Minggu, 17 Juni 2018

Renungan hari ini: BERSERU KEPADA TUHAN

Renungan hari ini: 

BERSERU KEPADA TUHAN



2 Samuel 22:7 (TB) "Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berseru. Dan Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong masuk ke telinga-Nya" 

2 Samuel 22:7 (NRSV) "In my distress I called upon the LORD; to my God I called. From his temple he heard my voice, and my cry came to his ears” 

Berseru merupakan ungkapan doa yang aktif dan dapat didengar. Bahasa Ibrani untuk berseru adalah Qara artinya berteriak atau menjerit. Bahasa Yunaninya adalah Kaleo artinya memanggil nama seseorang.  Doa dengan berseru merupakan doa yang dibawakan seseorang kepada Tuhan dengan segenap hati, jelas dan terperinci terkadang disertai dengan erangan dan cucuran air mata. Ada beberapa contoh: kuasa dalam berseru. 

Ada banyak kisah orang berseru kepada TUHAN dalam Kitab Suci. Misalnya, orang Israel berseru-seru, berteriak, mengerang kepada Tuhan karena perbudakan Mesir, Allah mendengar seruan mereka dan memberikan janji kelepasan dan sebuah Tanah Perjanjian (Kel. 2:23-24, 3:7-9). Hana berseru, berteriak, mengerang, menangis kepada Tuhan untuk minta seorang anak, Allah mengingat seruan doanya. Allah bukan saja memberikannya seorang anak tetapi seorang Nabi Besar untuk Israel yaitu Samuel (1Sam. 1:8-13). Bartimeus, Pengemis buta di Yerikho berseru-seru kepada Tuhan, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Seruan Bartimeus menghentikan derap langkah kaki Tuhan. Lalu Tuhan menjawab seruan Bartimeus dengan menanyakan, “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat?” Jawab Bartimeus, “Rabuni, Supaya aku dapat melihat.” Dan Yesus bukan hanya menyembuhkan tetapi juga menyelamatkan hidupnya (Mrk. 10:46-52.

Dalam nas hari ini Daud pun berseru kepada TUHAN. Daud berseru agar TUHAN melepaskannya dari musuhnya. Daud berkata, “... dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, ... Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, ....” Pertolongan Allah kemudian dipaparkan sebagai tindakan aktif, melalui peristiwa alam, menyelamatkan hamba-Nya. Allah mengendalikan alam ini untuk melindungi hamba-Nya dari para musuh. Ia sadar pertolongan Allah kepada dirinya, semata anugerah. Maka, ia pun merespons anugerah itu dengan menjaga hidup berkenan kepada-Nya. 

Pertanyaan kita sekarang adalah Bagaimanakah seruan kita dapat memiliki kuasa?

Pertama,kita harus mengenal dan dikenal oleh Allah (Kel. 2:24). Allah mendengar seruan orang-orang Israel di Mesir oleh karena Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub. Allah mengenal mereka oleh karena Allah mengikat perjanjian dengan nenek moyang mereka. Oleh karena ada ikatan perjanjian, Allah bertanggung jawab untuk mendengar dan menjawab seruan orang Israel. Bukankah Allah mengenal kita melalui Yesus Kristus? 

Kedua,kita harus bersyafaat bagi orang lain. Doa adalah menyatakan kebutuhan kita kepada Tuhan. Syafaat adalah menyatakan kebutuhan orang lain kepada Tuhan. Melalui syafaat, Anda mulai mendoakan segala macam kebutuhan orang lain sampai Tuhan memberikan jawaban-Nya atas doa kita. Fondasi syafaat adalah roh belas kasihan yang lahir dari keintiman dengan Tuhan secara pribadi. Anda tidak dapat bersyafaat sebelum Anda memiliki kemampuan untuk mengenali dan merasakan kebutuhan [penderitaan] orang lain. Artinya, kita bersyafaat setelah kita membangun keintiman pribadi dengan Tuhan. Tetapi yang jelas saat kita bersyaafaat untuk orang lain, kebutuhan kitapun akan dipenuhi Tuhan.

Ketiga,kita harus melakukan Invasi. Invasi merupakan penyerangan untuk merebut dan menduduki wilayah kekuasaan musuh [kerajaan Iblis]. Invasi dilakukan dalam beberapa bentuk tindakan seperti yang dilakukan Tuhan Yesus ketika Ia melayani di dunia ini (Mrk. 1:29-45).Senjata peperangan kita adalah senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah yaitu berupa Darah Yesus; firman Allah dan Nama Yesus. Tujuan dari invasi adalah menghasilkan pertobatan sejati yang berdampak kepada transformasi kota-kota dan bangsa. Doa kita adalah doa peperangan yang bersifat menerobos dan merebut. Jiwa2 harus direbut dalam doa kita. Mereka harus dilepaskan terlebih dahulu dari cengkeraman iblis supaya dapat diselamatkan.

Fungsi mazmur ini bagi Daud ialah berterima kasih kepada Tuhan sehingga beroleh hati bijaksana. Juga agar beroleh kekuatan dalam menapaki kehidupan. Selain itu, bersaksi supaya orang yang mendengarkan atau melantunkan mazmur ini dapat memperoleh kekuatan hidup. Sudahkah kita menghitung berkat pertolongan Tuhan? Hitunglah, dan saksikanlah, maka kita akan memperoleh kekuatan hidup bagi diri sendiri dan juga memberikan kekuatan hidup bagi orang lain! Karena itu, berserulah kepada TUHAN saat kita mengalami kesesakan dan penderitaan maka TUHAN akan menolong dan melepaskan kita. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...