Senin, 02 Maret 2020

Renungan hari ini: KETAATAN MUSA DIUJI

Renungan hari ini:

KETAATAN MUSA DIUJI



Bilangan 20:9 (TB) "Lalu Musa mengambil tongkat itu dari hadapan TUHAN, seperti yang diperintahkan-Nya kepadanya"

Numbers 20:9 (NET) "So Moses took the staff from before the Lord, just as he commanded him”

Nas yang kita baca pagi ini merupakan bagian dari perikop “Dosa Mudan dan Harun” (LAI). Perikop ini bercerita mengenai Musa yang menghadapi umat Israel yang selalu bersungut-sungut untuk meminta air. TUHAN memerintahkan Musa untuk berbicara kepada gunung batu agar air keluar, tetapi Musa malahan memukul batu itu dua kali. Inilah respons Musa yang kurang tepat dan membuat dia mendapat hukuman ALLAH bahwa dia tidak bisa memasuki Tanah Kanaan.

Apa yang menyebabkan Musa tidak sampai ke Tanah Perjanjian?
Pertama, Musa berespon salah ketika bangsa Israel bersungut-sungut (Bil. 20:2-13). Respon Musa ketika menghadapi bangsa Israel yang bersungut-sungut adalah salah, kesalahannya adalah karena dia tidak mendengarkan apa yang Tuhan katakan. Tuhan mengatakan agar Musa hanya memerintahkan kepada batu itu untuk mengeluarkan air namun Musa malah memukul batu itu. Tuhan menjadi marah dan mengatakan bahwa Musa dan Harun tidak percaya kepada-Nya dan tidak menghormati kekudusan Tuhan di depan bangsa Israel sehingga Musa tidak akan sampai masuk ke dalam tanah perjanjian. Dalam kitab 1 Korintus 10:4, batu yang dimaksud adalah batu karang yaitu Kristus sendiri.

Kedua, karena Musa tidak menjaga hatinya. Kenapa Musa marah kepada bangsa Israel sehingga membuat dia tidak bisa masuk ke dalam tanah perjanjian? Karena Musa tidak menjaga hatinya. Mereka menggusarkan Dia dekat air Meriba, sehingga Musa kena celaka karena mereka; sebab mereka memahitkan hatinya, sehingga ia teledor dengan kata-katanya (Mzm. 106:32-33). Orang yang terluka hatinya akan membuat kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak baik dan apa yang diperbuat menjadi salah dan menyakiti orang lain. Oleh karena itu, hati-hati dengan hati kita. Hati kita perlu untuk dijaga dengan sungguh-sungguh, agar apa yang terpancar melalui perbuatan kita menjadi baik dan memberkati orang lain.

Ketika masalah dan kekecewaan datang perbanyaklah melepas pengampunan. Mengampuni lebih baik daripada meluapkan kemarahan. Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan (Ams. 4:23). Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya" (Luk. 6:45)

Hati jika diisi dengan hal yang jahat maka yang keluar adalah yang jahat. Ketika bangsa Israel marah kepada Musa dan bersungut-sungut, Musa menyimpan semuanya dalam hati dan menjadi marah serta sakit hati sehingga pada akhirnya dia tidak masuk ke dalam Tanah Perjanjian. Sebaliknya adalah jika hati diisi dengan hal yang baik maka yang keluar juga merupakan hal-hal yang baik. Mari kita menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan agar dari situ terpancar kehidupan. Karena itu, tetaplah setia dan taat kepada Firman dan perintah TUHAN agar hidup kita tidak mengalami murka ALLAH. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...