Kamis, 29 Desember 2022

Renungan hari ini: “KASIH KARUNIA TUHAN YESUS MENYERTAI KITA” (Wahyu 22:21)

 Renungan hari ini:

 

“KASIH KARUNIA TUHAN YESUS MENYERTAI KITA”


 

Wahyu 22:21 (TB) "Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin" 

 

Revelation 22:21 (NET) "The grace of the Lord Jesus be with all"

 

Kasih karunia dicurahkan Allah kepada semua manusia tanpa terkecuali bagaikan matahari yang bersinar menerangi bumi mengalahkan kegelapan. Tetapi tidak semua orang menyadari bahwa kasih karunia yang begitu besar itu memang disediakan bagi mereka. Akibatnya mereka tidak memiliki cukup "jendela" iman untuk menerima kasih karunia itu masuk ke dalam diri mereka. Banyak manusia memang tidak menyadari hal ini. Para rasul mengerti akan hal itu, itulah sebabnya para rasul bergerak kemana-mana mewartakan Kabar Baik mengenai kasih karunia ini dengan tidak memedulikan diri mereka sekalipun. Lihatlah apa kata Paulus dalam perpisahan yang mengharukan dengan para penatua di Efesus. "Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah" (Kis. 20:24). Kasih karunia merupakan sebuah kabar penting dalam pemberitaan Injil, sehingga kita melihat Paulus menuliskan mengenai kasih karunia ini dalam semua surat-suratnya. Bahkan ayat terakhir dalam Injil pun menyebutkan tentang kasih karunia. "Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin" (Why. 22:21). 

 

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan kasih karunia? Kasih karunia adalah kasih yang seharusnya tidak layak kita terima, tetapi diberikan Tuhan kepada kita sebagai sebuah anugerah. Yohanes menggambarkannya seperti ini: "Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita" (1 Yoh. 4:10). Kita diberikan keselamatan lewat Yesus yang menebus kita semua dengan lunas bukan karena kita baik, tetapi karena kasih karunia. Gambaran dari kasih karunia Bapa kepada kita ini tergambar jelas dari perumpamaan tentang anak yang hilang yang tertulis dalam Lukas 15:11-32. Kita tahu apa yang dilakukan oleh si anak bungsu sudah sangat keterlaluan. Ia meminta harta warisan ketika ayahnya masih hidup, kemudian menghabiskannya dengan berfoya-foya. Setelah seluruhnya ludes, ia pun hidup melarat, begitu melarat bahkan sampai terpaksa makan sisa ampas makanan babi. Ia pun kemudian menyesal. "Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa" (Luk. 15:17-19). Ia tahu bahwa ia berdosa, dan karena dosa itu seharusnya ia tidak layak lagi atas apapun. Bahkan apabila bisa menjadi seorang upahan saja itu sudah beruntung. Lalu ia pun memutuskan untuk kembali kepada bapanya. Ternyata kedatangannya itu sudah ditunggu-tunggu oleh sang ayah. Alkitab menggambarkannya dengan begitu indah: "Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia" (ay 20). Kita dapat membayangkan sang ayah terus menanti kepulangan anaknya dengan terus memandang jauh ke depan. Ia terus menanti, dan menanti, hingga akhirnya ia melihat sosok sang anak di kejauhan. Lihat apa yang dilakukan sang ayah. Ia tidak sekedar menanti hingga anaknya sampai, ia berlari menyambut anaknya. Ia tidak menyiapkan hukuman atau memukuli anaknya, tetapi ia segera merangkul dan mencium. Bahkan sang ayah pun menyiapkan jubah terbaik, cincin, sepatu dan sebuah pesta besar. Anak bungsu itu sudah berdosa dan tidak layak, namun kasih sang ayah yang begitu besar memberikan penyambutan yang begitu indah. Inilah gambaran sebuah kasih karunia, kasih yang sebenarnya tidak layak kita terima tetapi diberikan oleh Tuhan karena Dia sungguh mengasihi kita.

 

Kasih karunia memberikan kita kuasa untuk melakukan banyak hal. Para rasul melakukan banyak hal yang ajaib dalam pelayanan mereka, dan semua itu mereka peroleh lewat kasih karunia yang melimpah-limpah (Kis. 4:33). Di dalam kasih karunia ada kekuatan (2 Tim. 2:1), dan tentu saja dalam kasih karunia kita diselamatkan oleh iman (Ef. 2:8). Semua ini sudah diberikan Tuhan kepada semua orang termasuk Saudara dan saya.

 

Kasih karunia adalah kebaikan hati Allah yang tanpa pamrih. Walaupun kita adalah orang-orang berdosa yang sebenarnya harus dihukum, tetapi Allah dalam Yesus Kristus memandang kita dengan kasih-Nya dan belas kasihan-Nya, sehingga Ia memberikan pengampunan kepada kita yang percaya kepada-Nya. Kemudian kasih karunia Allah juga berarti kuasa Allah yang memberikan berkat & kekuatan. Artinya kasih karunia-Nya bukan saja hanya membuat kita diterima sebagai anggota keluarga Allah, tetapi juga memberikan apa yang kita perlukan untuk hidup dalam menjalani kehidupan mengikuti teladan Tuhan Yesus (2 Ptr. 1:3) 

 

Sesuai dengan pesan-pesan Tuhan dalam Alkitab, ada dua ayat yang menunjukan aspek kasih karunia dari Allah yang ada dalam setiap orang percaya kepada Tuhan Yesus yaitu: 

 

Pertama, Kebaikan Allah yang tanpa pamrih. Dalam kitab Efesus 2:8-9 dikatakan, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” Jika keselamatan tergantung pada kemampuan dan kekuatan manusia, maka semua manusia akan binasa, sebab tidak ada seorang pun yang bisa mencapai standar kesempurnaan Allah. Tetapi karena keselamatan itu adalah oleh kasih karunia Allah, maka setiap orang memiliki harapan untuk terbebas dari hukuman kekal. Kebenaran inilah yang bisa membuat manusia sadar dan tidak menjadi sombong. 

 

Kedua, Kekuatan Allah yang memberi kekuatan. Dalam kitab 2 Korintus 2:1 dikatakan, “Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus”. Keselamatan bukan saja pemberian Allah tanpa pamrih, tetapi juga adalah kekuatan Allah yang dinyatakan, sebab hanya dengan demikian hidup kita dapat diubahkan dan dapat tetap teguh percaya kepada Tuhan sampai kesudahannya. Oleh kasih karunia Allah dalam Kristus Yesus, kita yang tadinya hamba dosa, sekarang menjadi hamba kebenaran; kita yang tadinya adalah seteru Allah, sekarang didamaikan dengan Allah oleh kematian Yesus Kristus anak-Nya; kita yang seharusnya binasa, sekarang beroleh hidup yang kekal. 

 

Pesan Firman Tuhan hari ini adalah untuk menyadarkan kita bahwa yang perlu kita syukuri dan hargai dalam segala keadaan hidup kita sebagai pengikut Yesus adalah kasih karunia Allah. Kasih karunialah yang membuat kita bertumbuh dan menjadi kuat dalam menghadapi segala sesuatu dan tidak goyah imannya (2 Kor. 12:9-10). 

 

Meskipun ini ayat terakhir dalam Alkitab, tetapi ayat ini tidak akan pernah berakhir dalam hidup kita. Sekarang, yang Tuhan inginkan untuk kita lakukan sangatlah sederhana. Siapkan hati kita dengan membukanya dan menerima segenap berkat Tuhan, juga anugerah melimpah di akhir tahun ini. Kita hampir merampungkan perjalanan kehidupan kita 2022 dengan mujizat dan kita pun akan berharap TUHAN memberikan kesempatan bagi kita untuk memasuki dan megawali peziarahan iman dan kehidupan kita pada 2023 yang akan datang mengandalkan kasih karunia Tuhan Yesus. Karena itu, kiranya kasih karunia, berkat, perlindungan, dan damai sejahtera semakin ditambahkan-tambahkan dalam hidup kita semua. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...