer lives, and that as the last he will stand upon the earth'

 

Di tengah-tengah penderitaannya, Ayub terus mempertahankan posisinya bahwa dia tidak bersalah. Sahabat-sahabatnya berpikir bahwa Ayub tentu telah berdosa sehingga mengalami penderitaan hebat seperti itu, namun Ayub merasakan bahwa dia secara tidak adil ditinggalkan oleh Allah, dan sekarang dia berseru mohon keadilan. Hasrat hatinya adalah agar seseorang mengakui kebenaran dirinya, meski setelah kematiannya sekali pun. 

 

Dalam tradisi Yahudi, seorang penebus (Ibrani: goel) adalah seorang pembela atau pelindung orang miskin, yang akan membela mereka yang dituduh secara tidak adil, atau seorang penyelamat dari mereka yang kalau tidak ditolong akan dijual sebagai budak belian/hamba sahaya. Misalnya, kalau seseorang akan mati tanpa pewaris/turunan, maka salah seorang sanak keluarganya berkewajiban untuk membeli tanah orang yang akan mati itu dan memperhatikan kesejahteraan janda yang ditinggalkan (lihat Im. 25:47-55). Orang yang membantu itu dinamakan seorang goel. 

 

Meskipun ada tradisi tentang seorang penebus seperti ini, Ayub memandang dirinya berdiri sendiri, tidak punya siapa-siapa. Oleh karena itu dia berseru agar dapat memperoleh keadilan terakhir. Dengan suatu seruan iman di tengah-tengah suatu situasi yang kelihatannya absurd, Ayub berkata: “Tetapi aku tahu: Penebusku hidup” (Ayb. 19:25). Ia tahu bahwa si penebus atau go’el ini akan membela dirinya di depan para pendakwanya. Dia akan dibenarkan oleh si penebus, maka akhirnya dia akan mampu memandang Allah muka ketemu muka. 

 

Mengapa Ayub bisa kuat menghadapi penderitaan yang ada?  Karena Ayub tahu bahwa Tuhan yang dia sembah adalah Sang Penebus hidupnya.  Semua yang terjadi dalam hidupnya, seburuk apa pun jika itu seijin Tuhan, Tuhan pasti sanggup memulihkan...Karena itu Ayub masih bisa berkata,  "Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?"  Dalam kesemuanya itu Ayub harus mengalami proses, ia yakin  "...akan timbul seperti emas."  (Ayb. 23:10).  Itulah sebabnya Ayub tetap mampu bertahan di tengah penderitaan yang dialaminya.

 

Baik iman Ayub maupun kondisi kemanusiaan kita harus dipandang dalam terang Yesus Kristus, Penebus kita yang sejati. Oleh salib-Nya, Dia telah menyelamatkan kita dari kuasa maut. Sekarang setelah bangkit dalam kemuliaan, Ia berdiri bersama kita di hadapan pendakwa kita. Ia membela dan mendukung kita. Oleh darah-Nya sendiri, Dia telah menebus kita dari dosa dan membuat kita benar di hadapan Allah. Kita tidak dibuang atau ditinggalkan, karena Yesus senantiasa bersama kita. 

 

Walaupun kita tidak senantiasa memahami rencana Allah, kita selalu dapat hidup dalam pengharapan bahwa kita akan berdiri di hadapan Allah dan melihat Dia dalam kemuliaan dan keagungan-Nya. Apa yang sekarang kita lihat sebagai gambaran yang samar-samar, pada hari itu akan bersinar terang penuh kemuliaan (lih. 1 Kor. 13:12). Karena itu, kita pun dapat mengatakan: “Aku tahu: Penebusku hidup” (Ayb. 19:25), dan dengan penuh keyakinan menghadapi situasi  apa pun yang akan kita jumpai dan gumuli kelak. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...